Irjen Pol Fakhrizal, Mutasinya Melahirkan Simpati

oleh -1,420 views
oleh
1,420 views
Irjen Pol Fakhrizal dijuluki Ayahnya Para Mileneial Sumatera Barat. (foto: instagram @irjenpokfakhrizal)

Oleh : Fikri Haldi                                  (Ketua Umum Pergerakan Milenial Minang)

MASYARAKAT Sumatera Barat (Sumbar) tersentak. Telegram Kapolri tentang pergantian Kapolda Sumbar Irjen Pol. Fakhrizal dengan cepat menyebar di grup-grup whatsapp (WA) hingga media sosial lainnya.

Berbagai komentar pun berseliweran tanpa terbendung. Sang yang sudah lama viral dengan sebutan Kapolda Ninik Mamak ini pun jadi buah bibir. Jadi bahan perbincangan dari mulai warung kopi pagi hingga tempat nongkrong sambil minum teh telur di malam hari.

Bahkan mungkin jadi bahan diskusi oleh para politisi dan praktisi. Mungkin juga jadi bahan obrolan di rumah makan hingga ke Senayan. Pastinya, berita tentang Putra Kamang Agam ini makin seksi. Tidak saja di media cetak dan online, juga di televisi.

Apakah karena sebegitu cintanya masyarakat Sumbar pada Kapolda terlama sepanjang sejarah Polda Sumbar ini, atau karena sang politisi merasa berhasil mengganjal laju jenderal polisi ini?

Memang belum ada penelitian atau survei tentang hal itu. Tapi yang pasti, para politisi memang menyudutkan Irjen Fakhrizal di depan Kapolri. Apakah berdasarkan Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi III DPR RI ini yang melatari telegram kapolri? Juga tidak ada jawaban pasti. Hanya saja, mutasi Irjen Fakhrizal menjadi Analis Kebijakan Utama Mabes Polri, nyata-nyata telah mengundang simpati. Meski kita yakini, ada yang mungkin merasa iri.

Irjen Fakhrizal, memang sedang disukai banyak tokoh dari berbagai kelompok masyarakat Sumatera Barat. Gaya kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di jajaran kepolisian Sumbar, jadi pujian berbagai pihak. Karena itu wajar banyak orang terkaget ketika mendengar dan membaca di berbagai media soal penggantian Irjen Fakhrizal sebagai Kapolda Sumbar.

Irjen Pol. Fakhrizal menjabat Kapolda Sumbar sejak 22 Desember 2016 berdasarkan Surat Telegram Kapolri No.ST/3072/XII/2016. Kini, dia dimutasi bersama ratusan perwira tinggi dan menengah Polri, Jum’at (6/12) dengan nomor telegram STR 3229.

Memang, sosok Kapolda yang terkenal tegas namun ramah ini, sering melakukan kegiatan sosial, membantu pembinaan generasi muda, baik itu bidang olahraga maupun membantu organisasi kepemudaan, serta membatu kegiatan keagamaan.

Kita tentu masih ingat kasus Iwan Mulyadi, korban salah tembak di Kabupaten Pasaman Barat. Akibat tembakan revolver Colt 38 merek Taurus itu, Iwan mengalami kelumpuhan total dari pinggang hingga kedua kaki karena peluru mengenai syaraf tulang belakang. Sejak itu, Iwan tidak bisa meninggalkan kursi roda dan mesti diangkat ke tempat tidur.

Lebih 12 tahun Iwan lumpuh total, tak berdaya dan terus berjuang mencari keadilan agar polri mengeluarkan ganti rugi imateri. Irjen Pol Fakhrizal yang waktu itu baru mengetahui kasus tersebut, langsung memerintahkan Kapolres Pasbar untuk menjemput Iwan ke rumahnya. Iwan pun dibawa ke Mapolda Sumatera Barat.
Baru sampai di Mapolda, Bibir Kapolda urang awak itu bergetar ketika bersalaman dengan Iwan. Sedih bercampur haru melihat kondisi Iwan.

“Bayangkan kalau yang mengalami kejadian seperti Iwan ini keluarga kita semua, keluarga saya. Tak terbayangkan kesedihan yang ditanggung,” ucap Fakhrizal. Semua orang, tercenung mendengar kalimat yang keluar dari mulut lelaki berkumis ini.

