HIDUP SESUAI KEADAAN

oleh -844 views
oleh
844 views
Emeraldy Chatra

Oleh :

Dr Emeraldy Chatra
Dosen FISIP Universitas Andalas

SAYA  lebih suka menggunakan istilah Hidup Sesuai Keadaan daripada New Normal Life. Sebab, memang kita harus selalu menyesuaikan gaya hidup kita dengan keadaan.

Kalau kita pakai istilah New Normal tentu di balik itu kita mengatakan bahwa hidup kita dulu maupun setelah itu keadaanya normal. Apa iya normal? Mungkin normal bagi sebagian orang, tapi tidak normal bagi yang lain.

Kalau anda hidup mewah dengan hasil korupsi atau hasil memeras sana sini, apakah itu normal? Atau, anda terpaksa menahan lapar, makan sekali sehari karena miskin, apakah itu normal? Atau anda hidup dengan pasangan sejenis, normalkah itu?

Tentu tidak normal. Banyak sekali di negeri ini orang yang tak pernah merasakan hidup normal. Apalagi ke depan, setelah didera Covid-19.

Hidup Sesuai Keadaan berarti menyesuaikan diri dan prilaku dengan keadaan yang ada di sekeliling. Keadaan itu adalah ancaman terpapar Covid-19. Fakta (tapi mungkin juga mitos) yang berhasil disebarluaskan adalah Covid-19 itu demikian jahat. Ia membunuh ratusan ribu orang di berbagai negara dalam waktu dua bulan saja. Akibatnya banyak orang merasa ketakutan.

Kita tidak pernah tahu apakah memang Covid-19 itu persis seperti yang diberitakan. Kita tidak dapat menguji apakah beritanya dikurang-kurangi atau dilebih-lebihkan. Namun yang pasti ia ada dan sudah menyebabkan munculnya kasus kesakitan bahkan kematian di berbagai negara.

Dalam ketidakpastian itu sikap yang paling bijak adalah mawas diri. Selalu waspada. Oleh karena cara penularannya melalui droplet (bulir air yang memancar ketika batuk dan bersin,red), kita perlu menggunakan masker kemana-mana. Bukan saja karena melindungi diri sendiri dari virus yang berasal dari orang lain, tapi juga melindungi orang lain dari virus yang ada di tubuh kita, seandainya kita terpapar Covid-19.

Oleh karena Covid-19 dapat menempel di berbagai benda selama beberapa jam dan mudah pindah ke tubuh kita bila tersentuh, kita harus rajin mencuci tangan. Kita pun harus menjaga jarak tubuh (physical distancing) dengan orang lain ketika berinteraksi atau berada di ruang publik.

Hidup dengan protokol kesehatan seperti itulah yang patut disebut sebagai Hidup Sesuai Keadaan. Kalau semua orang sudah mengadopsinya sebagai sebuah prilaku yang wajar, kita tak lagi tersinggung bila orang pakai masker ketika berinteraksi dengan kita.

Kita pun tidak tersinggung bila orang tidak mau bersalaman sebagaimana biasa. Justru kita yang harus sadar prilaku kita menakutkan orang lain ketika kita tidak pakai masker dan masih menyodorkan tangan untuk bersalaman.

Hidup Sesuai Keadaan tidak berhenti sampai di sana. Bekerja dari rumah (work from home) juga dianggap sebagai Hidup Sesuai Keadaan. Dengan Hidup Sesuai Keadaan orang lebih banyak menggunakan internet daripada sebelum pandemi Covid-19. Kehadiran di kantor tidak lagi prioritas. Bekerja dapat di mana saja.

Akibat penyesuaian seperti itu maka kantor baik secara fisik maupun fungsi akan berubah. Kelak kantor itu tak terlalu penting lagi. Ukurannya akan mengecil sesuai fungsinya yang juga mengecil.

Penyewaan ruko untuk kantor akan mengalami goncangan. Permintaan akan menurun. Akan banyak ruko-ruko kosong dihuni hantu. Harga sewanya melorot. Oleh karena itu, kalau anda punya ruko, berpikirkan untuk segera menjual. Daripada kelak benar-benar tidak dapat lagi diuangkan.(analisa)