Ivent Uda Uni Sumbar 2023 Dikritik sebagai Ajang Terburuk, Ternyata Ini Sebabnya..

oleh -4,464 views
oleh
4,464 views
Kadis Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda. (doc/)

Padang–Ajang bergengsi Uda Uni Sumatera Barat yang digelar di Solok Selatan, Sabtu lalu (4/11-23) menuai kritikan berbagai kalangan karena dinilai menjadi yang terburuk dalam sejarah.

Hal ini berawal dari beredarnya surat kritikan salah satu juri yang terlibat dalam iven tersebut, yang mana dalam surat tersebut ivent Uda Uni Sumbar kali ini dicap adalah yang terburuk, mulai dari tempat yang tidak representatif (Jauh & Outdoor), Acara yang molor sampai kurang optimalnya settingan Event Organizer (EO) pelaksana acara dalam hal ini dibawah koordinasi Dinas Pariwisata Sumbar.

Menanggapi kritikan tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda
mengatakan, pihaknya menerima beragam pendapat yang muncul, namun ia menyayangkan jika kritikan itu dipublikasi ke media sosial.

“Kritik silahkan sampaikan langsung ke saya, jangan ke media sosial,” Ucap Budi saat dikonfirmasi melalui telepon selular Selasa, (8/11).

“Pertama mengenai tempat. Dipilihnya lokasi di Menara Songket dan kawasan Saribu Rumah Gadang sebagai lokasi grand final karena kita ingin acara ini memiliki dampak langsung kepada masyarakat disekitar lokasi, sekaligus utk promosi destinasi di Sumbar. Dan ini sesuai arahan Gubernur Mahyeldi untuk mengadakan acara/ivent kolosal di daerah Sumbar yang tujuannya untuk memberikan impact nyata kepada masyarakat daerah tersebut supaya ada perputaran dan peningkatan perekonomian masyarakat melalui homestay, kuliner dan transportasi yang ada di lokasi acara tersebut.” Ungkap Kadispar Budi

Dalam beberapa postingan medsos, nitizen juga mempertanyakan tentang molornya waktu acara dimulai malam itu.

“Persiapan sudah kita lakukan sejak beberapa bulan lalu mulai dari koordinasi dengan pemda dan EO sampai persiapan masyarakat setempat untuk berbenah menyambut tamu yang akan hadir dalam ivent tersebut. Bahkan, Bupati Solok Selatan menilai gelaran tersebut sangat megah, dan sangat berarti bagi Solok Selatan.
Namun apa daya, saat acara akan di mulai tiba-tiba hujan deras serta angin kencang menerjang.” Ucap Budi yang juga Uda Sumbar angkatan 1992.

Dengan kondisi begitu, Budi pun menunda pelaksanaan acara, hingga pukul 9 malam saat hujan sudah reda, dirinya pun meminta pendapat pada Bupati Solok Selatan dan perwakilan Gubernur.

“Kami berdiskusi soal kelanjutan acara. Apakah akan dihentikan lalu dilanjutkan besok pagi, atau tetap dilanjutkan.”

“Dari diskusi itu disepakati bahwa acara tetap dilanjutkan malam itu juga,” ungkapnya.

Tapi kendati begitu, acara tetap meriah, buktinya hingga pukul 2 malam, masyarakat masih meramaikan lokasi acara,” bebernya.

Sehingga menurut Budi, semua masalah yang menjadi bahan kritikan tersebut bukanlah kesalahan manusia, namun faktor alam.

“Tidak ada human error, itu semua murni force major. Jadi kritik boleh saja, kami terbuka dengan itu. Tapi tolong pahami juga kondisinya seperti apa,” tegasnya.

Terkait hal itu Setda Solok Selatan, Syamsurizal ikut menanggapi komentar nitizen terkait ivent ini.

“Banyak yang menyalahkan kami (Pemkab Solsel) tidak siap menyelenggarakan ivent Uda Uni Sumbar ini, padahal ivent ini dibawah koordinasi langsung Dispar Sumbar dan EO nya. Jadi kami kurang menerima juga bila disalahkan oleh Netizen terkait tentang ketidakmeriahannya acara Grand Final Uda Uni Duta Wisata Sumbar di Menara Songket SRG 4 November 2023 yang lalu. Namun demikian, kondisi cuaca yaitu terjadinya hujan badai dan petir dari jam 18.00-22.00 WIB malam itu tentu diluar prediksi dan kuasa panitia dan kita semua. Terlepas dari semua itu, kami tentu berterima kasih kepada Pemprov Sumbar yang telah menunjuk Menara Songket SRG sebagai tempat acara. Semua kritikan kita jadikan bahan evaluasi dan masukan untuk masa yang akan datang.” Kukuh Syamsurizal. (monsis)