Oleh: Ilhamsyah Mirman (Founder Ranah Rantau circle/RRc)
MENYELINAP malu di pinggang gunung Marapi, nagari Sungai Puar, tak dinyana terselip keindahan ciptaan Yang Maha Kuasa untuk kita yang tak henti bersyukur.Air dari puncak gunung yang dulunya 'sagadang talua itik', sebagian mengalir jernih dari sungai-sungai kecil menyatu di ujung wilayah jorong Limo Kampung, Nagari Sungai Puar, Kabupaten Agam.
Menuju Air Terjun BadoraiBerjarak tidak lebih dari lima ratus meter dari jalan yang bisa dilalui kendaraan roda empat.
Perjalanan menyusuri alur air yang langsung ke rumah-rumah penduduk ini tidak terlalu lama. 15 hingga 20 menit, jalan setapak bertemankan merdu gemericik.Meski kondisi rumput dan perdu liar agak mengganggu, diselingi patahan pohon atau batang bambu bertebaran disepanjang jalan, namun panas terik matahari pukul sebelas siang itu justru membantu kelancaran 'petualangan'.
Hembusan angin menyelip dedaunan dan 'lengkingan' suara 'uir-uir' menjadi penambah indah harmoni. Nada hewan ini sungguh sangat mengisi kesunyian perjalanan saya bersama ketiga anak kemenakan.Petualangan Ramadhan
Ananda Ridho, Faiz dan Nabil penuh semangat berselimut rasa keingintahuan. 'Tiga ratus meter lagi Pak Manih', ucap Faiz menyampaikan laporan 'Maetek Google'.Jarak 6,8 km ke air terjun ini dari rumah gadang Uwak Taluak, Sumua, Tigobaleh Bukittinggi kami pilih, ketimbang 4,4 km ke Sungai Tanang atau ke Sungai Janiah sejauh 10 km untuk mencari lokasi mandi pagi jelang akhir Ramadhan.Tulisan Air Terjun Badorai di perempatan balai nagari Sungai Puar yang kerap terlihat saat melintas jalur alternatif Padang-Bukittinggi mendasari pilihan kali ini.Disamping melampiaskan rasa ingin tahu. Sungai Janiah dan Sungai Tanang relatif telah dikenal dengan akses yang mudah dan fasilitas mencukupi untuk menjadi tempat rendezvous.
Maka pencaharian Badorai ini sungguh satu pengalaman mengesankan.Cuaca cerah mengantarkan kita seakan berjalan tegak lurus bumi, menggapai puncak kawah. Amat dekat rasanya merayap jalan ke 'atap' ranah Minang ini. Tanjakan berliku terjal dengan lebar pas seukuran roda mobil, membutuhkan ketepatan teknik dan keahlian mengemudi.
Terlebih saat berpapasan dengan petani yang membawa hasil buminya turun. Menggunakan motor kecepatan tinggi, membawa sayur mayur segar.Keadaan air terjun yang dipagari bebatuan besar dan pepohonan hijau, amat indah dan sejuk. Penampakan kombinasi cadas, lumut, dedaunan dan 'dorai' (derai) air dipastikan membuat pengunjung tak henti mengambil spot yang 'instagramable' ini.
Terdiri dari 3 (tiga) tingkatan, yaitu Badorai 1 (yang tertinggi), Badorai 2 (1.468 mdpl) dengan ketinggian 60 m serta Badorai 3 atau air terjun Banda Laweh (1.440 mdpl). Ketiga tempat mandi dan bermain air alami, oleh warga di beri nama Air Terjun Badorai Indah.Agak aneh sebenarnya, spot cantik dilingkungi berbagai macam tanaman hortikultura dan berlokasi dekat pusat pariwisata namun belum terlalu dikenal wisatawan. Biasanya kalau ada destinasi dengan karakteristik seperti ini, dipastikan bakal di banjiri pengunjung.
Editor : Adrian Tuswandi, SH