Fakhrizal Pemimpin ‘Mambasuik’ dari Bumi, Baliho dan Spanduk Dibiayai Simpatisan

oleh -2,960 views
oleh
2,960 views
Irjen Pol Fakhrizal.

Catatan:
Yulizal Yunus

BALIHO-baliho, spanduk-spanduk dan foto-foto bertebaran dan terpasang di hampir semua wilayah Sumatera Barat. Bukan sekedar itu, tetapi ada makna terdalam, adalah pernyataan simpati dan harap dari berbagai kalang dan unsur masyarakat bawah, menengah dan atas terutama dari unsur relawan, sahabat dan simpatisan komunitas lainnya, agar Fakhrizal, Jenderal Polisi berbintang dua nan kini Kapolda Sumatera Barat itu mantap bersedia maju menjadi orang nomor satu di Sumatera Barat 2020.

Semua inisiatif mereka dan dihiasi pula dengan baliho dan spanduk “Polsek” sebagai bagian sosialisasi membentuk budaya hukum kamtibmas termasuk ajakan keteladanan dalam tertib lalu lintas. Hal itu terungkap dan te-record dari berbagai pandangan masyarakat adat – datuk penghulu serta bundo kanduang, ulama, cadiak pandai serta generasi muda dan berbagai komunitas di ranah – rantau Sumatera Barat.
Dorongan agar Fakhrizal maju menjadi orang nomor satu di Sumbar itu banyak faktornya, Fakhrizal pemimpin nan ‘mambasuik’ dari bumi.

Terlebih, karena dukungan mengalir dari banyak unsur. Terutama unsur ulama, tokoh adat datuk penghulu serta bundo kanduang, cadik pandai serta para pemuda, PNS dan LSM serta komunitas lainnya. Artinya dukungan berpangkal dari akar rumput. Diperkuat pula berbagai lapisan yang bersimpati dan yang berharap agar Fakrizal kelahiran Bukittinggi dan besar di Padang itu, seperti FSB (Forum Sumbar Bersatu) dinakhodai Mahyusil Rahmat yang beranggota unsur ulama dan tokoh daerah memberi dukungan penuh seperti dilansir Kantor Berita Antara (7 Oktober).

Alasan utama dukungan semua kalangan unsur masyarakat sumatera Barat tadi karena Fakhrizal terbetik dari berbagai unsur pula, di samping kesantunannya, tanpa mengurangi ketegasan dalam menegakkan hukum dan membudayakan keteladanan dalam Kamtibmas dan penegakkan hukum, ia juga mau, kalau maju berada di atas semua golongan, netral dan atau tidak berpihak. Hanya berpihak kepada kepentingan lebih besar yakni kata kuncinya “Sumatera Barat”.

Artinya kalau boleh dan Isnya Allah terujud, Irjen Pol Fakhrizal maju independen, atas dasar dukung para simpatisan dan yang berharap hendak bersama-sama memajukan Sumatera Barat.

Muncullah, mereka ingin bersatu untuk Sumbar Maju, seperti simpatisan yang mengambil motto SAFA (Sahabat Fakhrizal). Sumbar dimajukan dengan energi pemerintahan bersahabat mengambil ilham “Nabi SAW pun dalam memajukan umat memaknai energi sahabat”. Dengan rasa persahabatan dan kekeluargaan serta semangat gotong royong sebagai bagian identitas yang pernah melekat pada bangsa ini, kembali dikembangkan dalam membangun mengisi kemerdekaan dan kedamaian yang abadi.

Merespon dukungan semua unsur dan motivasi yang dirasakan maka muncul, para relawan di setiap daerah dan membangun Posko pada setiap kawasan mereka. Terkesan bukan sekedar harapan pada maunya maju Fakhrizal, tetapi benar-benar bersimpati serta memberikan dukungan penuh. Di antaranya relawan GRIF (Gerakan Relawan Irjen Fakhrizal) di Padang Panjang dengan berbagai baliho dan spanduknya, Relawan Pesisir Selatan dengan baliho dan spanduk yang berbasis posko, REFA’S (Relawan Fakhrizal Siap) di Luak Limo Puluh Koto bertebaran pula baliho dan spanduknya secara spontan. Juga Gard F (Garis Depan Fakhrizal).

Demikian para simpatisan lainnya di berbagai penjuru yang muncul secara suka rela mendukung Fakhrizal. Bahkan setiap Fakhrizal berkunjung dalam kerangka kedinasannya sebagai Kapolda Sumatera Barat memberi sambutan berbagai event dan kegiatan bakti sosial dan kesehatan masyarakat Polri seperti kitanan masal dan pengobatan gratis, disambut ramai dan dielu-elu masyarakat simpatisannya.

Sangat fenomenal memang, simpati dukungan diberikan kepada Fakhrizal di banyak kawasan. Secara signifikan dukungan meningkat sebagai indikator elektabilitas. Dinamika pun menjadi lebih baik dan dinamis – kondusif.

Peningkatan dukungan dan dorongan maju menjadi bakal calon Gubernur Sumbar pasca Irwan Prayitno sangat faktual berbasis fakta dan data. Kalau sebelumnya Prokabar untuk 10 bakal calon, mencatat keunggulan Fakhrizal 37.26 %. Terakhir masih untuk 10 bakal calon disurvey lagi oleh Lembaga Pengabdi Masyarakat (LPM) Padang, meningkat menjadi menjadi 47%. Dari responden 1.750 orang dari semua unsur di Kab/ Kota, 76 % tertarik dan bersimpati mendukung Fakhrizal.

Mereka tertarik kepada Fakhrizal adalah karena kualitas dan kepemimpinannya lembut tapi tak mengurangi ketegasannya, berakar ke bawah dan berpucuk ke atas, karena memang berpengalaman bertugas di Pusat Pemerintahan Negara – Jakarta.

Kebawah dalam melakukan pelayanan Kamtibmas dan hukum Fakhrizal sebagai Kapolda Sumbar terbuka menerima dan menjumpai Toma (tokoh masyarakat akademik di pergurun tinggi dan masyarakat tradisi, cadiak pandai serta generasi muda) dan pemerintahan (PNS), Toga (tokoh agama) dan Todat (tokoh adat datuk penghulu serta bundo kandungan) dalam semua fungsi dan peranan di wirabraja, wiratama dan wiraswasta. Ia pun memberi penghargaan bagi yang terbuka mengembangkan informasi peningkatan keteladan kamtibmas, termasuk kepada jajarannya di Polres.

Terakhir ia memberi penghargaan kepada AKBP Cepi Noval, S.Ik mantan Kapolres Kota Padang Panjang yang mutasi ke Kapolres Pesisir Selatan, di samping dua lainnya AKBP Dony Setiawan dan Kompol Yusep Dwi Prasetya. Penghargaan Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Fakhrizal untuk Cepi adalah sebagai “Polisi Teladan Penggerak Revolusi Mental dan Pelopor Tertib Sosial di Ruang Publik” dalam kerangka memberikan pelayanan masyarakat, perlindungan dan pengayoman.

Karena pelayananannya yang akomodatif dan diberitakan media masa (cetak dan elektronik) ia bukan sekedar dikenal sebagai Kapolda jenderal polisi berbintang dua, tetapi sudah berada di hati masyarakat berharap maju memimpin Sumbar ke depan.

Dari hasil survey LPM tadi diterbukti media masa efektif 32 % sebagai Sumber informasi mengenal Fakhrizal di samping perjumpaan dalam mengenal dan memikat ketertarikan mereka kepadanya. (analisa (1711).