Festival Pamalayu Pintu Menjemput Nilai Tua, Sutan Riska: Seruan Damai dari Tanah Malayu

oleh -639 views
oleh
639 views
Bupati Dharmasraya Sutan Riska koarkan Festival Pamalayu di Jakarta, Kamis 22/8 (foto: hns-dms)

Jakarta,—Keprehatinan terhadap melunturnya nilai nilai persahabatan, kasih sayang, sopan santun dan nilai nilai luhur kehidupan, melahirkan sebuah gagasan besar yaitu pagelaran Festival Pamalayu.

Menurut Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, alek akbar kebudayaan festival Pamalayu yang dhelat 22 Agustus 2019 sampai 7 Januari 2020 itu merupakan pintu untuk menjemput nilai nilai tua.

Hal itu disampaikan Bupati termuda Indonesia pada sambutannya pada acara pembukaan Festival Pamalayu di Gedung Museum Nasional, Jakarta.

Hadir dalam kesempatan tersebut Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Ketua DPRD Defrino Anwar, anggota DPR RI Alek Indra Lukman, Kepala Museum Nasional Siswanto, Ketua Aswana Dharma, H. Rasul Hamidi Dt. Saridano dan sejumlah tokoh Dharmasraya.

Menurut Sutan Riska, pada zaman dahulu bangsa ini memiliki peradaban yang tinggi, manusia menjaga alam dengan baik dan alam melindungi manusia. Manusia di masa itu saling menghormati, punya tatakrama pergaulan yang tinggi.

“Manusia di kala itu tidak tergiur dengan kilaunya emas yang berserakan di tanah, mengambil kayu sebatas kebutuhan dan sungai menjadi nadi kehidupan. Sekarang kita lihat sungai keruh, lautan ditimbun sampah, bumi berlubang lubang dikeruk kerakusan, kayu kayu menyanggah bumi ditebangi, manusia saling menghina dan mencacimaki. Harimau, buaya dan gajah yang dulu sahabat manusia, kini saling memusnahkan, seolah kita lupa bahwa kehidupan ini akan dilanjutkan oleh genersi berikutnya,”ujar Sutan Riska pemegang satya lencana pembangunan ini.

Lebih jauh dikatakan, berubahnya tatanan kehidupan di bumi pertiwi disebabkan kedatangan bangsa yang memecah-belah dan mengadu domba. Peristiwa persahabatan diubah menjadi penaklukan, kearifan lokal dibunuh dengan pemahaman mitos dsn semangat gotongroyong kini memudar.

“Melalui Festival Pamalayu, kita semai kembali benih baru, benih lama yang disimpan dari peradaban nenek moyang kita, kemudian kita tawarkan untuk masa mendatang,”ujar Sutan Riska.

Festival Pamalayu di dslamnya akan digelar berbagsi kegiatan, antara lain lomba menulis, membuat vlog dan lomba photo. Selain itu juga akan digelsr pesta rakyat Dharmasrsya selama tujuh hari dan tujuh malam. Puncak festival pamalayu adalah pada peringatan hari jadi Kabupaten Dharmasraya.(rilis: hms-dms)