Kesadaran Gizi Baik dan Perilaku Hidup Bersih Jadi Penyebab Utama Stunting

oleh -110 views
oleh
Asisten Administrasi Umum, Irwanesa Pembukaan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Solok Selatan di Aula Sarantau Sasurambi Kantor Bupati Solok Selatan, Senin (31/7/2023). (Sumber : Istimewa)

Padang Aro, – Dalam upaya percepatan penurunan stunting, Pemerintah Kabupaten Solok Selatan menyoroti dua hal yang dinilai cukup krusial. Dua poin tersebut yakni masalah kesadaran pemenuhan gizi dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Bupati Solok Selatan yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum, Irwanesa mengatakan kondisi stunting di Solok Selatan saat ini terbilang kurang baik lantaran menurut Survey Status Gizi Indonesia, terjadi peningkatan prevalensi stunting pada 2022 lalu dibanding dengan tahun sebelumnya.


“Permasalahan krusial yang perlu menjadi perhatian khusus adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap gizi baik dan perilaku hidup bersih dan sehat,” kata Irwanesa dalam pembukaan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Solok Selatan di Aula Sarantau Sasurambi Kantor Bupati Solok Selatan, Senin (31/7/2023).

Irwanesa juga menyebut permasalahan lainnya mulai dari ketersediaan Antropometri Kit, alat yang digunakan untuk mendeteksi stunting pada anak yang memadai di kabupaten ini juga patut menjadi perhatian. Lantaran alat ini dibutuhkan untuk pendataan yang baik.

“Sumber air minum dan sanitasi yang layak. Intervensi spesifik dan sensitif dinilai belum optimal. Terlebih juga sinergi seluruh pihak dinilai belum maksimal, dalam hal ini keterlibatan swasta,” lanjutnya.

Untuk itu, Irwanesa menghimbau seluruh jajaran pemerintah mulai dari pemerintah kabupaten, kecamatan, hingga ke nagari untuk menjalankan perannya masing-masing secara maksimal.

Masalah penganggaran nagari setidaknya 10% dari total APB Nagari juga ditekankan untuk terus dijalankan dan disalurkan secara maksimal.

“Alokasikan minimal 10% APB Nagari untuk penanganan stunting seperti rehab Poskesdes dan Polindes. Bisa juga digunakan untuk penyediaan makanan sehat untuk bayi dan balita, ibu hamil, sanitasi dan air bersih, MCK,” lanjutnya.

Di tingkat kecamatan, harus dipastikan koordinasi seluruh elemen yang ada harus berjalan dengan baik sehingga perencanaan program bisa dilaksanakan berbasis data.

“Langkah lainnya bisa dengan pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan aman dan bergizi, dan bangkitkan kepedulian individu. Masyarakat optimalkan peran dan pastikan setiap intervensi yang diperlukan sampai tingkat keluarga yang kategori rawan stunting,” tutupnya.

Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan penandatangan Komitmen Bersama Mendukung Penuh Upaya Percepatan, Pencegahan dan Penanggulangan Stunting di Kabupaten Solok Selatan sekaligus penyerahan paket bantuan kepada anak penderita stunting. (kampai)