Jamaah Haji Tamu Terhormat

oleh -98 views
Jemaah hajii Tamu Allah, dihornati. jemaah menikmati nasi mandhi, sumbangan dari donatur untuk jamaah haji. (dok/mm)

Oleh: H Mulyadi Muslim

Ar-Risalah (part 6)

MEMBANDINGKAN  pelayanan yang didapatkan oleh jamaah haji tahun ini dengan sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu, sungguh tidak sebanding.

Dengan tiga tahun yang lalu saja sungguh jauh berbeda. Jamaah haji selaku tamu Allah betul-betul dirasakan dari pelayanan panitia Arab Saudi atau Maktab, atau pun petugas haji Indonesia.

Sejak dari keberangkatan, dari embarkasi, jamaah haji disambut, dilepas dan diantar oleh pejabat daerah hingga ke pintu pesawat. Selama delapan jam di dalam pesawat, jamaah haji mendapatkan servis excellence dari pramugari. Makanan dan minuman dihidangkan, kebutuhan ke kamar mandi dipandu langsung oleh pramugari, sehingga tidak perlu jamaah haji membawa tanah untuk kebutuhan tayammum.

Sesampai di Bandara Jeddah atau pun Madinah, sudah ada petugas bandara yang bisa berbahasa Indonesia untuk mengarahkan jamaah menuju lantai dasar untuk urusan keimigrasian.

Di luar Bandara petugas haji Indonesia juga ada petugas stanby untuk menuntun jamaah menuju ruang tunggu untuk istirahat sejenak, urusan ke toilet dan pemasangan kain ihram, memasang niat serta sholat sunat ihram.

Setelah itu jamaah dipandu menuju bus yang telah disiapkan untuk menuju hotel dan kamar hotel pun juga sudah ditetapkan anggotanya. Dalam perjalanan menuju hotel sekitar satu jam paling lama, juga disediakan makan dan minum. Begitu rapi dan teroganisirnya kerja petugas, praktis tidak ada satu pun jemaah haji yang tersasar di bandara atau tertinggal oleh bus, karena ketua kloter, pembimbing ibadah, ketua rombongan serta ketua regu juga berfungsi dalam memastikan kelengkapan anggota rombongan.

Pelayanan di hotel, Arafah, Muzdalifah dan Mina, makan tiga kali, buah lebih dati cukup, kopi, teh dan gula juga tersedia. Handuk, sikat gigi, makanan yang dibawa dari tanah air tidak terpakai sama sekali.Begitu juga obat-obatan, dokter dan perawat stanby 24 jam.

Belum lagi soal.mobilitas religius jemaah haji, mobil antar jemput dari hotel ke Masjidil Haram juga tersedia per sepuluh menit, mobil datang silih berganti.

Jika ada jamaah yang ragu atau tersasar di sekitar Masjidil Haram maka cukup dengan mencari petugas asal indonesia yang memakai kostum jaket hitam dasar putih, melaporkan kondisi yang terjadi, maka dengan senang hati mereka (petugas itu,-red( akan memberikan petunjuk atau mengantar jamaah ke hotel.

Khusus di tanggal sepuluh dan sampai berakhirnya hari tasyrik juga tidak terhitung para muhsinin yang berbagi makanan, kue, buah-buahan dan air minum. Maka wajar, jamaah haji yang bisa menyesuaikan selera dan nafsu makannya dengan menu katering, dia akan kembali ke tanah air dengan berat badan yang nambah, karena menu yang disiapkan setiap hari lauknya tidak lepas dari daging, ayam, ikan dengan variannya dengan porsi dua kali lipat ukuran di tanah air.

Apalagi jika sesekali menikmati kulinernya saudi, nasi briyani atau mandhi dengan porsi ala saudi. Kita yakin pemerintah saudi atau pun indonesia akan terus memberikan pelayanan terbaik dari waktu ke waktu untuk jamaah haji, selaku tamu Allah. (analisa/bersambung)