Padang,,—Pasca Pilpres dan Pileg dalam fakta mestinya tak perlu ada lagi perbedaan. Apalagi hasilnya pun sudah diketahui, tapi tahukah ternyata perbedaan pilihan masih terus ‘digoreng’, padahal merajut kebersaman itu sebenarnya murah.
Adalah sebuah komunitas whatsapp group ‘teh talua’ namanya berisikan individu beragam profesi ada wakil rakyat, ada mantan penyelenggara Pemilu ada pemimpin redaksi dan penilik media serta wartawan peliput politik, juga ada akademisi dan komisioner Komisi Informasi Sumbar.
Mereka merajut kebersaman lewat buka puasa bersama bertajuk ‘balanjuang puyu goreng balado’ di sebuah kedai sederhana di depan kantor KPU Sumbar, Kamis 30/5.
“Kebersamaan itu murah tidak perlu di tempat mewah bergemerlap cahaya, di sini ada kebersamaan sudahlah perbedaan jangan digoreng lagi, berbeda pilihan cukup saat Pemilu saja, saat Ramadhan ini momentum merajut silaturahim,”ujar Anggota DPRD Sumbar HM Nurnas sebelum bunyi sirene berbuka puasa tadi.
Menurut Ketua Komisi Informasi Sumbar Adrian Tuswandi, komunitas whatsapp group saat jelang Pemilu kemarin sering berdiskusi dengan perdebatan tajam.
“Tapi setelah Pemilu usai dan hasil pun sudah ditetapkan KPU, semua perbedaan itu pun sirna, masing warga group kembali menjalankan rutinitas masing-masing, ternyata kebersamaan itu indah semakin kuat buhulnya dengan berbuka puasa dengan cara balanjuang,”ujar Adrian.
Balanjung menjadi trend selain tempat sederhana, juga makan nasi beralasan daun pisang. “Banyak undangan berbuka puasa saya hadiri, di kedai Da An ini terasa beda dan enak sekali,”ujar Wartawan Senior Novrianto Ucok.
Berebut makan dan saling canda ternyata kata John Edwar Roni tidak perlu mahal.
“Ibadah berbuka kita dapat, silaturahim makin kokoh,”ujarnya. (ichobb)