Kala Chairul Tanjung Jadi Pucuk Tangkai Balai Saruang

oleh -1,541 views
oleh
1,541 views
Pengusaha nasional Chairul Tanjung menjadi Pucuk Tangkai Bandaro Kayo di Balai Saruang Nagari Pariangan Tanah Datar, Minggu 21/5

Pariangan,— CEO CT Crops Chairul Tanjung bersama istrnya Anita CT berkunjung di negeri tertua Minangkabau yakni Nagari Tuo Pariangan, Kabupaten Tanah Datar didampingi Gubernur Sumbar Irwan Prayitno disambut Bupati Tanah Datar.

Di Balai Saruang, pengusaha nasional mantan Menko Ekonomi era Presiden SBY itu diminta duduk menjadi Pucul Tangkai Balai Saruang Dt Bandaro Kayo, Minggu 20/5.
“Di batu ini, tempat pak CT duduk bersila di situlah diputuskan perkara pelik era Minangkabau dulu,”ujar Irdinansyah.
Pak CT sebagai Pucuk Tangkai Balai Saruang akan memutus seperti hakim terhadap perkara, batu berjajar sebelah kanan itu tempat duduk tiga raja yakni Raja Alam, Raja Adat dan Raja Ibadat.
“Batu berjejer di sebelah kiri itu duduk datuk-datuk sebagai penuntut dan batu di depan itu terdakwa atau tersangka seperti pengadilan, Balai Saruang bisa disebut mahkamahnya alam Minangkabau,”ujar Irdinasyah duduk sebagai datuk penuntut bersama kepala biro humas Pemprov Jasman Rizal.
Sedangkan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno duduk sebagai Rajo Alam dan CEO Trans Corps Dony Oskaria duduk sebagao Raja Adat.
“Kayak pengadilan, berarti entah berapa ratus tahun dulu pola peradilan sudah ada di Minangkabau ini rupanya,”ujar Chairul Tanjung.
Sebelumnya CT dan istri juga menyaksikan nagari tuo ini melihat pola komunal masyarakat Minangkabau.
“Duhh elok dan cantiknya suasana di Pariangan ini, nggak pernah bosan-bosannya ke sini,”ujar Anita Chairul Tanjung yang sudah dua kali mengunjungi Nagari Tuo Pariangan ini.
CT juga sempat mampir di Kuburuan Panjang yang melagenda. “Berapa panjangnya nih,”ujar CT.
“Tidak pernah ada ukuran pasti entah magic atau keramatnya kuburan ini kalau pengukur pertama 25×7 meter, tapi diukur lagi bisa lebih dan bisa kurang,”ujar Irdinansyah.
Chairul Tanjung tengah menikmati minuman daun kawa di Guguk nagari Pariangan Tanah Datar, Minggu 21/5

Setelah itu, CT mampir di Jorong Guguk sebuah puncak yang berview luar biasa indahnya.

“Waduhh cantiknya, ini saja diseriusi Tanah Datar pasti hebat, Sumbar pasti lebih terkenal lagi,”ujar Anita sambil berdecak kagum memandangi hamparan sawah berjenjang dari puncak itu.
Bahkan CT dan Anita disuguhi minuman air kawa daun dengan ornamennya tidak gelas tapi tempurung kelapa.
“Apa ini, teh atau kopi,”ujar Anita. “Ini bukan kopi bukan pula teh, tapi kedua rasanya ada di sini,”ujar CT.
Kawa Daun memang minuman khas konon kabarnya, itu adalah minukan kaum terjajah.
“Kala buah kopi diambil penjajah ke negaranya, tinggalah pribumi kreatif menjadikan daun kawa serasa kopi, tidak ada kopi, air kawa juga terasa kopi, itu yang dilakukan pribumi masa penjajahan dulu,”ujar Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno membuat Anita Chairul Tanjung mengaguk-anggukan kepala, mungkin membayangkan penderitaan anak negeri di era penjajahan dulu.
“Ada kisahnya ya kawa daun ini,”ujarnya.(wandi)