Padang,—Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) merupakan organisasi yang diisi mantan punggawa.penyelenggara Pemilu.
Senin 8/4 pagi, di Auditorium RRI Padang, Presedium JaDI Sigit Pamungkas dan Nelson Simanjuntak melantik Presedium JaDI Sumbar.
Dipimpin oleh Mufti Syarfie yang termasuk begawan dalam penyelenggaraan Pemilu, JaDi diyakini berbagai kalangan jadikan kualitas Pemilu 2019 makin bebobot.
“JaDI harus berkontribusi positif enyahkan deligitimasi pihak tak bertanggungjawab, baik ke individu maupun lembaga penyelenggara Pemilu,”ujar Sigit Pamungkas.
Menurut Mantan Ketua KPU RI ini, melawan deligitimasi adalah tugas berat, dan JaDI tidak biarkan penyelenggara Pemilu baik KPU maupun Bawaslu menghadapinya sendiri.
“Ini tugas berat karena delegitimasi itu menyasar individu penyeoenggara dan lembaga penyelenggara sendiri, JaDI harus menadi pencerah untuk menghempang itu,”ujar Sigit.
Bahkan Sigit memastikan kalau ada hoax mengatakan penghitungan suara Pemilu bisa dihackers.
“Hahaaa ini paling gampang membantahnya, penetapan hasil pemilu tidak kenal hitungan Informasi Teknologi, tapi ditetapkan lewat proses transparan dan partisipatif, semua orang bisa mengontrol, karena hasil Pemilu itu penghitungan di TPS dan rekapitulasi berjejang,”ujarnya.
Dan kata Sigit, jika dikatakan hasilnya lewat IT, hoax ini mudah dibantah. “Orang yang menyebarkan itu, tanda dia tidak tahu A-Z Pemilu,”ujarnya.
Apalagi JaDI untuk Pemilu 2019 berandil mensukseskan program kawal pemilu jaga suara itu.
“C1 TPS di foto dan diupload ke aplikasi program, Hasil foto itu dapat dilihat dan dicek oleh publik, JaDI ambil bagian memantau program. Saat ini ada 10 ribu relawan Kawal Pemilu Jaga Suara,”ujar Sigit.
Pelantikan JaDI semakin bermakna karena dilanjutkan dengan diskusi publik yang menghadirkan narasumber beekompeten dalam menyukseskan Pemilu 2019.
Ada Ketua KPU Sumbar, Amnasmen, Ketua Bawaslu Sumbar Surya Efitrimen dan Presedium JaDI Sumbar Mufti Syarfie dengan moderator Ketua Komisi Informasi Sumbar Adrian Toaik Tuswandi. (ichobb)
