Hhmm, ‘Randang Salamaik’ Nan Dicari

oleh -1,418 views
oleh
1,418 views
Randang kuliner khas minang jadi makanan terlezat di dunia. (foto: google)
Randang kuliner khas minang jadi makanan terlezat di dunia. (foto: google)

Padang,—Randang (rendang) memang telah diakui sebagai makanan terlezat se dunia, Rendang itu kuliner asli dari ranah Minang Sumatera Barat, bahkan Sambal Randang bisa merajut berbagai etnis untuk duduk satu meja.

Hhhmm, membahas Randang tak pernah habis-habisnya, ada banyak kisah yang bisa diceritakan dari kuliner khas Sumbar itu.

Sebut saja Sekretaris DPW PAN Sumbar, Anggota DPR RI 2009-2014, Taslim Chaniago, punya kisah untuk mendapatkan samba randang favoritnya.

“Pagi ini saya menunda sarapan pagi dengan harapan makan siang enak sambil mengenang masa muda dulu di Pas (pasar) Raya Padang, tepatnya Blok A, di situ tempat saya menghabiskan waktu setelah pulang kuliah,”ujar Taslim memulai kisah mencari randang favorit racikan Rumah Makan Selamat, Minggu 7/5 di Padang.

Taslim, ketika tahun akhir masa perkuliahan  di FMIPA Unand Padang memang menyambi aktifitasnya di sebuah toko sepeda milik saudara satu kampungnya.

“Uda Yon kami memanggil pemailik toko sepeda di Blok A Pasar Raya Padang. Hari ini hampir 15 tahun saya tidak ke Blok A dan juga toko sepeda Da Yon sendiri sudah tidak ada lagi, karena perubahan situasi kondisi pasar yang tidak cocok berjualan sepeda,”ujarnya.

Tapi dari sekian tempat usaha yang masih bertahan di Pasa Raya Padang ada satu tempat yang terpatri di kepala yakni RM Selamat (rumah makan selamat) dengan sambal randangnya.

“Allahmdulillah masih ada bahkan lezat dan gurih radang Selamat saya dengar sudah mendunia pula, kalau lewat pukul 13.00 ke sana jangan harap sambal rendang masih tersedia, bahkan Randang Selamat juga kabarnya acap dipesan perantau via telephone langsung ke tungkunya habis sholat Subuh,”ujar Taslim.

Taslim memastikan apakah RM Selamat ini sama dengan Selamat dulu, ketika dia beraktifitas di Blok A Pasar Raya Padang.

“Ya, tempat makan favorit saya waktu itu masih ada, saya lihat sewaktu melewati jalan Permindo Padang beberapa waktu lalu, jalan yang sekarang sudah kembali tertata rapi, karena trotoarnya yang cantik juga ramah untuk penyandang disabilitas,”ujarnya.

Jadilaglh dengan semangat dan keinginan yang menggebu untuk menikmati santap siang di rumah makan favorit itu.

“Minggu jelang Dzuhur tadi tanpa pikir panjang saya langsung mengarahkan kendali mobil menuju ke rumah makan Selamat di Pasa Raya Padang, simpang Blok A. Untuk ukuran waktu makan siang tergolong lebih awal karena jam masih menunjukan 11.45 WIB, memang saya sengaja datang lebih awal karena saya mengantisipasi habisnya menu favorit itu,”ujar Taslim.

Ondeh mandee, meski belum waktu makan siang dan tidak hari kerja pula, tetap saja RM Selamat ramai pembeli. Saat memasuki rumah makan pengunjung sudah kelihatan ramai.

“Saya sempat membathin “wah jangan-jangan sudah habis yang sedang saya cari” tanpa pikir panjang saya mengambil meja di mana saat dulu biasa saya duduk, tepatnya meja pertama sebelah kiri dan tanpa di minta pelayan datang membawa segelas air dan satu buah tempat cuci tangan,”ujar Taslim.

“Makan da, di hidang yo,” ujar pelayan itu cekatan.

Tak menunggu lama Taslim pun langsung pesan. “Yo pak,” balas di pelayan tadi.

Sementara menunggu hidangan, karena pelayan masih sibuk melayani orang yg lebih dulu, saat  seorang pelayan lewat di depannya sambil membawa sepiring menu yg sengaja ditutupi dengan tangan dan berjalan miring supaya tidak bisa dilihat. kembali politisi senior PAN ini membathin ” sudah habis”.

Tidak lama pelayan datang menghidangkan beragam menu masakan, tapi tetap tanpa menuvfavorit yang diidamkannya.

“Minta randang da,”ujar Taslim, tapi kata bathinnya tadi pun terjawab oleh si pelayan rumah makan. “Habis da,”ujar pelayan singkat.

Taslim pun kecewa, selera makan yang menggebu sebelumnya musnah seketika, keinginan makan siang cepat dengan samba randang yang15 tahun tak pernah dicicipi sirna sudah.

Namun demi rasa terpendam 15 tahun, Taslim gigih mencoba bertanya ke si pelayan lagi.

“Iu sabanta ko (sebentar ini) untuk ibu itu masih ado (ada)?,”tanyanya. “Itu alah dipasan (dipesan) dari patang (kemarin) dek (sama) Taci tu da,”jawab si pelayan.

Taslim hanya bisa diam ternyata makanan favoritnya randang Selamat memang luar biasa dicari, dinanti dan dirindu banyak orang.

“Hhhmm, tidak salah juga saya memfavoritkan Randang Selamat walaupun sudah 15 tahun tidak mencicipi. Jadi hambar selera ini,”ujarnya memulai makan tanpa rendang.

Namun Taslim mengaku walau kecewa tanpa sambal randang, dia tetap makan lahap. Karena racikan menu RM Selamat tidak berubah dan memorinya kembali ke 15 tahun silam.

“Lahap juga akhirnya, karena rasa sambalnya tidak berubah, masih sama waktu saya sering makan di sini 15 tahun lalu,”ujar Taslim.

Selesai makan niat makan Rendang Selamat belum susut. “Saya tidak mau kalah dengan Taci itu, sambil saya membayar makan saya katakan ke kasir, da ambo pasan randang untuk makan siang bisuak, dijawab sang kasir, yo tapi jan siang bana tibo da,”ujar Taslim ceritakan dialognya .

Sambil keluar dari RM Selamat, Taslim berfikir ternyata memang tidak salah kalau rendang itu makan terlezat di dunia.

“Meski belum jadi makan randang salamat tadi, tapi saya bangga, randang kuliner khas Sumbar pantas dilabel sebegai terlezat di dunia, akhirnya ayo, mari kita promosikan makanan tradisional kita ke seantero dunia….Selamat menikmati Randang,vmakanan asli rang Minang Sumatera Barat Indonesia,”ujarnya. (erwan)