Irjen Pol Fakhrizal pun menghidupkan kembali harapan Iwan yang mulai padam. Perjuangannya menemui jalan terang. Uang ganti rugi imateril yang belasan tahun ditunggu, hingga berkali-kali Kapolda Sumbar berganti, dibayarkan semasa kepemimpinan Irjen Pol Fakhrizal.

“Ini soal nurani, untuk dibawa ke Mapolda Sumbar. Melihat Iwan yang tak bisa berjalan, dan hanya duduk di kursi roda, hati saya teriris rasanya,” ucap Fakhrizal dengan bibir bergetar.

Kapolda langsung menyerahkan uang Rp 300 juta kepada Iwan. Tak sampai di situ, Kapolda juga menitipkan masa depan Iwan kepada Kapolres Pasbar. Kapolda ingin memastikan kalau Iwan tak lagi hidup dengan kesedihan dalam kesepiannya.

“Jangan biarkan Iwan sendiri. Tadi saya titip ke Kapolres agar menjaga Iwan, memperhatikannya. Iwan adalah korban, dan tanggung jawab moril pihak kepolisian memperhatikannya,” tutur jendral bintang dua kebanggaan urang awak ini.

Sehari setelah Iwan dipanggil ke Mapolda Sumbar, saya beserta kawan-kawan berkesepatan bersilaturahmi dengan sang Kapolda. Waktu itu kami ingin mendeklarasikan sebuah organisasi kepemudaan. Saat itu, Kapolda Fakhrizal bercerita panjang tentang Iwan, hingga sampai beliau mengambil keputusan cepat meskipun, meski masih ada persoalan administrasi yang harus diurus untuk mencairkan ganti rugi tersebut.

Ini soal kemanusian. Irjen Pol Fakhrizal tak mau administrasi jadi kendala pembayaran. Makanya dia langsung ambil kebijakan saat ketemu Iwan, dengan langsung membayarkan ganti rugi sesuaim jumlah yang ditetapkan.

Sejak saat itu, saya mengidolakan sang jenderal. Karena, tak hanya cerita itu saja yang berkesan bagi masyarakat Sumbar, Irjen Fakhrizal juga sangat menghargai lawan bicara termasuk para generasi muda. Tak heran para generasi milenial menganggap beliau adalah ayah para milenial Sumatra Barat.

Di mata saya, Irjen Pol Fakhrizal tak pernah haus akan panggung. Beliau tulus ikhlas membantu kegiatan jika dibutuhkan, maka tak heran banyak sekali dan menjamur ormas dan organisasi kepemudaan mendukung dan mengajak serta meminta beliau serta patungan membuat baliho Kapolda Niniak Mamak ini untuk maju pada Pilkada 2020 mendatang sebagai calon gubernur Sumbar. Banyak yang menganggap sosok Irjen Pol Fakhrizal sosok pemimpin paling ideal untuk Sumbar 5 tahun mendatang.

Munculnya gerakan-gerakan dari berbagai kelompok mengalang KTP untuk Irjen Pol Fakhrizal untuk maju sebagai calon independen, karena besarnya harapan agar beliau mau menjadi calon gubernur Sumatera Barat. Mungkin inilah yang ditakuti oleh kalangan politisi sehingga memunculkan kesan adanya upaya untuk menjegalnya, bahkan sampai
meminta Kapolri memberhentikannya sebagai Kapolda Sumbar.

Sebagai generasi muda, saya cukup muak dengan kepemimpinan Sumbar yang begitu saja. Kita inginkan ada perubahan. Sudah saatnya Sumbar dipimpin oleh sosok yang profesional, tegas dan santun serta menghargai setiap aspirasi dari masyarakat.

Dan pemimpin Sumbar masa depan itu, saya lihat ada pada sosok Irjen Pol Fakhrizal. Beliau punya jaringan yang luas dan komunikasi yang santun.
Sudah waktunya tiba, Dengan kepala tegak kita ucapkan terimakasih banyak kepada Jenderal Fakhrizal.

Semoga pak Fakhrizal tetap meneguhkan hatinya untuk maju dan inshaallah akan menjadi Gubernur Sumbar. Kami masyarakat Sumbar menunggu pemimpin baik hati dan tepat janji. (*analisa)