Padang,-–Pasangan Kepala Daerah Sumbar periode 2021-2024 H. Mahyeldi Anshrullah SP – Audy Joinaldy S.Pt, M.Sc MM, IPM, ASEAN.Eng diharapkan segera melakukan upaya pemulihan ekonomi Sumatera Barat.
Kepemimpinan Mahyeldi harus lebih baik dari Irwan Prayitno. Demikian diungkapkan Anggota DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa, S.IP MH saat diwawancara oleh TVRI Sumbar, Jumat 26/2.
“Kita ucapkan selamat kepada pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar periode 2021-2024. Besar harapan kita terhadap pasangan ini dapat segera melakukan tiga hal,” ujarnya.
Leonardy menyebutkan ketiga hal itu pertama adalah penanganan dan pencegahan corona virus disease 2019 (Covid-19). Kedua pemulihan ekonomi dan ketiga Leonardy menegaskan telah 11 bulan lebih masyarakat Sumbar merasakan dampak bencana non alam Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) terhadap perekonomian mereka.
Ini yang perlu diperhatikan. Akibat corona, ekonomi masyarakat terpuruk, daya belinya jauh menurun. Gubernur baru, kata Leonardy, sebaiknya memulihkan ekonomi yang terpuruk ini dan berupaya menaikkan daya beli masyarakat kembali.
Terlebih tidak beberapa lama lagi masyarakat kita bakal menjalani puasa Ramadhan dan setelahnya Idul Fitri. Tentunya pemulihan ekonomi akan banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Dengan cara ini, masyarakat akan merasa beruntung dengan terpilihnya Mahyeldi-Audy untuk memimpin Sumbar,” ujarnya.
Mereka harus memikirkan hal ini. Buat ledakan atau loncatan ekonomi di berbagai sektor. Sektor pertanian, sektor peternakan, sektor perdagangan, sektor jasa, sektor pariwisata dan lainnya.
Hanya saja pemulihan ekonomi itu harus pula dalam koridor penerapan protokol kesehatan agar penyebaran covid-19 semakin menurun. Sebab, kalau program pemulihan ekonomi itu tidak ada ledakan atau loncatan-loncatan maka upaya-upaya yang dilakukan tidak begitu dirasakan masyarakat Sumbar. Apalagi jika pemulihan itu biasa-biasa saja atau statis.
Kejar Pertumbuhan
Berdasarkan data BPS Sumbar triwulan IV tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Sumbar terkontraksi 1,60 persen. Penurunan ini cukup besar.
“Artinya pertumbuhan ekonomi Sumbar pada 2020 hanyalah 3,41 persen. Sedangkan pada 2019 berada di angka 5,01 persen. Lebih jauh lagi, pasangan Mahyeldi-Audy harus bekerja lebih keras,” ungkap Leonardy.
Berkaca pada angka-angka yang bersumber dari BPS ini, maka upaya pemulihan ekonomi yang bakal dilakukan oleh Mahyeldi-Audy cukup berat. Harus dicari sektor yang punya multiflier effect tinggi. Contohnya pariwisata.
Banyak dapur masyarakat yang bergantung pada sektor ini. Ada hotel, rumah makan, transportasi, agen perjalanan, guide, pengelola objek wisata dan masyarakat yang menggantungkan ekonomi mereka di objek wisata.
“Akan dirasakan sekali dampaknya, masyarakat akan sangat berterimakasih. Gunakan data BPS dan OJK agar lebih terarah dalam mengambil kebijakan,” tegas pria yang akrab dipanggil Bang Leo ini.
Sektor pariwisata, perdagangan dan sektor yang punya multiflier effect ini harus di-booming-kan. Buka kesempatan mereka berusaha asalkan melaksanakan protokol kesehatan. Ada menjaga jarak, memakai masker dan menyediakan perlengkapan cuci tangan (handsanitizer) di sektor tersebut.
“Terapkan aturan secara ketat dengan ancaman bakal ditutup jika melanggar. Perlu kita ingat, kesehatan itu penting tapi ekonomi harus hidup,” tegas Ketua Badan Kehormatan DPD RI itu.
Sekaitan dengan pasangan Mahyeldi-Audy punya background pertanian. Maka sangat tepat bagi Sumbar untuk memperbaiki sektor pertaniannya kembali.
“Jadikan Sumbar lumbung pangan kembali. Aktifkan lahan-lahan tidur, bantu masyarakat dengan alat berat untuk mengolah lahan tidur mereka menjadi lahan pertanian produktif. Dari berbagai kunjungan yang saya lakukan ke daerah, petani di daerah menjerit karena kekeringan, lahan pertanian mereka terserang hama wereng, kepinding tanah, kebun kelapa mereka diserang tupai dan lainnya. Pupuk mahal dan yang bersubsidi susah didapatkan. Dalam hal ini pemerintah perlu hadir,” bebernya.
Tak kalah pentingnya, memperbaiki bendungan-bendungan dan saluran-saluran irigasi di berbagai daerah di Sumbar. Bendungan-bendungan dan saluran irigasi itu sudah rusak bahkan jebol. Itulah sebabnya lahan sawah banyak yang kekeringan karena sawah yang dulunya irigasi teknis berubah jadi sawah tadah hujan.
“Pak Gubernur dan wakil gubernur perlu segera mengambil kebijakan. Koordinasikan secara baik dengan pemerintah kabupaten/kota. Bersinegilah karena jika kondisi ini dibiarkan, bisa jadi, Sumbar terpaksa mendatangkan beras dalam jumlah besar guna memenuhi kebutuhan. Ekonomi makin terpuruk karena umumnya masyarakat Sumbar adalah petani,” harapnya. (tim)