Genius Umar Nilai Buru Mancik Mampu Tingkatkan Hasil Panen Petani

oleh -76 views
oleh
76 views

Kota Pariaman – Mengatasi gagal panen padi sawah, para petani di Desa Marabau Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman lakukan gotong royong bersama berburu hama tikus (buru mancik) di kawasan persawahan Desa Marabau.

Tak hanya petani saja, kegiatan buru mancik tersebut juga di ikuti masyarakat setempat hingga para petani desa tetangga yang hamparan sawahnya bersebelahan dengan Desa Marabau yang dimonitor dan di ikuti langsung oleh jajaran Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Pariaman melalui UPT BPP Pertanian bersama penyuluh.

Hal tersebut dilaporkan oleh Pj.Kades Marabau, Erfan Sayuti, kepada Walikota Pariaman Genius Umar, Kamis (5/8/2021), yang secara langsung mengapresiasi pelaksanaan kegiatan buru mancik ini dengan cara swadaya masyarakat bergotong royong, dimana tradisi ini merupakan warisan budaya leluhur di Pariaman.

“ Kita melalui dinas terkait juga sudah sampaikan untuk bertindak cepat kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan dari penyuluh untuk membantu masyarakat petani dalam upaya penanggulangan hama, salah satunya hama tikus, yang sangat merusak tanaman dan mengancam gagal panen petani,” ungkap Genius.

Kita sama-sama menyadari, sambung Genius, bahwa 60 % masyarakat Kota Pariaman adalah petani dan menyangkut ke nilai perekonomian masyarakat.

Sehingga dengan upaya ini diharapkan desa-desa lain pun ikut membuat kegiatan serupa dengan Desa Marabau ini, karena ini mampu untuk meningkatkan kembali hasil pertanian petani padi sawah.

“ Langkah ini juga mampu memotivasi bagi para petani supaya hasil panennya bisa meningkat dari panen sebelumnya serta dengan melakukan tanam serentak usai pemusnahan hama tikus,” ucap Genius disela-sela kegiatannya.

Sementara itu, Pj.Kades Marabau, Erfan Sayuti menuturkan, hal ini merupakan langkah efektif kita dengan melibatkan para petani untuk membantu mengendalikan hama tikus dengan menggunakan Sholder alat pembasmi tikus.

“ Nantinya, setiap satu ekor tikus yang didapat petani dibeli seharga Rp. 1.000 per ekornya, dan dibayarkan melalui swadaya masyarakat, sehingga hal ini memacu para peserta buru tikus untuk berlomba-lomba mendapatkan tikus yang banyak,” tutur Erfan.

kegiatan Gerakan masal pemberantasan hama tikus ini dilaksanakan pada masa akan turun sawah atau sebelum para petani melaksanakan penanaman padi di sawah.(Fadli/mckp)