Satu Tahun Wafatnya Husni Kamil Manik, Bedah Buku Terungkap HKM Sosok yang Mampu Hadapi Tekanan Sebesar Apapun

oleh -837 views
oleh
837 views
Satu tahun wafatnya Husni Kamil Manik diperingati dengan bedah buku HKM Mengeluarkan Pemilu Dari Lorong Gelap dengan keynote speaker Saldi Isra, Jumat 7/7 di aula Gubernuran Sumbar.
Satu tahun wafatnya Husni Kamil Manik diperingati dengan bedah buku HKM Mengeluarkan Pemilu Dari Lorong Gelap dengan keynote speaker Saldi Isra, Jumat 7/7 di aula Gubernuran Sumbar.

Padang,—Bedah buku Mengeluarakan Pemilu Dari Lorong Gelap, dilaksanakan sekaligus memperingati satu tahun wafatnya Husni Kamil Manik yang hampir 13 tahun hidupnya sebagai pekerja Pemilu Indonesia.

Hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Prof. Saldi Isra menjadi Keynote Speaker pada acara bedah buku mengakui buku itu belum mewakili posisi Almarhum Husni Kamil Manik secara keseluruhan dalam kepemiluan.

“Namun saya akui, buku dengan tebal 734 tersebut merupakan buku sangat luar biasa yang diterbitkan oleh para inisiator,”ujar Saldi, Jumat 7/7 di aula Gubernuran Sumbar.

Saldi sudah membacanya, tapi buku yang ditulis 117 orang itu dirasa masih belum lengkap. Untuk itu dia berharap dan ini menjadi tanggung jawab bersama untuk membuat buku tentang Almarhum yang lebih komprehensif di masa yang akan datang. Buku yang dapat dipahami dari bab per bab tentang sosok Almarhum.

Saldi Isra juga mengaku tidak terlalu dekat dengan Almarhum. Namun ia tahu sepak terjangnya sejak menjadi mahasiswa, hingga menjadi penyelenggara pemilu.

Ketika Saldi menjadi panitia seleksi penyelenggara pemilu sekitar lima tahun lalu ia mengetahui hasil ujian tulis Almarhum selaku peserta seleksi KPU sangat berbeda, sehingga muncul pertanyaan dari anggota pansel yang lain.

“Pansel waktu itu memberikan apresiasi yang lebih ketika Husni menyerahkan surat pengunduran istrinya selaku anggota KPU Padang saat pansel masih membicarakan tentang larangan menjadi penyelenggara suami dan istri,”ujarnya

“Dan saya menilai Almarhum memiliki tingkat keseriusan yang tinggi menjadi penyelenggara pemilu. Itu menjadi nilai plus bagi Husni,” ujar Saldi.

Saldi juga memuji karakter Husni yang tenang menghadapi setiap masalah. Bahkan saat Pilpres 2014, ketika Prabowo ingin mengundurkan diri sebagai calon, Husni mampu mengatasinya dengan baik. Husni membangun soliditas antar anggota KPU.

“Orang akan mampu menghadapi tekanan kalau bisa solid secara organisasi. Ini catatan penting pada almarhum,” ujarnya.

Sayangnya menurut Saldi orang Sumbar lupa menyiapkan pengganti Husni. Sehingga ketika dia kembali menjadi panitia seleksi beberapa bulan lalu, tidak satu pun orang Sumbar yang lulus.

“Sudah saatnya kita, terutama seluruh penyelenggara Pemilu di Sumbar untuk mempersiapkan diri. Kalau sukses di kabupaten/kota, bisa melompat ke provinsi dan sukses di provinsi sangat mungkin ke level nasional,” ujarnya.

Sebelumnya Anggota KPU, Viryan Aziz berharap acara tersebut bukan sekedar bedah buku tapi juga bedah kehidupan.
Almarhum adalah model yang otentik dan paripurna yang tidak mudah ditemui sekarang.

“Beliau sangat tenang dan sangat sabar, banyak tokoh politik yang mengakui demikian,”ujar Viryan.

Adapun menjadi pembedah dalam acara bedah buku ini yakni Viryan Aziz (Anggota KPU), Nur Hidayat Sardini (Editor), Helmi (Akademisi Unand), Amansmen (Ketua KPU Sumbar), Aguswanto (Sahabat Almarhum Husni Kamil Manik).

Ketua Panitia bedah buku, Hary Effendi mengatakan, tidak menyangka acara bedah buku tersebut bisa sebesar itu karena sebelumnya membayangkan acara sederhana, yang dihadiri 10 hingga 30 orang saja.

“Tapi kenyataannya acara tersebut dihadiri ratusan undangan. Saya surprise dan memang buku ini terasa almarhum masih hidup, yakni pemikirannya selalu hidup bagi para pembaca buku Mengekuarkan Pemilu Dari Lorong Gelap,”ujar Hary.

Ajo Hary biasa akademisi Unand ini dipanggil mengaku ada kekuatan doa dan pertolongan Allah. “Seminggi sebelum acara buku belum kelar dicetak, saya ragu tapi doa dan Allah tolong, sehari jelang bedah, buku selesai dan sampai di Padang,”ujarnya.

Sementara Arvan Manik (kakak Almarhum), yang datang dari Sumatera Utara, berharap bedah buku mengenang almarhum, menambah spirit untuk penyelenggaraan pemilu kedepan.

“Saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada pembicara, panitia dan seluruh undangan yang hadir,” ujarnya.(relise)