Hhhmmm Lezaaattt, Kucuik Durian di Simpang Empat Pulau Punjung

oleh -966 views
oleh
966 views
Durian dan Kucuik dua sejoli enak menikmatinya di Simpang Empat Pulau Punjung (foto: humas-dharmasraya)

Dharmasraya,—Shalat Isya baru saja usai, tatkala mobil Avansa hitam berpelat nomor Bandung berhenti di Simpang Empat Pulau Punjung. Sejurus kemudian dua perempuan ibu dan anaknya turun membeli durian, Minggu 21/7.

Erni, si penjaja durian kemudian memilihkan yang bagus untuk si ibu bersama anaknya. Setelah tawar menawar, Erni tampak membelah durian dan menyilahkan si ibu dan anak gadisnya duduk di kursi yang disediakan.

Pemandangan itu biasa disaksikan di Simpang Empat Pulau Punjung. Di tengah keramaian Jl. Lintas Sumatera, Erni, seorang ibu muda rutin menjajakan durian.

“Selagi ada durian, kami pastikan berjualan,” kata Erni yang mengaku asli warga Pulau Punjung. Dia mengaku setiap hari mendapat pasokan durian dari pedagang.

“Kalau durian ini berasal dari Solok Amba, Sijunjung. Kalau dah habis di sana, kami biasa dapat pasokan dari Palembang,” kata Erni.

Menikmati durian di Simpang Empat Pulau Punjung memang sangat nyaman. Lokasinya strategis. Semakin malam, suasana semakin syahdu.

Sayup sayup jembatan kabel stayed yang membentang di atas Batanghari indah terlihat. Lampu jalan yang temaram, menambah indahnya suasana. Lalulalang kendaraan menambah keadaan makin menyenangkan.

Para penjual durian di Simpang Empat Pulau Punjung biasa melengkapi diri dengan meja dan kursi. Dan tak lupa mereka menyediakan ketan atau orang lokal menyebutnya dengan kucuik.

Kucuik dan durian ibarat sejoli. Makan durian tanpa kucuik kurang nikmat, demikian pula sebaliknya. Keramaian para penjual durian, membuat para penikmat durian semakin kerasan duduk berlama-lama sambil menikmati kucuik durian.

Harganya terjangkau. Duriannya manis dan dagingnya tebal serta bijinya kecil. Tak jarang para pembesar kabupaten sengaja datang untuk menikmati kucuik durian sampai larut malam.

Para pecinta durian yang kebetulan melintas di Jalan Lintas Sumatera, kerap mampir untuk menikmati barang satu atau dua buah durian sebagai pelepas candu makan durian.

“Pokoknya ada saja dech yang mampir,” ujar Erni, meniru logat jakarte sambil tersenyum (rilis: hms-dms)