Kader HMI, KAHMI Untuk Ummat

oleh -691 views
oleh
691 views
Khairul Ikhwan (foto: dok)

Oleh: Khairul Ikhwan (Ketua Presedium KAHMI Padang)

TANGGAL 5 Februari adalah hari lahir Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) organisasi yang didirikan Lafran Pane 74 tahun silam (1947) tepat setelah 2 tahun Proklamasi Kemerdekaan telah mewarnai kehidupan Islami berbangsa dan bernegara.

Di awal berdirinya, HMI turut andil menorehkan sejarah perjuangan anak bangsa pada masa-masa agresi militer Belanda dan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Sehingga kondisi ummat terlindungi dari kerusakan dan penindasan dimasa itu rezim tersebut.

Maka oleh karena itu, setiap bulan Februari seluruh Kader HMI dari Sabang sampai Merauke senantiasa melaksanakan “dies natalis” atau “milad” HMI. Itu “ritual tahunan” yang dihadiri oleh kader dan alumni HMI (KAHMI) sebagai napak tilas perjuangan kader-kader HMI dalam berproses dan beraktualisasi diri dimasa lalu dan masa kini agar umat tetap dilindungi.

Sekarang dalam menghadapi tantangan zaman now, kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan para KAHMI yang merupakan pejuang dan selalu bersama ummat Islam harus memiliki kualitas insan cita yang sangat baik. Untuk mewujudkan kualitas tersebut, maka kader HMI dan KAHMI kedepan harus memiliki beberapa kompetensi strategis.

Kader HMI dan KAHMI itu adalah pejuang ummat, terutama ummat mustadh’afin, ummat yang tertindas, ummat yang dipermainkan oleh rezim. Oleh karena itu, setiap kader HMI dan KAHMI harusnya memiliki kualitas insan cita yang sangat baik.

Penulis yang pernah menjadi HMI Komisariat Fakultas Sastra Unand tahun 1985. Aktif juga di HMI Cabang Padang tahun 1986. Pernah diberi amannah Sekum Badko HMI Sumbar 1989. Sudah malang melintang bersama HMI dari bawah sampa puncak.

Penulis juga pernah menjadi Presedium (Ketua) KAHMI Padang tahun 2011 ini dapat menjelaskan bahwa setidaknya terdapat beberapa kompetensi yang harus dimiliki kader HMI atau KAHMI untuk melengkapi kualitas insan cita dan menghadapi tantangan zaman now.

Harus memiliki kemampuan Organisatoris, artinya memiliki kemampuan organisasi prima. Maka dengan kemampuan organisasi ini dapat dipergunakan untuk membantu ummat, melindungi hak-haknya itu kompetensi dasar yang dimiliki.

Berikutnya kader HMI atau KAHMI haruslah Profesional dibidangnya. Maksutnya adalah semua sepesialias yang dikerjakan, kader ahlinya seperti kader memiliki keahlian lulusan Universitas Islam Negri (UIN) maka beliau harus menjadi dai, soko guru pencerah Islam ditengah ummat.

Atau lulusan pertanian, ahli dibidang pertanian maka ilmu tersebut dipergunakan secara profesional untuk kemakmuran pertanian ummat Islam, Sehingga keberadaan kader HMI/KAHMI terasa secara keahlian sikilnya.

Kader HMI dan KAHMI memiliki ketauladanan yang harus Islami sesuai dengan perjuangan pendiri organisasi ini. Nilai Islam harus melekat, jangan kader HMI atau KAHMI ikutan Ideologi lain yang bisa merusak ummat jadinya.

Terakhir di ataranya adalah kader HMI atau KAHMI harus hadir sebagai sosok entrepreneurship atau jiwa wirausaha yang memiliki kemandirian secara pribadi, komunitas sehingga tidak tergantuang dengan lembaga-lembaga organisasi kepemerintahan ingin kaya.

Jika uraian di atas dimiliki oleh kader HMI dan KAHMI maka nilai-nilai perjuangan pendiri HMI akan tetap terwarisi setiap zaman, setiap rezim, setiap eranya. Kader HMI dan KAHMI harus kuat, insyallah dengan kekuatan dimiliki ada keyakinan ummat Islam atau Agama Islam tetap terlindungi.(analisa)