Festival Pamalayu 2022 Sukses Jadi Acuan Di Daerah Hilir Batanghari

oleh -258 views
oleh
258 views
Sukses... Festival Pamalayu berakhir jadi acuan geliat semua sektor di delapan daerah aliran Sungai Batanghari.(minfo-dms)

Dharmasraya – Puncak Acara Festival Pamalayu Kenduri Suarnabhumi 2022 digelar hari ini, Selasa 23/8-2022.

Rangkaian kegiatan penutupan dihadiri ribuan orang yang datang dari berbagai penjuru negeri. Masyarakat dua provinsi, yakni Sumatera Barat dan Jambi tumpah ruah bersama gubernur dan 8 bupati dan walikota di Situs Sejarah, Komplek Candi Pulau Sawah, Siguntur, Dharmasraya.

Kenduri besar digagas Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuantu Kerajaan itu telah berlangsung dari 18 Agustus 2022, tidak hanya menjadi magnet bagi para pejabat, akan tetapi menyedot perhatian ratusan jurnalis media lokal maupun media terbitan Jakarta.

Puluhan influencer sengaja datang untuk membuat konten di media sosialnya. Tak terbilang para ahli dan pemerhati sejarah turut menjambangi Bumi Malayu Dharmasraya selama perhelatan berlangsung.

250 perahu mengangkut tetamu penting dari jembatan Sungai Dareh menuju lokasi acara, sebagai gambaran aktivitas Batanghari sebagai sarana transportasi utama di masa lalu. Arung Pamalayu, begitu rangkaian ini dinamakan.

Sutan Riska, sang inisiator, nampak begitu puas dengan suksesnya festival edisi kedua ini. Rona bahagia senantiasa memancar di wajahnya. Rangkaian kegiatan selama seminggu ini, mulai dari expo, seminar, pentas seni, sekolah lapangan ekskavasi, terakhir Arung Pamalayu dan semua kegiatan selalu dipadati pengunjung.

Ekonomi-pun turut bergerak olehnya. Uang yang berputar diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah perharinya. Puluhan UMKM binaan Pemkab Dharmasraya turut memamerkan dan menjajakan produknya. Tak terkecuali ratusan pedagang keliling yang datang dari penjuru Dharmasraya ikut ketiban rezeki Pamalayu.

Itu belum dihitung yang mendapat ketiban berkah dari usaha-usaha di luar lokasi. Kabarnya, okupasi hotel dan penginapan di Dharmasraya selama minggu ini hampir 100 persen. Belum lagi rumah makan dan restoran sepanjang lintas Sumatera Dharmasraya yang laris dagangannya. Selain itu ada percetakan dan sablon yang juga ramai order selama kegiatan berlangsung.

Dengan bergabungnya Dirjen Kebudayaan Kemendikud & Ristek, tanggungjawab mensukseskan tahun ini menjadi lebih besar. Apalagi kegiatan di hulu sungai ini, akan menjadi acuan sukses bagi 7 Pemda di hilir Batanghari yang melaksanakan helat serupa. Akan tetapi selain membludaknya pengunjung dan bergeraknya ekonomi masyarakat, hadirnya sejumlah petinggi, sukses acara rasanya semakin lengkap.

Tampak hadir dalam kegiatan Arung Pamalayu, Dirjen Kebudayaan, Hilman Farid, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, Gubernur Jambi, Al Haris, Bupati Tebo, Bupati Tanjung Jabung Timur, Ketua Bundo Kandung Sumatera Barat, Prof. Raudha Tayib, Ketua LKAM Kabupaten Dharmasraya, Ketua MUI, Hasan Jaini, Kepala Balai Sungai, Kepala Balai Jalan, Ketua DPRD Dharmasraya, Pariyanto, Kapolres, Dandim, Unsur Forkopimda, Alim Ulama, Tokoh masyarakat.

Sutan Riska mengakatan Festival Pamalayu ini bukan hanya sekedar belajar peradaban saja, akan tetapi bagaimana caranya untuk mejaga lingkungan, sosial budaya juga harus diperkuat.

“Suatu komitmen kita untuk selalu menjaga kelestarian Batanghari dari hulu sampai hilirnya. Ada 8 kabupaten kota dan dua provinsi yang dialiri oleh aliran sungai Batanghari, dan merupakan salah satu sungai terpanjang di Indonesia sepanjang 730 km. Kami perlu kerja sama yang kuat dan kongkrit,” ujar Sutan Riska

Ia mengaku selama kegiatan, anak-anak sekolah SD, SMP dan SMA se Dharmasraya di bawa sekolah lapangan. Belajar bagaimana cara mengali dan mengenal lebih dalam tentang cerita Festival Pamalayu.

“Karena sejarah yang ada di Dharmasraya, bukan sekedar cerita rakyat. Akan tetapi cerita yang benar-benar terjadi, dan ini diungkapkan oleh para sejarahwan, arkeolog dan yang berkopenten di bidang sejarah, dan kita tidak membelokkan sejarah yang ada,” terangnya.

Sutan Riska juga berharap dengan semangat Festival Pamalayu menjadi kekuatan bagi pemerintah untuk membuat destinasi wisata baru di Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi. Sehinga dapat mempertahankan budaya, peradaban dan adat yang sudah ada, agar tidak akan hilang oleh perubahan zaman yang saat ini cepat sekali berkembang.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Dirjen, karena telah memberikan perhatian yang sangat luar biasa atas pelaksanaan Festival Pamalayu ini” jelasnya lagi.

Sukses helat kedua ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi dan Al Haris, sejawatnya dari Jambi sepakat dengan dampak positif dengan kegiatan.

“Suatu langkah yang tepat yang dilakukan oleh Bupati Dharmasraya pada hari ini, karena peradaban dan segala yang kita butuhkan untuk kehidupan kita umumnya berasal dari perairan. Baik itu berasal dari laut ataupun dari sungai. Untuk itu sangat tepat sekali adanya kegiatan pada hari ini, untuk mengajak masyarakat kembali mengenal, mengali dan mengetahui peradaban yang ada. Kita berharap agar masyarakat dapat mencintai dan melestarikan aliran sungai Batanghari,” kata Mahyeldi.

Sedang Al Haris mengungkit kembali hubungan yang sangat luar biasa antara Jambi dengan Sumatera Barat yakni keterikatan dengan Sungai Batanghari. Oleh karena itu menurutnya mengkaji kembali peradaban Batanghari merupakan kegiatan positif untuk mempererat tali persaudaraan masyarakat di dua kawasan.

“Kita berharap dengan adanya kegiatan ini, maka kita bisa memberikan sebuah narasi kepada seluruh generasi muda yang ada untuk lebih dalam mengenal peradaban sejarah Sungai Batanghari. Bukan hanya sekedar mengetahui bahwa di Dharmasraya ataupun di Muaro Jambi ada sebuah candi. Akan tetapi, mereka lebih dalam mengetahui sebuah sejarah tentang peradabannya,” kata Al Haris.

Dalam kesempatan itu, Dirjen Kebudayaan, Hilman Farid menyerahkan miniatur perahu kepada Sutan Riska sebagai tanda mata atas suksesnya helat nasional di bumi Dharmasraya.(*yan)