Kampus Ilmu Pelayaran, Fakta Perjuangan Aspirasi Mulyadi

oleh -653 views
oleh
653 views
Kampus Ilmu Pelayaran.di Tiram Ulakan Padang Pariaman, buah nyata perjuangaj aspirasi Mulyadi, foto saat kampus diresmikan Menhub Budi Karya beberapa tahun lalu. (foto/dok)

Padang,—Anggota DPR RI Dapil Sumbar 2 yang juga Ketua Partai Demokrat Sumbar Ir. H. Mulyadi, punya kelihaian lebih soal perjuangkan aspirasi Sumbar dibandingkan wakil rakyat lain di DPR RI.

Mulyadi kuat di argumentatif plus jaringan untuk meyakinkan mitra kerjanya di DPR RI, seperti kerja nyata Mulyadi untuk pembangunan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Padang Pariaman.

Ketika itu, Kementerian Perhubungan akan membuka 2 unit lagi BP2IP di Indonesia, tetapi daerahnya belum ada. Mulyadi dengan kecintaannya pada Sumatera Barat, menangkap peluang itu. Dia berusaha keras, bagaimana agar pembangunan BP2IP itu, salah satunya dibawa ke Sumbar.

Melalui argumentasi yang menarik dengan Kementerian Perhubungan, maka BP2IP yang sekarang menjadi Politeknik Pelayaran Sumbar tersebut berhasil dibangun di Tiram, Padang Pariaman.

“Kita berjuang dan bersaing dengan anggota DPR dari daerah lain untuk mendapatkan sekolah ini. Karena hanya dua yang akan ditambah pada periode itu. Alhamdulillah, kita dapat satu, sementara satu lagi di Sulawesi Utara. Ini kepuasan kita juga. Sebuah kerja politik yang kita lakukan berhasil dinikmati masyarakat,” kenangnya.
Seperti diketahui, Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Kabupaten Padang Pariaman yang kemudian berganti nama menjadi Politeknik Pelayaran Sumatera Barat (Sumbar) diresmikan pemakaiannya oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Februari 2018 lalu.

Kampus yang berdiri di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman itu diharapkan dapat meningkatnya kemampuan peserta didik serta menghasilkan lulusan pelayaran asal Indonesia untuk perusahaan internasional.
Meski saat ini lulusan pelayaran asal Indonesia diminati kedua setelah Filipina, namun Menhub Budi Sumadi menekankan agar lulusan sekolah tersebut semakin diminati maka peserta didiknya harus menguasai bahasa Asing.
Penetapan menjadi Politeknik Pelayaran tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan nomor 5 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Pelayaran Sumbar.

Politeknik tersebut atau yang sebelumnya BP2IP dibangun semenjak 2011 di atas lahan seluas 37,175 hektare dengan anggaran Rp509,82 miliar yang saat ini dapat menampung 500 peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) kelas reguler dan 100 peserta Diklat pendek.
Politeknik tersebut memiliki program Diklat Pembentukan (DP-IV) Nautika dan Teknika, DP-V Nautika dan Teknika, Diklat Keterampilan Keahlian Pelaut, Basic Safety Training, Advance Fire Fighting, Medical First Aids, dan Security Awareness Training.

Selain itu, sejak berdiri hingga 2017, Diklat tersebut telah mengeluarkan 9.285 sertifikat pelaut sesuai dengan standart yang ditetapkan International Maritime organization.

Serta pada 2018 menyelenggarakan Program Diklat Pemberdayaan Masyarakat dengan kuota sebanyak 3.470 peserta dari 100 ribu peserta yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia perhubungan.

Politeknik Pelayaran tersebut nantinya juga terbuka untuk lulusan dari berbagai pesantren yang menempuh pendidikan formal maupun paket C di kejuruan Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. (rilis/iko)