Ingin Pulang Bareng Mahasiswa…, Kisah Haru dan Semangat Penghuni Lapas Perempuan

oleh -319 views
oleh
319 views
Warga lapas Perempuan sangat antusias mendikusikan potensi hilirisasi produk Galo-galo. (dok/penulis)

Kunjungan Lanjutan untuk Motiasi WIrausaha dengan Budidaya Galo-Galo

Oleh: Henny Herwina

Dosen Departemen Biologi FMIPA UNAND

HUJAN deras Bulan November yang membasahi sepanjang perjalanan menuju Lapas Perempuan Kelas II B Padang, tidak menyurutkan semangat Dosen Pengabdi, Alumni dan Mahasiswa MBKM dari Departemen Biologi FMIPA UNAND yang berencana bertemu Warga Lapas pada 16 November 2022 berselang.

Rintik hujan menjadi saksi saat kami menyusuri jalan berbenteng tinggi di bagian kanan, dengan pemandangan sawah di bagian kiri, menuju lokasi lapas yang baru 4 bulan pindah ke Lokasi baru, bersebelahan dengan lokasi lama di Aia Pacah Padang.

Kami telah ditunggu Ibu Rita, petugas Lapas yang mengarahkan ke sebuah ruang pertemuan yang lapang, setelah melewati lobby dengan display karya warga lapas berupa kerajinan tradisional.

Di ruang pertemuan,telah menunggu 50 orang wanita cantik yang rata-rata berusia remaja hingga setengah baya. Mereka adalah warga pilihan dari 200an warga lapas, sebagian besar adalah yang telah mendapatkan sosialisasi Budidaya Lebah galo-galo pada kunjungan sebelumnya.

Para wanita ini tampil anggun dan cantik dengan dandanan sempurna layaknya menghadiri acara formal, kami yang hadir sangat senang dan salut dengan penampilan mereka dan terus memuji.

Ruangan pertemuan cukup lapang dan terasa hangat, berseberangan dengan gedung sel tehanan. Di antara kedua gedung ini terdapat area lapang yang cukup luas dan masih dalam proses pembangunan untuk taman dan lapangan olahraga.

“Disini ada salon dimana warga dikaryakan dan dapatmenikmati fasilitas layanan dari sesama warga”, jelas Ibu Rita. Beberapa wajah yang saya kenal dari pertemuan terdahulu tampak tersenyum ke arah saya.

Saya membalas senang senyum mereka. Bu Mimi (bukan nama sebenarnya) menyapa Ramah dan menyebutkan bahwa sejak dikenalkan dengan potensi galo-galo, suaminya tengah mengupayakan koloni gala-galo di daerah sekitar Alahan Panjang. Syukurlah, ucap saya senang, karena inspirasi yang pernah kami berikan telah ikut ditularkan Bu Mimi ke keluarga beliau, berbudidaya galo-galo, untuk meningkatkan perekonomian keluarga.

Kali ini saya hadir ditemani Dr. Jasmi dan Dr Eka dari STIKES Indonesia dan Universitas Negeri Padang, Winda Varesa M,Si dari Koperasi Alumni Biologi SAHAJA dan beberapa orang mahasiswa yang tengah mengikuti kegiatan MBKM Membangun Desa maupun tengah mengambil kelas Budidaya Lebah Madu. Waktu yang terbatas langsung dimanfaatkan untuk memberi pencerahan, mengenai baragamnya manfaat dan potensi produk galo-galo serta peluang usaha pengembangan produknya.

Winda yang merupakan seorang enterpreneur aneka usaha kuliner, kosmetik maupun fashion sengaja hadir untuk menginspirasi warga lapas, bahwa wanita memiliki peluang yang besar dalam dunia wirausaha, yang bisa menjadi modal warga lapas nantinya setelah kembali ke masyarakat, maupun dapat mereka kelola bersama keluarga dirumah sejak saat mereka merasa siap. Winda yang tengah membina adik mahasiswanya untuk mengelola produk Franchise “Galo-Galo Drink” minuman kekinian berbahan pemanis madu galo-galo dengan sukacita mengawali ceritanya dengan memberikan testimoni tentang aneka manfaat madu galo-galo, baik sebagai pemelihara kecantikan apalagi untuk kesehatan.

Diskusi berjalan penuh tawa layaknya Ibu-Ibu dan remaja putri sedang berkumpul, bahasan tentang wanita dan kecantikan, seperti tak akan ada habis-habisnya.

“Madu galo-galo bisa jadi masker wajah yang paling top hlo Ibu2….” Ujar Winda sambal menunjukkan wajah glowingnya, lalu melanjutkan dengan potensi besar lainnya untuk memanfaatkan madu bagi aneka produk minuman dan makanan yang bisa diolah sendiri dengan rasa yang khas, unik dan utamanya sehat.

Dr. Eka menjelaskan pengalaman beliau berbudidaya dengan 10 koloni dan pemanfaatan madu galo-galo untuk terapi luka. Dr Jasmi seperti biasa dengan sabar menjelas potensi memanfatkan pekarangan yang dipersiapkan dengan baik, sangat layak bagi budidaya galo-galo.

Pekarangan merupakan lahan tidur yang dapat dimaksimalkan fungsinya. Lahan pekarangan dapat ditaman dengan berbagai jenis tanaman yang bermanfaat untuk mendukung perekonomian keluarga. Jika lahan sempit, bila dilakukan dengan bercocok tanaman dengan menggunakan pot atau polybag, jika lahan pekarangan cukup luas dapat dilakukan dengan bercocok tanam pada tanah.

Keuntungan pemanfaatan lahan pekarangan untuk bercocok tanaman adalah: a) lahan pekrangan tertata rapi; b) bahan-bahan keperluan sehari-hari dapat terpenuhi sehingga menghemat pengeluaran; c) dapat bernilai jual jika lebih dari kebutuhan; d) sumber nektar dan polen (serbuk sari) bagi lebah tersedia selalu; e) produksi lebah yang dipelihara di pekrangan juga meningkat.

Waktu dua jam dari setelah zuhur hingga ashar terasa sangat singkat, tak terasa pertemuan harus diakhiri. Kegiatan kali ini akan dilanjutkan dengan pertemuan lainnya, karena di luar masih hujan dan koloni lebah sebagai percontohan budidaya di lingkungan lapas belum bisa dieksekusi pada hari itu.

Kami akan datang lagi saudariku, kedepan kita akan berkebun di halaman lapas, memperbanyak tanaman berbunga, sehingga galo-galo yang akan kita datangkan dapat hidup layak dan mampu menghasilkan madu yang melimpah. Lili (bukan nama sebenarnya) seorang remaja cantik dengan senyum yang selalu merekah mendekati saya dan berkata,

“Bu saya akan pulang tidak lama lagi”, jelasnya dengan berkaca. “Alhamdulillah Lili…”, balasku tersenyum senang untuknya.

Rasanya amat haru membayangkan begitu berharganya setiap detik untuk berada diluar lapas bagi mereka…

Ketika kami berpamitan, ada tatapan penuh harapan di mata-mata cantik saudari kita, dari balik Benteng di Aia Pacah ini. “Semoga Allah selalu mudahkan semua harapan baik kita saudariku. Aamiin…”. (anlisa)