Handehhh..Hanya Ponton Jadi Penyambung Dua Jorong

oleh -956 views
oleh
956 views
Wagub Sumbar Nasrul Abit miris di Katiagan menyaksikan ada nagari yang terbelakang insfrastrukturnya, Sabtu 12/8. (foto: humas-sumbar)
Wagub Sumbar Nasrul Abit miris di Katiagan menyaksikan ada nagari yang terbelakang insfrastrukturnya, Sabtu 12/8. (foto: humas-sumbar)

Merdeka,—Sungguh menyesakan dada, sudah 72 tahun Indonesia Merdeka tapi masih ada daerah yang terbelakang infrastrukturnya.

Lihatlah di Pasaman Barat, ada dua jorong yakni Katiagan dan Mandiangin Kenagarian Katiagan, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) aksesnya mengandalkan ponton bertenaga manusia.
Ponton sebagai alat perlintasan aliran sungai sekitar 85 meter bagi dua warga dk jorong itu.
Padahal Nagari Katiagan merupakan daerah nelayan penghasil ikan kering, selama ini tidak punya infrastruktur jembatan sebagai akses antar kedua jorong tersebut.
“Alat transpostasi Ponton dengan ukuran sekitar 6×5 meter itu pun hanya bisa digunakan untuk melintaskan warga dan kendaraan roda dua,”ujar Walinagari Katiagan Endang Putra menyampaikan kepada Wagub Sumbar saat berjunjung ke daerah itu, Sabtu 12/3 kemarin.
Menurut Endang setiap harinya ratusan warga melakukan penyebarang dengan dikendalikan oleh tiga orang petugas ponton.
“Kondisi itu sudah dirasakan puluhan tahun. Sebab ponton menjadi satu-satunya pilihan untuk sampai di Mandiangin dan Katiagan. Jika hujan, air sungai besar warga tidak bisa melakukan aktivitas antar jorong,”ujarnya.
Pernah sebelum warga menyeberang menggunakan sampan, lalu pernah ada jembatan darurat yang dibangun dihilir ponton sekarang (Taluak Batiang) sepanjang 180 meter dan lebar 1,8 meter namun sudah rusak sebab hanya berlantai kayu nibung.
“Sekarang hanya ponton satu-satunya andalan warga di sini,” ujarnya.
Kata Endang, Kenagarian Katiagan hanya terdiri dari dua jorong (Katiagan dan Mandiangin) jumlah penduduk 8000 orang Tercatat di Jorong Mandiangin terdapat 480 KK dan Katiagan 200 KK.
“Selain infrastruktur di sini hanya ada sekolah sampai SMP, tidak semua anak tertampung akibatnya ratusan siswa setiap jadwal sekolah melintas dengan ponton menuju SMP 4 Kinali yang terletak di Jorong Katiagan,”ujarnya.
Ada dana desa sejak Presiden Jokowi, nagari itu baru bisa membangun pondasi di dua sisi sungai.
“Kalau dibangun dengan dana desa tidak sanggup, sekarang kami baru bisa bangun pondasi dari ujung ke ujung saja,” tuturnya.
Untuk itu, lanjutnya, warga sangat berharap bantuan dari Pemkab, dan dana Provinsi serta Pusat agar masyarakat memiliki jembatan permanen.
“Kami tentu berharap hadirnya pak Wagub ada tindaklanjut akan aspirasi kami menyelesaian jembatan ini,”ujarnya.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit
sampai di Katiagan dengan transportasi jalur laut menggunakan boat ukuran kecil karena melewati pecahan ombak dan aliran sungai dipenuhi hutan bakau.
Rombongan wagub dijemput oleh Camat Kinali, Kapolsek, Dandramil dan Walinagari serta beberapa orang anggota kepolisian beserta tokoh masyarakat setempat.
Setalah setengah jam melewati hutan bakau akhirnya tampak pemandangan perlintasan ponton sebagai pertanda sampai di Kenagarian Katiagan.
“Saya benar-benar terkejut dengan kondisi ini, sebentar lagi 72 tahun Indonesia Merdeka tapi warga di sini masih seperti ini kondisinya. Saya serasa balik ke tahun 70-an saat melintas akan pergi ke Lampung dulu,” ujarnya perih.
Nasrul Abit berjanji akan membicarakan persoalan itu dengan Bupati Pasaman Barat Syahiran dan melaporkan kepada Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.
“Kami akan tindakaklanjuti segera, termasuk menyampaikan kepada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Agar bisa segera di perbaiki dan jelas mana saja yang bisa dibantu oleh daerah dan pusat,”ujarnya.
Nasrul Abit menuturkan, Pemprov Sumbar telah melakukan Rapat koordinasi (Rakor) Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dihadiri langsung Tiga Bupati Daerah Tertinggal. Masing-masing, Kabupaten Pasaman Barat, Solok Selatan, dan Mentawai juga dihadiri utusan dari Kementerian yakni Kepala Bagian Hukum Organisasi dan Tatalaksana Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kemendes , Conrita Ermanto.
“Waktu rapat bupati juga menyampaikan soal jembatan, sambil pengawasan laut dengan kapal pengawasan saya berniat kesini saat saya di sini, waduh ini benar-benar prihatin dan miris melihat secara langsung,”ujarnya.(rilis humas-sumbar)