FGD Series JPS, Kalau PE 5 Persen Tak Perlu Sumbar Punya Gubernur

oleh -573 views
oleh
573 views
FGD Series JPS makin hot, empat narasumber hadir dengan bulir pikir yang menyentil tajam, Jumat 21/2 di Hotel Balairung Matraman-Jakarta. (foto: dok/jps)

Jakarta,—Soal Sumbar kedepan dengan siapa pemimpinnya kembali ‘dicikaraui’ Jaringan Pemred Sumbar (JPS).

Empat nara sumber hadir di FGD Series JPS di Balairuang Jakarta untuk digali bulir-bulir pikirannya bertajuk Sumbar Mencari Pemimpin, Jumat 21/3 malam.

FGD Series ke tiga digelar JPS.di Balairung ternyata semakin gahar saja bulir pikiran dari narasumber. Series pertama menampilkan Alirman Sori dan Irman Gusman, Jumat pagi tiga tokoh perempun, Nevi Zuairina, Reni Mayerni dan Sastri Bakry menuangkan pemikirannya.

Series ketiga, Jumat malam, empat narasumber yang hadir sangat berkelas dalam pemikirannya, Dony Oskaria (Wadirut PT Garuda) Pengusaha Nasional Ricky Donals Dt Paduko Marajo, Walikota Padang Panjang Fadly Amran dan Komisioner KPI Pusat Yuliandre Darwis dengan moderator Adrian Toaix Tuswandi.

Dony Oskaria puas dengan PE Sumbar lima persen, kedepan nggak usah ada gubernur, Jumat 21/2 di Matraman Jakarta. (foto: dok/jps)

Dony Oskaria menyentil soal Jaringan Pemred Sumbar (JPS) tidak bergeser tekadnya untuk mencari pemimpin yang mampu jadikan pertumbuhan ekonomi (PE) Sumbar tujuh persen.

“Saya harap JPS terus mengkoarkan tekad jadikan PE Sumbar tujuh persen, jangan JPS lembek karena alasan yang mengatakan sulit menembus PE Sumbar tujuh persen, menurut saya alasan itu dibuat-buat dan JPS melegitimasinya ke publik,”ujar Donie Oskaria.

Bahkan lebih keras lagi Dony mengatakan kalau Sumbar kedepan puas dengan PE lima persen maka mubazir digelar Pilkada.

“Lima persen itu, tanpa ada gubernur Sumbar pasti tercapai juga angka tersebut,”ujar Dony Oskaria.

Pemimpin Sumbar kedepan harus mampu menjadi triger handal sektor pertanian dan perkebunan, perikanan kelautan dan pariwisata dengan 14 multiplier effect-nya.

“Tapi sampai hari ini apa?, saya tidak bisa tahu mana invest-map Sumbar, padahal investasi menjadi pemicu cepat naiknya pertumbuhan ekonomi suatu daerah,”ujar Dony.

Komisioner KPI Pusat Yuliandre Darwis pendidikan karakter belum buahkan hasil, Jumat 21/2.(foto: dok/jps)

Sementara Yuliandre Darwis menyentil soal output pendidikan berkarakter Sumbar yang belum nampak hasilnya.

“Ada lahir rising star di Sumbar tapi bukan hasil dari sebuah roadmap pendidikan berkarakter. Terus terang saya dan Pak Fadly Amran banyak mendapatkan motivasi dari tokoh minang di luar Sumbar, seperti uda Dony dan uda Ricky. Dan ada anak muda jadi kepala daerah di Sumbar, berani saya katakan bukan hasil investasi pendidikan karakter yang dibuat Pemerintahan Sumbar,”ujar Yuliandre Darwis.

Padahal kata Akademisi FISIP Unand ini yang kini dua periode menjadi Komisioner KPI Pusat, ending pendidikan karakter menjadi sosok egaliter yang mampu lepas dari tekanan apa saja.

Walikota Padang Panjang Fadly Amran, kalau jadi gubernur harus menggebrak jangan takut tak dipilih kembali, Jumat 21/2 (foto: dok/jps)

Walikota Padang Panjang yang juga Ketua KNPI Sumbar Fadly Amran mengakui penyampaian Dony Oskaria dan Yuliandre Darwis pas.

“Gubernur Sumbar kedepan harus orang yang serba tahu, tapi kuat dengan data.
Gubernur harus menjadi pemimpin berkarakter dan bisa mengayomi semuanya. Pemimpin dicari kedepan harus paham akan bagaimana mengelaborasikan aplikasi program,  baik dengan ASN maupun tokoh dan masyarakatnya,”ujar Fadly.

Dan yang pasti, ketika dipilih masyarakat kata Fadly Amran harus berani mengambil kebijakan tidak populis.

“Sayang rasanya amanah rakyat ketika pemimpin itu hanya berani melaksanakan rutinitas dan bekerja karena niat populer dan pencitraan belaka,”ujar Fadly.

Bahkan Fadly Amran mengatakan pengalaman baru satu tahun lebih menjadi Walikota, kalau hanya untuk pencitraan maka Padang Panjang tidak ada perubahan signifikan.

Saat ini Padang Panjang menjadi kota integritas pertama di Indonesia. Punya layanan call.quick respon  119 dan 112, dan memiki media center yang canggih.

“Walau sudah seperti itu tetap saja walikota menjadi sasaran bully, bagi saya lumrah itu bagian resiko sebagai pejabat publik. Jadikan bully sebagai kritikan pedas yang konstruktif,”ujar Fadly.

Bahkan menghadapi tahun Sumbar memilih pemimpin ini. JPS harus beberkan apa pun tentang calon pemipin ideal.

“Media adalah pilihan membranding dan menyampaikan a-z tentang calon, supaya masyarakat pemilih tahu dan bisa tentukan pilihannya, tidak memilih karena dikasih uang,”ujar Fadly.

Ricky Donals Dt Paduko Marajo berharap, siapa saja pemimpin terpilih harus ujudkan mimpi rakyat. (foto: dok/jps)

Sedangkan pengusaha nasional.Ricky Donals Dt Paduko Marajo mengapresiasi atas konsennya JPS mencari sosok pemimpin Sumbar kedepan.

“Dan JPS juga menelurkan bulir pemikiran dalam bentuk point breef yang disampaikan nanti kepada siapa saja pemimpin Sumbar dipilih masyarakat. Proses rekruitmen kepala daerah tengah berlangsung, mau atau tidak mau, toh media mamou membranding Pilkada  Sumbar bahwa maju Cagub itu empat calon, Fakhrizal, Mahyeldi, Mulyadi dan Nasrul Abit, sejauh ini media berhasil.menanamkan chips calon di Pilkada ke pemilih Sumbar,”ujsr Ricky Donals Dt Paduko Marajo.

Pemimpin Sumbar kedelan kata Ricky Donals harus  tahu dulu masalah dan apa targetnya.

“Sehingga pemimpin terpilih sesuai mimpi masyatakat Sumbar yaitu pemimpin yang mau mendengar dan melihat serta mengerjakan tentang mimpi-mimpi masyarakat Sumbar selama ini,”ujar Ricky.(rilis: jps/iko)