Oleh : Sirajul Fuad Zis
SETIDAKNYA ide dan konsep membuat Hari Randang Intenasionalini sudah pernah saya tulis di mediaharapan.com sekitar Julitahun 2019 lalu. Dengan melirik randang sebagai kuliner asal Minangkabau patut dilestarikan karena memikat perhatiandunia, berbagi potensi yang bisa dirasakan manfaatnya untukpertumbuhan ekonomi masyarakat Minangkabau kedepannya.
Randang kuliner asal Sumatera Barat yang pernah sukses masukdaftar 50 hidangan nikmat berkelas dunia pada tahun 2011 dan2017 versi CNN Travel, bahasa minangnyo masuak ka daftar 50 hidangan talamak di dunia. Randang sebagai kuliner beradadiposisi pertama, tentu sudah seharusnya dipertahankan bahkandijadikan peluang untuk mengekspor randang lezat yang dibuatoleh Ibu-Ibu di Minangkabau. Kemudian dikirim ke berbagaibelahan dunia. Atau mencoba menghadirkan sebuah konsepvariasi randang. Ada randang daging, ayam, itiak, talua, ikan, paru, pensi, lokan, dan hati.
Setelah berusaha untuk menyampaikan ide-ide ini kepadabeberapa tokoh dan teman selama kurun waktu setahun, tampaknya gayung belum bersambut distribusi pesan-pesan ide tersebut belum menarik perhatian. Dipikir dan direnungkan, perlu kekuatan komunikasi yang lebih besar agar agenda initerwujud.
Konsep ini boleh digunakan oleh siapapun yang inginmembangun nagari, baik itu untuk kepentingan pribadinya, kepentingan politik yang jelas ada progres ekonomi di Minangkabau. Sebenarnya Kota Payakumbuh tepat untukmenyelanggarakan ide ini, karena identitas kota tersebut dikenalsebagai Kota Randang (city of randang).
Barangkali di masa krisis ini, belum memungkinkan ide initerwujud. Setidaknya ini adalah gambaran peluang besar yang bida diwujudkan pada tahun 2021 atau tahun-tahun berikutnya.Bisa saja memulai perencanaanya dari sekarang.
Sebelum melangkah lebih jauh, memang perlu memaknaifilosofi randang sesungguhnya dan melakukan riset yang lebihmendalam. Kalau ado sanak nan saiyo sakato, buliahlah kitomaota lamak tantang randang untuak nagari.
Bahasa lebih enak didengar dalam penyampaian ide ini sepertiyang disampaikan oleh seorang penulis asal merika Max Lucado“No one can do everything, but everyone can do something”.
Konsep