Gara Meme Presiden, BEM UI Dipanggil, Guspardi : Jangan Membungkam Daya Kritis Mahasiswa

oleh -182 views
oleh
182 views
Guspardi ingatkan jangan bungkam mahasiswa, gara-gara meme Presiden. (foto: dok/ggc)

Jakarta,—BEM UI memberikan kritikan tajam kepada Presiden Joko Widodo dengan menjuluki Jokowi sebagai “King of Lip Service”.

Kritikan ini dibagikan di akun media sosial BEM UI, baik di Twitter maupun Instagram. BEM UI menyoroti berbagai janji Jokowi yang tidak ditepati, dan menyebut sang presiden kerap mengobral janji.

“JOKOWI: THE KING OF LIP SERVICE. Halo, UI dan Indonesia! Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu,” tulis BEM UI di Instagram Minggu 27/6-2021).

Menyikapi heboh di dunia maya itu, anggota DPR RI Fraksi PAN Guspardi Gaus menilai kritik yang di sampaikan  melalui meme “Jokowi The King of Lip Service ” oleh BEM UI sebagai bentuk refleksi daya kritis dan idealisme mahasiswa dan rasa kepedulian terhadap bangsa dan negara.

“Sedikitnya ada 10 mahasiswa pengurus BEM UI dipanggil Rektorat UI, termasuk Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra oleh Direktur Kemahasiswaan UI Tito Latif Indra. Pemanggilan oleh pihak rekrorat kepada BEM yang melontarlan kritik kepada presiden Jokowi jangan disikapi secara berlebihan,” ujar Guspardi Senin 28/6-2021.

Menurutnya, kritik BEM  UI kepada Presiden Jokowi tersebut harus dimaknai sebagai proses pematangan kepemimpinan mahasiswa dan tidak ada unsur penyerangan martabat hingga penghinaan terhadap presiden.

Jadi 10 orang mahasiswa yang dipanggil tidak perlu merasa khawatir. Berikan saja klarifikasi, maksud dan tujuan dari keluarnya ekpresi meme “Jokowi The King of Lip Service ” yang diunggah melalui twitter dan instagram tersebut kepada pihak rektorat.

“Ini juga merupakan peluang bagi BEM UI untuk menjelaskan dan ruang adu gagasan serta diskusi dua arah antara mahasiswa dengan pihak kampus,”ujar Politisi PAN ini.

Legislator Dapil Sumbar 2 itu yakin bahwa Presiden Jokowi juga bukan anti kritik dan  membuka peluang masukan dari berbagai pihak.

Memang mahasiswa itu kadang punya kreativitas tinggi dalam menyampaikan kritiknya, tetapi selama masih dalam koridor demokrasi janganlah dipermasalahkan apalagi baper.

Untuk itu, pemanggilan BEM UI oleh pihak rektorat harus disikapi dalam dalam koridor semangat kebebasan mengemukakan pendapat.

Munculnya kritik itu menandakan daya kritis mahasiswa masih hidup dan mahasiswa masih memiliki rasa kepedulian dan idealisme yang kuat terhadap bangsa ini. Jangan sampai memberangus daya kritis mahasiswa dan membungkam kebebasan mengeluarkan pendapat yang telah diatur oleh konstitusi. Terlebih lagi jangan sampai berujung sanksi dan hukuman,”ujar Gupardi Gaus.

Sementara itu, diberitakan banyak media belum reda kontroversi pernyataan BEM UI (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia) soal Presiden Jokowi ‘King of Lip Service’, kini muncul kabar terbaru dari penggawa BEM UI. Akun aplikasi perpesanan dan media sosial (medsos) sejumlah pengurus BEM UI diretas.

“Pada tanggal 27 dan 28 Juni 2021, telah terjadi peretasan akun media sosial kepada beberapa pengurus BEM UI 2021,”ujar Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra dalam keterangan tertulis, Senin.

Leon mengecam keras segala bentuk serangan digital yang dilakukan kepada beberapa pengurus BEM UI 2021. dan Propaganda BEM UI) mengalami ‘restriction’ setelah mengunggah beberapa postingan di insta-story menyangkut surat pemanggilan fungsionaris BEM UI oleh pihak UI.

“Akun masih ada, namun sampai saat ini pemilik akun belum bisa menggunakan akun tersebut seperti biasa,” ujar Leon.(ggc)