Gempabumi Pessel Akibat Aktifitas Subduksi

oleh -671 views
oleh
671 views

Oleh :

Rahmat Triyono, ST, Dipl.Seis,M.Sc

Kepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang

SENIN, tanggal 12 Februari 2018, pada pukul 16:56:53 WIB, sebagian masyarakat Padang dan Painan dikejutkan dengan adanya goncangan gempabumi. Dari hasil analisa BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang diperoleh parameter gempabumi dengan kekuatan M=4.6 SR. Pusat gempabumi ini berada di laut pada koordinat 1.98 Lintang Selatan dan 100.75 Bujur Timur, sekitar 32 kilometer Barat Daya Pesisir Selatan, Sumatera Barat, pada kedalaman hiposenter 32 kilometer.

Berdasarkan laporan dari masyarakan goncangan tersebut dirasakan di Padang berkisar II Skala Intensitas Gempabumi BMKG (SIG-BMKG) atau antara II MMI, dan II SIG BMKG atau Painan berkisar III MMI

Dilihat dari parameter gempabumi, diketahui bahwa gempabumi ini termasuk gempabumi dangkal dengan mekanisme sumber gempanya merupakan sesar naik dan hal ini dapat disimpulkan gempabumi ini diduga diakibatkan adanya aktivitas subduksi di Pantai Barat Sumatera. Jalur subduksi lempeng tektonik India-Australia dan Eurasia di Indonesia memanjang dari pantai barat Sumatera sampai ke selatan Nusa Tenggara. Pada sistim subduksi Sumatera dicirikan dengan menghasilkan rangkaian busur pulau depan (forearch islands) yang non vulkanik (Pulau Simeulue, Nias, Banyak, Batu, Siberut hingga Pulau Enggano).

Historis gempabumi merusak yang eprnah terjadi berdekatan pada lokasi tersebut yaitu Gempabumi pada Tanggal 02 Juni 2016 dengan magnitude 6.5 SR. Sebanyak 3 orang luka berat, 13 orang luka ringan dan ratusan rumah rusak di Kabupaten Pesisir Selatan.

Sehubungan dengan kejadian gempabumi disekitar Painan dan Padang, masyarakat khususnya di sekitar Painan dan Padang dihimbau agar tetap tenang dan selalu meningkatkan kewaspadaan bahwa gempabumi setiap saat dapat terjadi.(analisa)