Jangan Ajari Orang Puruih Kabun Soal Toleransi (catatan Isa Kurniawan)

oleh -831 views
oleh
831 views
Seni tradisi kuda kempang masih lestari di Puruih Kabun, miniatur Indonesia. (foto: facebook isa kurniawan)

*Puruih Kabun Miniatur Indonesia*

Seni tradisi kuda kempang masih lestari di Puruih Kabun, miniatur Indonesia. (foto: facebook isa kurniawan)

PURUIH Kabun adalah sebuah daerah di Kota Padang terletak di pinggiran Banda Bakali ke arah Utara, dan berbatasan dengan Jalan Ujuang Gurun Kecamatan Padang Barat ke arah Selatan.

Di seberang Banda Bakali itu, dulu ada arena pacuan kuda di daerah Rimbo Kaluang. Kaluang adalah bahasa Minang untuk kelelawar. Daerah kawasan GOR H. Agus Salim sekarang itu memang dulunya banyak kelelawar.

Di sepanjang Jl. Ujuang Gurun sekarang, banyak terdapat pabrik karet. Dan di halaman depan pabrik yang luas itu, oleh pemiliknya dijadikan kebun jambu perawas, jambu biji. Banyak sekali. Biasanya kalau sudah masak, menjadi incaran anak-anak sekitar pabrik.

Tidak banyak yang tahu, daerah Puruih Kabun adalah miniatur Indonesia, dihuni oleh bermacam-macam sukubangsa. Ada Aceh, ada Jawa, ada Batak, ada Bugis dan Ambon (orang Timur Indonesia), dan tak ketinggalan tentunya Minang.

Dulu, sering tembang-tembang Jawa mengalun tiap malam. Klenengan. Dan atraksi kuda kepang setiap peringatan 17 agustusan. Begitu juga dengan lagu-lagu rohani terdengar saat peringatan Natal di rumah-rumah warga Batak yang merayakannya.

Setahu saya sampai sekarang, mereka di Puruih Kabun itu hidup damai dan tenteram. Tidak ada konflik yang menyangkut SARA. Karena sudah beberapa generasi, saya rasa sekarang mereka semua sudah lebur. Bahasa Minang mereka sudah kental.

Saya lahir di daerah itu. Bermacam SARA ada di sana. Jadi jangan mengajari orang Puruih Kabun itu soal Bhinneka Tunggal Ika dan toleransi. Mereka sudah khatam. Sudah masak. Termasuk Saya tentunya.(facebook isa kurniawan)