Kenal Jepang Lebih Dekat Melalui Karya Penulis Australia Tentang Pertemuan Peradaban Barat dan Timur

oleh -191 views
oleh
191 views
James Clavell, seorang novelis, penulis skenario, dan sutradara Australia bertema Jepang.(dok/penulis)

Oleh: Jilannisa Hanifa

Voice Over Berbahasa Jepang, Mahasiswa Sastra Inggris FIB Universitas Andalas

JEPANG adalah salah satu negara yang sangat popular di kalangan muda. Selain maju dalam teknologi, Jepang terkenal sangat baik menjaga budaya tradisionalnya untuk tetap mewarnai berbagai lini kehidupan modern.

Semua itu tersosialisasi ke berbagai penjuru dunia melalu aneka cara termasuk karya seni dalam bentuk animasi (anime), lagu, film, makanan, tarian, merchandise maupun hal lainnya. Berbagai teknologi maupun karya seni Jepang memiliki penggemar tersendiri dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Hal di atas menyebabkan banyak anak muda yang punya ketertarikan yang mendalam tentang Jepang dan menyukai segala sesuatu terkait Jepang. Bagi penyuka Jepang, mengenal berbagai karya sastra terkait Jepang merupakan salah satu cara yang ampuh agar memiliki pengetahuan yang baik dan berkesan tentang negara matahari terbit tersebut.

Salah satu sumber informasi terkait Jepang yang dapat dijadikan referensi adalah James Clavell, seorang novelis, penulis skenario, dan juga seorang sutradara. Clavell dikenal sebagai penulis novel aksi popular Australia yang berlatar belakang Asia.

Serial novelnya yang sangat terkenal berjudul Asian Saga. Urutan serialnya antara lain Shogun, Tai-pan, Gai-jin, King Rat, Noble House dan Whirlwind, sebagian di antaranya telah diangkat menjadi serial televisi.

Novel-novel Clavell semuanya berpusat kepada kehidupan orang Eropa di Asia dan membawa pembacanya untuk bersama-sama mengeksplorasi dampak pertemuan dua peradaban Timur dan Barat tersebut.

Judul Asian Saga pertama kali di diluncurkan pada serial novel ini setelah Shogun diterbitkan. Menurut Clavell penokohannya berfokus pada seseorang yang telah lama mengabdi pada kerajaan Inggris, dan pernah menjadi tawanan perang Jepang saat Perang Dunia II yaitu untuk mencerikan kisah Anglo-Saxon di Asia.

Semua ide-ide menarik yang Clavell tulis menjadi novel kebanyakan muncul berdasarkan pengalaman dan pengamatannya.

Ia pernah diharuskan mengikuti tradisi keluarganya untuk menjadi tentara perang. Pada usianya yang ke-16 tahun, Clavell diberangkatkan oleh Royal Artillery ke Malaya untuk berperang melawan tentara Jepang. Dalam perang Clavell terluka terkena tembakan dan di bawa menjadi tahanan di kamp tawanan perang di Jawa, sebelum kemudian di pindahkan ke penjara Changi di Singapura.

Saat menjadi tahanan, Clavell sangat menderita oleh tentara Jepang. Ia menuliskan pengalamannya menjadi isi novelnya, seperti dalam pendahuluan novelnya yang berjudul King Rat, Clavell mengatakan 90% tawanan yang dimasukkan kedalam penjara Changi pasti tidak akan pernah keluar. Tetapi Clavell bersama seluruh batalionnya berhasil di selamatkan oleh seorang tawanan perang yang nantinya ia jadikan sebagai tokoh The King di dalam novelnya yang berjudul King Rat.

James Clavell, Lahir di Australia sebagai putra dari seorang Letnan Kolonel Laut yang bernama Richard Clavell. Ia dilahirkan dengan nama Charles Edmund Dumaresq Clavell, di Sydney, N.S.W, Australia pada 10 Oktober 1924. Clavel meninggal dunia pada tahun 1994, akibat stroke sementara dan menderita kanker di Swiss, sebulan sebelum ulang tahunnya yang ke-70.

Untuk selalu memikirkan hal baik diperlukan usaha, latihan dan disiplin. Latihlah pikiran anda untuk memikirkan hal yang indah, sentuh kelembutan dan ketenangan fajar. Pada akhirnya anda tidak perlu melakukan upaya berlebihan namun anda akan merasa sangat berharga -James Clavell, Shogun.(analisa)