Kok Mangkrak, Tol Sumbar Prospek Ekonominya Itu Untung Semua Kagak Ada Ruginya loh

oleh -560 views
oleh
560 views
Dr Ir H Elfi berdiskusi soal untungnya Tol Sumbar-Riau, Sabtu 17/4-2021 di Sekretariat DPP IKA.Unand. (foto: dok/own)

Padang,— Tol Sumbar mangkrak karena masalah klasik yakni soal pembebasan lahan, padahal uang untuk buat tol dan ganti rugi lahan no problem, tapi kok masih mangkrak sih?

Padah jika jarak Padang-Pekanbaru karena akses tol oke cuman tiga jam nantinya.

“Itu berarti bisa saja setiap hari dunsanak kita di Pekanbaru ngopi di Pondok, Makan Sate di Padang atau kongkow dengan kawan Padang nya di banyak cafe di sekitar Gor H Agus Salim,”ujar Pemerhati Infrastruktur.yang kini Kadis PUPR Kepulauan Memtawai Dr. Ir H Elfi MM saat diskusi di DPP IKA Unand Padang, Sabtu 17/4-2021.

Tol Sumbar-Riau membuka akses ekonomi, yang ada itu untung pada Sumbar kagak ada ruginya loh.

Namun apa lebih 3 tahun Program Strategis Tol Sumbar-Riau dicanangkan Presiden, sampai hari ini Sesi I Padang-Sicincin baru selesai sekitar 4,5 kilometer. Dibandingkan segmen Tol Riau, infonya akhir tahun ini sudah selesai hingga batas Sumbar di Rimbo Data Pangkalan., Riau kencang, Sumbar berjalan seperti siput, handehh.

Sengkerut soal pembebasan lahan menjadi faktor mangkrak nya sesi I Tol Padang-Sicincin.

“Untuk soal ini keyword-nya adalah tansparansi. Pada pembebasan lahan jangan ada atea abu-abu. Ingat karakter orang minamg itu anti dikicuah (dibohongi), selain itu untuk lancar proses pembebasan lahan harus terbuka kepada semua elemen,” ujar Elfi.

Rektor Unidha, Prof Dedi justru mengatakan bahwa sengkerut lahan akibatkan mangkraknya tol Sumbar-Riau itu karena kurang komunikasi dan transparansi.

“Jangan anggap enteng tokoh kampung. Komunikasikan dengan mereka, meski angguak geleang tapi tokoh itu diikutkan, jangan pandang mereka sebelah mata,” ujar Prof Dedi.

Satu yang mesti dipahami timpal Dr Ir Elfi adalah kembali ke niat untuk membangun jangan geser niat untuk kepentingan lain.

“Kalau itu terjadi apapun pembangunan di Sumbar tidak akan pernah tuntas,” ujarmya.

Minang kata Dr Ir Elfi adalah etnis yang jiwa sosial dan jiwa gotongroyong sagat kental, tapi harus dapat cara dan kiatnya.

“Kalau tidak maka minang itu akan menjadi lebih individualustis dari orang dari negara pagam liberal sekali pun,” ujar Prof Dedi menambahi.

Diskusi jelang babuko di DPP IKA terjadi di sela-sela persiapan Kongres IKA Unand 2021.

“Untuk Kongres kita masih menunggu jadwal pasti dari panitia pengarah Kongres IKA. Sedangkan menuju Kongres IKA Unand, panitia menyiapkan berbagai kegiatan postif, ada gowes, aksi peduli, penjaringan calon ketua umum IKA Unand, Debat Kandidat dan Diskusi isu hangat serta strategis,” ujar Sekretaris Panitia Kongres IKA Unand Ilhamsyah Mirman.(rilis: hms-dppikaunand)