Juara di Tingkat Provinsi, Syakira Melaju ke Tingkat Nasional Lomba Bertutur

oleh -137 views
oleh
137 views

PADANG PANJANG,–SYAKIRA AZZAHRA (11) tidak hanya sekadar pandai bercerita, tetapi mampu menggiring audiense yang mendengar, seakan masuk ke dalam alam imajinasi. Apalagi kisah “Asal Nagari Koto Nan Ampek” yang dibawakan pada lomba bertutur Sekolah Dasar tingkat provinsi, dihikayatkan dengan cara yang terbilang unik.

Di panggung Aula Kantor Gubernur Sumbar, Selasa (28/7), Syakira menggunakan lembaran karton bergambar berukuran 60 X40 cm. Seperti sebuah buku, Syakira membalik setiap lembaran yang diisi guntingan karakter dan instrumen yang tersusun. Hal itu dinarasikan dengan kalimat yang menarik, intonasi dan ekspresi yang tepat, sesuai lembaran yang diperlihatkan kepada para penonton. Malahan ada nyanyian yang dia senandungkan.

Murid SDN 06 Balai-Balai ini, memberikan sesuatu yang spesial pada lomba tingkat Provinsi Sumbar tersebut. Juri pun akhirnya tak ragu menganugerahi anak dari Triyogi dan Lutilmila Bosanova –warga Kelurahan Tanah Hitam, Kecamatan Padang Panjang Barat (PPB)– ini menjadi juara 1 dan berhak mewakili Sumatera Barat di tingkat nasional nantinya.

Selain bakat alami dan dukungan kedua orang tua, keberhasilan Syakira tidak terlepas dari peran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK). Kadis DPK, Alvi Sena, MT, diwakili Kabid Perpustakaan Dra. Hirda menyampaikan, bakat Syakira sudah terlihat pada lomba bercerita tingkat kota pada Maret lalu yang diikuti lebih kurang 70 siswa SD.

Syakira berhasil menjuarai lomba bercerita tingkat SD se-Kota Padang Panjang. Dirinya kemudian dipersiapkan mewakili Padang Panjang di tingkat provinsi dimentori di DPK oleh Joni Aldo dan Niki Martoyo. “Dari mentoring itu, Syakira dibimbing dapat menyajikan sebuah cerita menggunakan berbagai teknik penyampaian yang menarik. Alhamdulillah kini Syakira berhasil menjuarai lomba bertutur di tingkat provinsi dan berhak ke nasional,” ujar Hirda.

Sementara itu, kegiatan lomba bertutur tingkat SD yang digelar secara berjenjang oleh DPK dari tingkat kota hingga dipersiapkan ke tingkat provinsi maupun nasional, merupakan suatu upaya anak-anak menyukai cerita rakyat karena memiliki pesan moril. “Jangan sampai cerita rakyat yang penuh pesan moril ini, hilang begitu saja tergerus budaya asing,” pungkasnya. (Kominfo)