Kehidupan Dan Kesuksesan Penulis Fenomenal Seri Harry Potter,JK Rowling

oleh -518 views
oleh
518 views
Anisa Febriyanti. (dok)

Oleh: Anisa Febrianti
Mahasiswa Sastra Asing UNAND

Film Harry Potter diambil dari novel JK Rowling dengan judul yang sama. Siapa itu JK Rowling?

Rowling telah menikah dengan seorang wartawan dan melahirkan seorang putri pada tahun 1993. Tetapi pernikahannya berakhir dengan perceraian, dan dia harus menjadi orangtua tunggal bagi putrinya.

Setelah perceraiannya, Rowling membawa putrinya dan pindah ke Edinburgh. Di sana mereka hidup dalam keadaan miskin. Sangat menyedihkan bahwa pada saat itu dia dan putrinya tidak punya apa-apa dan mereka hanya bertahan hidup dengan uang tunjangan yang telah disediakan pemerintah.

Rowling memang menjalani kehidupan kekurangan dan hampir tidak ada, tetapi dia masih tidak mau berhenti menulis. Meskipun dia hanya memiliki mesin tik tua, namun Rowling terus menulis karena dia percaya dia akan berhasil suatu hari.

Ketika Rowling mampu menyelesaikan ketiga buku naskahnya, tidaklah mudah baginya untuk menjual karyanya. Menjelang musim panas tahun 2000, tiga buku pertama buku Harry Potter, Harry Potter dan Kamar Rahasia, Harry Potter the Chamber of Secrets, dan Harry Potter serta Tahanan Azkaban, ditolak oleh 12 penyiar.

Hingga penerbit bloomsbury kecil memberi JK Rowling kesempatan untuk menerbitkan bukunya, bahkan dengan keuntungan kecil. Bayangkan, 12 kali ditolak oleh penerbit!

Akhirnya novel Harry Potter meledak ke pasar dunia. Tiga buku pertama meraih keuntungan mencapai USD 480 juta.

Dan juga sejak dari kecil J.K Rowling memang suka membaca dan suka menulis buku dan sejak muda J.K Rowling Rowling sudah terbiasa dengan buku-buku.dengan motto hidupny “Saya hidup untuk buku […] Aku adalah kutu buku […],” katanya seperti dikutip website pribadinya.

Ia sudah bercita-cita ingin menjadi penulis sejak kecil. Buku pertamanya yang ditulis saat ia masih berumur 6 tahun berkisah tentang kelinci. Di usia sebelas tahun, ia menulis novel pertama yang bercerita tentang tujuh berlian terkutuk dan impian menjadi penulis itu terus terpelihara sampai ia melanjutkan pendidikan di Universitas Exeter, di mana ia membaca banyak buku Bahasa Prancis dan Klasik dan pernah didenda sebesar 50 Poundsterling karena terlambat mengembalikan ke perpustakaan.

JK Rowling sumber www.jkrowling.com.

Cerita klasik yang ia baca inilah yang berguna pada penciptaan mantra-mantra novel Harry Potter yang beberapa di antaranya berbasis bahasa latin. J.K lalu melanjutkan studinya di Paris selama setahun dan lulus pada 1990. Lalu ia kembali ke London dan bekerja sebagai peneliti dan sekretaris billingual di Amnesty Internasional.

JK Rowling menyukai sastra berkat ibunya yang memberikan seluruh waktunya untuk keluarga. Ibunya berharap menjadi seorang ibu yang dapat memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya.

Anne Rowling, sang ibu membacakan berbagai buku kepada anak-anaknya semenjak mereka masih kecil. Inilah yang membuat J.K. Rowling memiliki kemampuan untuk berimajinasi dan juga menceritakan kembali setiap imajinasi yang bermain dalam pikirannya.”dan saat disekolah dasar JK Rowling menyadari bahwa diriny termasuk anak yang cerdas”,kata sirowling.dan juga j.k rowling sudah menyadari akan minatnya dalam baca bukuan dan juga dalam bahasa inggris

Lalu ketika JK Rowling berusia 15 tahun, di mana disaat itu ia mengalami depresi atas kematian ibu yang sangat dia sayangi dan disaat itu JK  Rowling memutuskan dirinya untuk kembali ke London dengan kereta pada tahun 1990. Dan di saat di dalam kereta api itulah JK Rowling menemukam gagasan ide tentang Harry Potter. J.K. Rowling tidak tahu mengapa atau apa yang memicunya memiliki imajinasi seperti itu. Namun, dia melihat keseluruhan cerita tentang novel Harry Potter dan sekolah penyihir yang ternyata sangat menyita perhatian dunia.

Saat itu, dirinya memiliki sebuah gagasan tentang seorang anak laki-laki (Harry Potter) yang tidak tahu bahwa dia adalah seorang penyihir hingga akhirnya dia diundang ke sekolah penyihir (Hogwarts). Saat kembali ke rumah, J.K. Rowling segera duduk di mejanya dan mulai menulis.

Pengalamannya ini membuat J.K. Rowling cukup frustasi. Ketika dewasa, ia menyadari bahwa posisinya waktu itu seperti karakter imajinasinya, Severus Snape dalam novel serial Harry Potter. Di samping hal-hal yang membuatnya frustasi di kelas, ternyata ada beberapa guru yang membuatnya sangat bangga dan senang. Mereka selalu mendorong serta memberi dukungan positif kepada J.K. Rowling atas bakat menulisnya yang imajinatif, inspiratif dan juga menarik.

Dan pada tahun 1991 di mana sudah 9 bulan setelah kematian ibunya, JK Rowling pindah ke Portugal untuk menjadi guru bahasa Inggris dan juga JK Rowling menikah dengan pria Portugal. di negara tersebut JK Rowling menulis tiga bab pertama dari “Harry Potter dan Batu Bertuah”.

Setelah menikah JK Rowling bercerai dengan suaminya dan di sana JK kembali kedalam kehidupan yang susah dan juga ditimpa banyak masalah dan didiagonosis sebuah penyakit seperti diparagraph sebelumnya yang sudah saya ceritakan.

Walaupun dia mengalami kegagalan yang sebagai mana kisahnya yang sudah saya ceritakan pada kalimat di atas dan atas kegagalan dan kesabaran seorang JK Rowling akhirnya membuahkan sebuah kesuksesan yang tidak kita sangka yang catatan buku dan ciptaannya bukunya itu seperti buku Harry Potter yang menjadi laku keras di pasaran dan sampai novel harry potternya diadaptasi kesebuah layar lebar,dan juga filmny sudah mencapai rekor dan keuntungan sekitar 93,5 juta Dolar Amerika Serikat (20 juta dolar lebih banyak dari pemegang rekor terdahulu yaitu film The Lost World : Jurassic Park (1999).

Sekuel film seri ini, Harry Potter and the Chamber of Secrets, mulai ditayangkan pada 15 November 2002 dan menjadi film ketiga untuk pembukaan ujung minggu terbaik dalam sejarah pecah panggung.dan j.k rowling pernah berkata.”jadilah aktivitas menulis sebagai suatu keharusan”.

Sumber tulisan, pebulis menyadur dari
https://id.wikipedia.org/wiki/J.K._Rowling

https://amp.tirto.id/biografi-jk-rowling-kisah-penulis-harry-potter-fantastic-beasts-gibm

(analisa)