Islam Mendongkrak UMKM Sumatera Barat

oleh -344 views
oleh
344 views
Mia

Oleh : MIA AYU GUSTI
Mahasiawa S3 Kajian Lingkungan dan Pembangunan
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

USAHA Mikro Kecil Menengah (UMKM) sudah menjamur di Sumatera Barat dan tentunya ini akan berperan dalam penyerapan tenaga kerja sekaligus mengurangi penggangguran.

Menurut data Statistik Sumatera Barat memberikan informasi bahwa UMKM telah menyerap lebih dari 80 persen tenaga kerja non pertanian di provinsi Sumatera Barat yang tersebar ke dalam beberapa kategori yakni Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor, Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum serta Usaha Industri Pengolahan.

Tidak hanya itu, UMKM juga unggul dalam meningkatkan perekonomian Sumatera Barat. Mengingat pentingnya peran UMKM, hendaknya masalah modal, SDM, hukum, iklim usaha yang belum kondusif, masalah infrastruktur berupa sarana dan prasarana maupun teknologi serta keterbatasan akses dan ketidakmampuan membaca selera pasar yang cepat berubah tidak menyurutkan pelaku UMKM untuk mengembangkan usaha dan bisnisnya karena usaha ini mempunyai prospek yang baik di masa mendatang jika UMKM tersebut bisa membaca situasi pasar sehingga dengan begitu UMKM bisa memanfaatkan peluang untuk mengembangkan bisnisnya dan bersaing dalam globalisasi saat ini tentunya dengan kinerja yang baik.

Menurut (P. J. Richard, Devinney, Yip, & Johnson, 2009) untuk mengukur kinerja organisasi dapat menggunakan ukuran kinerja keuangan, atau kinerja non-keuangan atau keduanya bisa dilakukan. Ukuran kinerja keuangan dapat dilihat dari laba usaha. Dari data Statistik Sumatera Barat menginformasikan bahwa penyediaan akmodasi dan penyediaan makan minum mengalami kenaikan laba hanya 23.53% sementara itu usaha ini memberikan kontribusi yang besar pada Produk Domestik Regional Bruto di Sumatera Barat sehingga terjadi ketidakkonsitenan pada usaha kuliner di Sumatera Barat.

Seharusnya jumlah UMKM sektor kuliner tersebar banyak di Sumatera Barat sehingga usaha ini mengalami peningkatan laba yang besar dan akan memberikan kontribusi kepada Produk Domestik Regional Bruto di Sumatera Barat namun yang demikian tidak terjadi. Kemudian, menjamurnya usaha ini mengakibatkan tidak efisien dalam menjalankan usahanya. Jadi wajar saja jika makanan dan minuman sering tidak laku terjual dan tersisa yang kadang kala makanan tersebut terpaksa di buang lantaran karena tidak bisa diolah kembali yang demikian akan menimbulkan masalah lingkungan hidup bagi pembangunan yaitu masalah kebersihan dan pencemaran lingkungan hidup.

Terjadinya inefisiensi dan pencemaran lingkungan merupakan indikasi dari kinerja organisasi yang buruk. Untuk mengatasi hal yang demikian, maka perlu peran etika kerja islam. Dalam masyarakat beradab etika menuntun manusia meninjau kembali sejumlah gagasan yang benar dan salah mengenai tingkah laku manusia terhadap alam karena manusia sebagai khalifah di muka bumi yang mengemban amanah untuk melakukan usaha-usaha agar alam semesta dan segala isinya tetap lestari sehingga umat manusia dapat mengambil manfaat, menggali dan mengelolanya untuk kesejahteraan umat manusia dan sekaligus sebagai bekal dalam beribadah dan beramal shaleh.

Manusia dipilih sebagai Khalifah di bumi dengan dibekali akal untuk dapat mengatur kehidupan sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam baik antara hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam termasuk makhluk hidup lainnya dengan pendekatan etika moral. Dipertegas oleh (Yousef, 2001) bahwa islam selalu menekankan pada kebersihan. Hal ini bisa diterapkan pada pelaku UMKM, jika pelaku UMKM bisa menjaga kebersihan lingkungan organisasi maka pelaku UMKM tersebut mempunyai etika yang baik terhadap lingkungan organisasi sehingga lingkungan menjadi bersih dan terjaga yang demikian akan menimbulkan citra positif pada UMKM kuliner.

Demikian pula, (Kumar & Rose, 2010) menyebutkan beberapa sikap positif yang dihasilkan dari etika kerja islam seperti kerja keras, komitmen, dedikasi untuk bekerja, kreativitas kerja, kerja sama dan daya saing yang adil di tempat kerja mempegaruhi keberhasilan organisasi. Penelitian (Jalil, Azam, & Rahman, 2010) menyatakan bahwa fungsi organisasi pengembangan berkelanjutan, peningkatan kepuasan pelanggan, dan citra organisasi bisnis dapat dicapai melalui penerapan etika kerja islam dalam organisasi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 510 pelaku UMKM kuliner bergerak dalam industry kerupuk, keripik, peyek dan sejenisnya yang tersebar dari berbagai daerah Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat yang terdiri dari Kota Padang, Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, Kota padang panjang, Kota Solok, Kota Sawah Lunto dan Kabupaten Tanah Datar serta Kabupaten Pesisir selatan memperlihatkan hasil yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Perbedaan hasil penelitian ini dipertahankan dalam ujian tertutup yang dilaksanakan secara virtual pada tanggal 27 Agustus 2021 dihadapan promotor Prof. Dr. Yasri, MS dan co-promotor Dr. Idris, M.Si, penguji internal Prof. Dr. Hasdi Aimon., M.Si, Prof. Dr. Ir. Anni Faridah, M.Si, dan Abror, SE, ME., Ph.D serta penguji eksternal Prof. Dr. Satria Bangsawan, SE.M.Si dari Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

Hasil penelitian ini dibuktikan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisis Structural Equation Modelling dengan bantuan perangkat lunak PLS yang menjelaskan bahwa Etika kerja islam tidak signifikan terhadap kinerja UMKM kuliner di Sumatera Barat. Artinya tinggi rendahnya etika kerja islam yang dimiliki oleh pengusaha kuliner tidak akan memberikan pengaruh pada kinerja UMKM kuliner di Sumatera Barat.

Satu penjelasan yang mungkin adalah Etika kerja islam merupakan sikap, kebiasaan atau cara berfikir seseorang terhadap pekerjaan sesuai dengan aturan islam. Ketika seseorang memiliki etika kerja islam yang tinggi ataupun rendah mereka tetap akan memiliki target kerja yang sama di dalam organisasi tanpa memperhatikan aspek kualitas pekerjaannya.

Untuk itu, para pengusaha sebagai khalifah di muka bumi ini wajib memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa karunia dari sang pencipta terus berlanjut maka perlu dilakukan prinsip-prinsip konservasi dengan menuliskan aturan-aturan seperti membuat papan pengumuman di ruang proses produksi dengan mengatakan bahwa bumi ini wajib dilindungi kemudian membuat pamphlet dengan gambar-gambar yang menarik dengan tulisan hemat listrik dan air merupakan sumber ibadah dipasangkan di dinding ruang proses produksi tujuannya adalah memberikan platform kepada pengusaha dan karyawan untuk terlibat dalam perilaku pro lingkungan dan mendorong mereka untuk berpartisipasi secara sukarela dalam kegiatan semacam itu yang kemudian akan bermanfaat pada UMKM itu sendiri.

Bagian dari penelitian ini juga telah dipublikasikan pada Academy of Strategic Management Journal Volume 20, Special Issue 6, 2021.(analisas)