Keterkaitan Kritik Teks Dalam Filologi

oleh -359 views
oleh
359 views
Cahyani Fortunury Damayanti (dok)

Oleh:  Cahyani Fortunury Damayanti

Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

SEBELUM mengetahui apa hubungan kritik teks dengan Filologi lebih baiknya kita mengetahui dulu apa itu filologi dan kritik teks.

Sebagai salah satu cabang ilmu filologi, kritik teks sudah dipraktikkan selama lebih dari dua ribu tahun.

Para kritikus teks terdahulu, khususnya para pustakawan Aleksandria Helenistis pada dua abad terakhir SM, memusatkan perhatiannya pada pelestarian karya-karya tulis Abad Kuno.

Sikap semacam ini bertahan sepanjang Abad Pertengahan sampai ke awal zaman modern dan masa reka cipta mesin cetak. Kritik teks merupakan salah satu aspek penting dari kiprah banyak humanis Renaisans, misalnya Desiderius Erasmus, yang menyunting Perjanjian Baru Yunani dan menghasilkan Textus Receptus.

Para Ilmuwan di Italia, semisal Petrarca dan Poggio Bracciolini, mengumpulkan dan menyunting banyak naskah Latin, manakala suatu semangat baru untuk menelaah secara kritis digelorakan oleh perhatian terhadap status teks, misalnya analisis Lorenzo Valla terhadap keaslian teks Hibah Konstantinus.
Filologi merupakan cabang ilmu yang menjelaskan tentang naskah-naskah kuno yang menjadi peninggalan dahulu yang merupakan tulisan tangan asli dari abad-abad yang lalu, yang merupakan suatu peninggalan yang relevan dengan zaman sekarang.

Kritik Teks

Kata “kritik” berasal dari bahasa yunani krities yang artinya “seorang hakim” krinein berarti “menghakimi” criterion berarti “dasar penghakiman”.

Kritik teks dan proses menelusuri Keaslian teks, dengan Tujuan untuk Menghasilkan teks yang Sedekat mungkin Dengan aslinya (textual criticism)

Kritik teks adalah cabang ilmu penelitian teks, filologi, dan kritik sastra yang mempelajari identifikasi varian teks atau macam-macam versi naskah tulis-tangan maupun buku cetak. Kritik teks menelaah teks dari berbagai zaman, mulai dari karya tulis purba dalam aksara baji yang ditorehkan pada loh lempung sampai dengan versi-versi karya tulis yang tidak diterbitkan dari seorang penulis abad ke-21.

Tujuan kegiatan kritik teks adalah menyajikan pemahaman yang lebih baik mengenai penciptaan dan riwayat transmisi suatu teks maupun varian-variannya. Pemahaman yang lebih baik memungkinkan pembuatan “edisi kritis” berisi teks yang terkelola secara ilmiah.

Hubungan kritik teks dengan filologi
Kritik teks memberikan evaluasi terhadap teks, meneliti dan menempatkan teks pada tempatnya yang tepat. Kegiatan kritik teks bertujuan untuk menghasilkan teks yang sedekat-dekatnya dengan teks aslinya (constitution textuse).

Inilah tugas utama filologi, yaitu melalui kritik teks memurnikan teks. Teks yang sudah dibersihkan dari kesalahan-kesalahan dan tersusun kembali seperti semula dapat dipandang sebagai tipe mula (arketip) yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai sumber untuk kepentingan berbagai penilitian dalam bidang ilmu-ilmu lain.

Langkah awal kritik teks adalah perbandingan teks. Seperti telah diuraikan dalam bagian terdahulu, teks pada umumnya disalin-salin dengan tujuan tertentu. Frekuensi penyalinan naskah bergantung pada sambutan masyarakat terhadap suatu naskah.

Dalam hal ini teks profan yang dianggap milik bersama, frekuensi tinggi penyalinan menunjukkan bahwa naskah itu sangat digemari, sedangkan apabila terjadi sebaliknya merupakan petunjuk kurang populernya suatu naskah.

Jadi di sini dapat kita lihat bahwasanya kritik teks dan filologi itu memiliki keterkaitan satu sama lain karena disini filologi membahas tentang naskah-naskah kuno yang menjadi peninggalan masa dahulu yang merupakan tulisan tangan asli dari abad-abad yang lalu, dalam meneliti naskah-naskah kuno itu kita dapat dibantu dengan memakai teori kritik teks, kenapa demikian karena kritik teks bisa membantu kita dalam proses menelusuri keaslian teks dan menelaah teks dari berbagai zaman, dengan tujuan untuk menghasilkan teks yang Sedekat mungkin dengan teks aslinya.

Contohnya saja ketika kita mau meneliti salah satu manuskrip yang ada di daerah Minangkabau, disini kita harus melakukan pendekat an dan bersosialisasi terlebih dahulu terhadap masyarakat setempat, memastikan di mana manuskrip itu berada Karena tidak semua orang bisa melihat langsung manuskrip tersebut. Karena ketika sudah melihat manuskrip itu dengan langsung kita dapat melihat keaslian teks dan menelaah teks tersebut tulisan tangan atau tidak.(analisa)