Jenny Han Penulis ‘To All The Boys’ Terkenal Amerika

oleh -476 views
oleh
476 views
Salsabila Nazhifah (dok)

Oleh: Salsabila Nazhifah

Mahasiswa Sastra Inggris UNAND

JENNY HAN adalah seorang penulis novel bergenre young adult romance. Ia lahir dan besar di Richmond, Virginia, Amerika Serikat pada 3 September 1980. Jenny Han memiliki darah keturunan Korea-Amerika dari orang tuanya yang berimigrasi ke Amerika Serikat dari tahun 70-an.

Dia lulus dari Maggie L. Walker Governor’s School for Government and International Studies, kemudian ia menerima gelar Master of Fine Art dalam penulisan kreatif di New School di University of North Carolina di Chapter Hill. Ibu Jenny Han memiliki toko dan ayahnya bekerja di Philip Morris.

Jenny Han , sumber : eater.com

Jenny Han mencintai dunia tulis sejak belia. Buku pertama yang Jenny Han tulis berjudul ‘Shug’ yang merupakan novel anak-anak yang ia tulis sewaktu kuliah dulu. Shug mengikuti Annemarie Wilcox, seorang gadis berusia dua belas tahun yang menavigasi SMP.

Pertama kali saat ia menjadi penulis, ia paling suka dengan narasi karena seperti waktu yang menarik dari apa yang bisa ia curahkan dan benar-benar susah untuk ia lupakan. Dia selalu bekerja di dunia buku. Sebelum menjadi penulis terbitan, ia bekerja sebagai penjual buku dan pustakawan anak.

Jenny Han sangat menyukai penulis Stephen King. Dalam wawancaranya bersama Dive Studios Podcast, ia mengatakan “saya membaca semua buku Stephen King, saya membaca A little Bit saat saya berusia 9 tahun dan saya menyukai buku itu. Saya mengaguminya”

Jenny Han menerbitkan novel young adult yang berupa trilogi, yaitu To All the Boys I’ve Loved Before (2014), P.S. I Still Love You (2015), dan Always and Forever, Lara Jean (2016).

Ketiga bukunya ini segera menarik hati para pembaca, Buku-buku tersebut selalu bertengger di deretan buku best seller. Bahkan, ketiga buku trilogi tersebut diadaptasi ke dalam film keluaran Netflix.

Novel trilogi ‘To All The Boys” , sumber : Kincir.com

1. To All The Boys I’ve Loved before

Lara Jean sangat menyukai Sastra dan dunia tulis. Ia sangat suka menulis surat tentang beberapa pria yang ia temui dan ia kagumi. Namun, surat itu tidak ia kirimkan kepada penerimanya. Sampai pada akhirnya Katty mengendap mengambil kotak itu dan mengirim semua surat-suratnya kepada penerimanya. Di antara para pria yang menerima surat itu, ada Josh Sanderson, teman kecil Lara, yang juga mantan pacar kakak perempuannya, Margot. Ada pula Peter Kavinsky, teman kelas Lara, yang justru mengambil kesempatan ini. Peter meminta Lara untuk menjadi pacar palsunya. Tujuan utamanya agar mantan Peter bernama Gen cemburu. Sampai akhirnya mereka benar-benar berpacaran.

2. To All the Boys: P.S. I Still Love You

Di sekuel kedua ini banyak momen manis yang mereka alami, mulai dari dating sampai merayakan valentine bersama. Seiring mereka bertambah dekat, Lara harus belajar untuk menjadi pacar yang baik bagi Peter, tanpa harus kehilangan jati dirinya. Untuk menghadapi berbagai emosi yang berkecamuk. Lara bertemu dengan John Ambrose, salah satu penerima surat cinta yang dikirimkan adiknya. Karena kejadian ini memunculkan dilema bagi LLara apakah mungkin jatuh cinta pada dua laki-laki di saat bersamaan? Namun tetap saja hatinya hanya untuk Peter Kevinsky.

3. To All The Boys : Always and Forever

Disini diceritakan bahwa mereka ada di penghujung masa SMA. Mereka mulai merencanakan untuk kuliah di tempat yang sama, yaitu Stanford University. Namun sayang Lara Jean tidak diterima di Stanford, sehingga hanya Peter yang diterima disana. Mereka takut jika mereka kuliah di tempat berbeda hingga harus LDR membuat banyak hal yang membuat hubungan mereka nantinya kandas.

Fun fact nya adalah, bahwa tokoh ‘Lara Jean’ merupakan visualisasi dari diri Jenny Han sendiri. Ia memang suka mencurahkan isi hatinya ke dalam kata-kata yang terhimpun di atas selembar kertas itu. Bahkan saat ia membuat visual tokoh Lara Jean dengan wajah Asia, itu membuat ia mendapat banyak tentangan dari berbagai pihak. Namun, dengan keyakinan dia tetap ingin tokoh tersebut divisualkan dengan wajah Asia.

Walau begitu, Jenny Han berhasil membuat trilogi ini sukses besar di Amerika. Bahkan tak hanya di Amerika, semua orang di luar Amerika pun banyak yang menyukainya dan sangat menggilainya. Kesuksesan Jenny Han merupakan salah satu cita-cita terbesarnya, dimana ia ingin novel-novel karyanya bisa dinikmati oleh banyak pembaca dan semua itu bisa diterbitkan menjadi film.

Dalam wawancaranya Dive Studios Podcast, Jenny Han menyebutkan “bisa membuat film dan semua hal itu seperti Gila itu luar biasa. Saya ingin terus bercerita dan terus merasa terhubung dengan orang-orang. Saya pasti memiliki minat seperti estetika dan saya ingin saya itu menjadi bagian dari apa yang menarik bagi saya tentang pembuatan film sehingga mampu membuat dunia menjadi hidup, begitu yakin seperti halnya saya suka toko buku”

“Saat menulisnya, aku memikirkan banyak tentang pembaca, terutama apa yang mereka inginkan, apa yang mereka harapkan apa yang mereka paling pedulikan tentang cerita?” Jelas Jenny Han.

“Aku sering melihat komen-komen para fans tentang buku yang kutulis. Entah itu dari e-mail, surat atau komen-komen di sosial media..” Tambah Jenny Han.(analisa)