Jelang Pilkada Padang Panjang, Eko Yance Nilai Politiknya Makin Dinamis

oleh -772 views
oleh
772 views
Eko Yance prediksi Pilkada Padang Panjang pertarungan dalam politik dinamis, Minggu 3/9 di Padang.(foto: twiter)

*Cari Wako yang jadi Walikota Rakyat*

Eko Yance prediksi Pilkada Padang Panjang pertarungan dalam politik dinamis, Minggu 3/9 di Padang.(foto: twiter)

Padang,—Junarlis senior Sumbar yang merupakan putera asli Kota Padang Panjang Eko Yance Endri mengakui kalau kota kampung halamannya itu hanya kota kecil.

Meski kota kecil tapi denyut perekonomian dan pembangunan di sana cukup dirasakan oleh warganya. Menurut Uwan Eko biasa Eko Yance dipanggil koleganya di Padang, kota kelahirannya pada 2018 termasuk penyelenggara Pilkada serentak, di Sumbar ada tiga kota lainnya yaitu Padangz Sawahlunto dan Pariaman.

“Untuk di Padang Panjang geliat Pilkada baru terasa di seputaran kota itu, karena kota kecil jadi untuk menjadi walikota, calon hanya butuh 10 ribu sampai 12 ribu pemilih sudah mengantarkan seseorang jadi walikota atau wakil walikota di Padang Panjang,”ujar Eko Yance saat berbincang dengan www.tribunsunbar.com, Minggu 3/9 di Padang.

Meski begitu Eko menekankan bahwa perpolitikan di kota kampung halamannya itu amat dinamis dari dulu maupun kedepan.

“Meski pemilih sedikit, pernah Pilkada Padang Panjang kontestannya lima pasang calon, kalau sudah banyak yang maju pasti alot demokrasinya,”ujarnya

Menurut Uwan Eko, berdasarkan pengalaman selama ini, faktor ketokohan seseorang ternyata tidak menggaransi terpilih sebagai Walikota di Padang Panjang.

“Tidak mutlak harus tokoh yang maju dan dijamin tampil sebagai pemenang. Lihat saja Uwan Suir Syam dulu tidak terlalu dikenal, lalu terpilih sampai dua periode,”ujarnya.

Terus Hendri Arnis Walikota Padang Panjang saat ini, ketokohan dan populernya kurang lebih sama saat Uwan Suir muncul dulu.

“Pilkada Padang Panjang untuk memilih pemimpin, saya analisa ada faktor-faktor di luar politik yang bekerja lebih gencar hingga membuat pemilih tertarik,”ujarnya.

Eko Yance memperdiksi Pilkada 2018 bahkan untuk Pilkada berikutnya  pola politik di Padang Panjang masih seperti lima tahun lalu.

“Apalagi pemilih di sana tak terlalu hirau dengan program yang dijanjikan calon. Walau pun sebenarnya kota seperti Padang Panjang amat memerlukan sentuhan terobosan agar bisa jadi sebuah kota yang dapat membuat warganya hidup makmur dan sejahtera,”ujar Eko.

Walikota Padang Panjang ke depan kata Eko mestilah jadi walikota bagi rakyatnya.

“Jangan jadi walikotanya para pegawai Pemda di Balaikota saja. Soal tetek-bengek birokrasi, biarlah para pegawai  diurus oleh Sekda, karena pejabat karir/struktural tertinggi di balaikota adalah Sekda,”ujarnya.

Walikota dan Wakil Walikota kata Eko urusannya mencarikan investor, melobi serta menjadi perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah (verlengstuuk) saja.

“Saya lihat walikota sekarang sibuk mengurusi pegawai saja, masa Sekda nya sampai enam orang sejak dilantik? Jika boleh mengusik, para calon wako dan wawako harus buat kontrak sosial dengan masyarakat sebelum mendaftar, satu bunyi kontraknya yakni berjanji akan akur sampai akhir masa jabatan, tidakan akan saling berkhianat dan tidak akan pecah kongsi. Jika terjadi keduanya siap mundur,”ujar Eko.(rian)