KI Sumbar dan KI Aceh Bahas Rencana Revisi Perki SLIP

oleh -280 views
oleh
280 views
Ketua KI Sumbar Nofal Wiska dan Ketua KIA Yusran tengah menggali soal Revisi Perki SLIP, Kamis 22 Oktober 2020. (foto: dok/kisb)

Aceh,—Komsi Informasi sesuai sifatnya adalah lembaga mandiri dan independen. KomisiI Informasi diberi kewenangan untuk mengawal tegaknya keterbukaan informasi publik di negeri ini. Perki 1 tahun 2010 tentang standar layanan informasi publik (SLIP) ini tengah dibahas revisinya oleh KI Pusat.

“Kita adakan diskusi terfokus dengn Komisi Informasi (KI) Sumbar untuk memberikan sumbang saran bagi kesempurnaan Perki SLIP,”ujar Ketua Komisi Informasi Aceh (KIA) Yusran pada diskusi terfokus Kamis 22 Oktober 2020 di Ruang Pertemuan Diskominfo Aceh.

Pertemuan dihadiri semua komisioner KIA selain Yusran juga hadir Arman Fauzi, Hj Nurleli Idrus, Tasmiati Emsa dam H Hamdan Nurdin.

KI Sumbar dipimpin langsung Ketua KI Sumbar Nofal Wiska dihadiri Wakil Ketua KI Sumbar Adrian Tuswandi dan Komisioner Membidangi Kelembagaan Tanti Endang Lestari.

Revisi Perki SLIP memang mendesak karena kencangnya keinginan publik untuk memperoleh hak informasi publiknya.

“Batas waktu permohonan informasi dan keberatan informasi ke badan publik sampai ke Sengketa Informasi Publik ke Komisi Informasi, totalnya 47 hari kerja membuat orang malas memperjuangan hak atas informasi publiknya,”ujar Ketua KI Sumbar Nofal Wiska.

Tanti Endang Lestari (KI Sumbar/kanan) dengan Nurleli Idrus (KIA/kiri) tengah sharinh soal Monev dan pengelolaan informasi publik di Banda Aceh, Kamis 22 Oktober 2020. (foto: dok/kisb)

Menurut Nurleli Idrus penyempurnaan lewat revisi Perki SLIP itu sudah mendesak sekali sesuai dengan pola pelayanan informasi kekinian yang lebih banyak berbasis online.

“Kalau secara manual publik dapat informasi dari badan publik sampai 47 hari kerja, itu pasti tidak greget bagi masyarakat menggunakan Perki 1 tahun 2010,”ujar Nurleli.

Pada bagian lain, Dr Tasmiati Emsa menilai Perki 1 tahun 2010 sudah meletakan platfrom pelayanan dan pengelolaan informasi oleh badan publik.

“Tapi Perki 1 tahun 2010 ternyata masih banyak badan publik yang tidak mengaplikasikan. Ada setiap badan publik punya regulasi hingga SOP pelayanan informasi publik, namun belum mengaju penuh pada Perki SLIP tadi,”ujar Tasmiati.

Tanti Endamg Lestari memegaskan penguatan keterbukaan informasi publik harus bersinergis.

“Penguatan badan publik dan publik sendiri harus sinergis, Monev Badan Publik juga harus diperkuat dengn pencerahan kepada publik tentang hak untuk tahunya itu dihamin UU dan dijaga Komisi Informasi,”ujar Tanti.(rilis: ppid/kisb/sisca)