Kemendes Latih Penyandang Disabilitas Menanam Hidroponik

oleh -614 views
oleh
614 views
Kemendes PDTT latih difabel bercocok tanam hidroponik dan e-comerce di Sleman, 10-14 Februari. (foto: dok/ kemendes)

Sleman,—Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggelar pelatihan budidaya menanam dengan memanfaatkan air atau Hidroponik.

Juga gelar pelatihan e-commerce bagi para penyandang disabilitas atau kaum difabel di Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta Kemendes PDTT, Sleman, Yogyakarta pada Jumat 14/2.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi (Balitbangdiklatfor) Kemendes PDTT, Eko Sri Haryanto menyampaikan bahwa pelatihan Hidroponik bagi Difabel merupakan salah satu pelatihan teknis bagi masyarakat yang berkebutuhan khusus (difabel) dan merupakan pelatihan inovasi yang diselenggarakan BBLM Yogyakarta.

“Pelatihan ini sebagai upaya untuk memberdayakan saudara-saudara kita kaum difabel agar mampu berkarya mengembangkan dirinya melalui budidaya tanaman sistem Hidroponik. Sedangkan pelatihan e-Commerce merupakan pelatihan inovasi, dan merupakan jawaban bagi  masyarakat desa agar dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan, untuk bersaing dalam dunia pemasaran global, khususnya dalam era digitalisasi,” kata Eko saat menghadiri sekaligus menutup kegiatan pelatihan Hidroponik yang sudah digelar sejak tanggal 10-14 Februari.

Penutupan pelatihan Hidroponik bagi Difabel dan e-Commerce oleh Eko Sri Haryanto didampingi Kepala BBLM Yogyakarta Kemendes PDTT Erlin Chaerlinatun M dan Kasubdit Kemitraan Usaha Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendesa PDTT Dahlia, juga dihadiri Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Demak Daryanto, Kadis Sosial Kabupaten Kulonprogo Yohannes Irianta, Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Gunung Kidul Wijang Eka Aswarna dan Kepala BNI 46 Cabang UGM Suryo Wikanthomo.

Eko menjelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pelatihan hidroponik bagi Difabel untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat penyandang disabilitas di bidang bercocok tanam hidroponik yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian dengan berbasis inovasi dan kreativitas.

“Sedangkan pelatihan e-Commerce adalah melatih peserta pelatihan agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan cara pemanfaatan internet untuk perdagangan elektronik (e-Commerce), mewujudkan masyarakat desa yang mampu menciptakan, mengelola, dan memasarkan produknya dengan memanfaatkan teknologi informasi serta meningkatkan perekonomian bagi masyarakat desa dengan memperluas jangkauan calon konsumen dengan pasar yang luas,” katanya.

Pelatihan hidroponik dan e-commerce bagi Difabel diikuti 30 orang yang berasal dari Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo. Sedangkan untuk peserta pelatihan e-Commerce sebanyak 30 orang Difabel yang berasal dari Kabupaten Jepara, Kudus dan Demak.

Dalam pelatihan ini, para peserta mendapatkan materi yakni untuk pelatihan hidroponik diantaranya Pengantar Bertanam Hidroponik, Prospek Usaha Hidroponik, Jenis-jenis sistem Hidroponik, Pengenalan bahan dan alat Hidroponik, Penyemaian, Praktek Merakit Instalasi Hidroponik, Formulasi Nutrisi Hidroponik, Permasalahan dalam Hidroponik, Analisis Usaha, Evaluasi dan penyusunan RKTL. Sedangkan untuk materi Pelatihan e-Commerce antara lain Kewirausahaan dalam kerangka Pemasaran Online, Pengantar e-commerce, Social Media Marketing, Pemasaran Produk Riil Marketplace, Foto Produk, Copywriting, Pembuatan Web/blog, Search Engine Optimization, Evaluasi dan Penyiapan RKTL.

Seluruh peserta mendapatkan bantuan stimulan sebanyak 30 paket bantuan stimulan yang berasal dari BBLM Yogyakarta dan Bank Negara Indonesia (Persero) cabang Universitas Gadjah Mada. Adapun bantuan stimulan dari BBLM Yogyakarta berupa 30 paket instalasi hidroponik dengan Wick System, sedangkan dari Bank Negara Indonesia (Persero) Cabang UGM berupa 30 paket instalasi hidroponik dengan NFT System menggunakan rangka baja ringan dilengkapi atap. Untuk pelatihan e-Commerce seluruh pesertanya mendapatkan bantuan stimulan sebanyak 30 paket yang berupa flashdisk dan kartu perdana kuota internet.

“Seluruh peserta pelatihan Hidroponik bagi Difabel maupun e-Commerce dinyatakan lulus mengikuti pelatihan karena dapat menyelesaikan seluruh proses pembelajaran selama pelatihan,”ujar Eko (rilis: kemendes)