Komunitas Peduli Sungai Batang Agam Payakumbuh Berpotensi Terbaik Nasional

oleh -203 views
oleh
203 views
Komunitas Peduli Sungai Batang Agam Payakumbuh masuk penialian nasional, Agustus 8/8-2022. (han)

Payakumbuh – Forum Komunitas Masyarakat Peduli Sungai Batang Agam di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat berpotensi menjadi komunitas terbaik di tingkat nasional dalam pemilihan Komunitas Peduli Sungai (KPS) 2022.

Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V Dian Kamila di Payakumbuh, mengatakan pada awalnya terdapat sekitar 37 komunitas se-Indonesia dan dipilih tiga komunitas terbaik salah satunya KPS Batang Agam, Senin 8/8-2022.

“Dan saat ini tim penilai langsung turun ke Batang Agam untuk melakukan verifikasi dan kunjungan untuk pemilihan juara 1,2, dan 3,” ujar Dian disela-sela kunjungan tim penilai lomba KPS.

Ia mengatakan bahwa dilaksanakannya pemilihan ini agar masyarakat bertambah semangat lagi dalam memelihara sungai untuk konservansi.

“Sehingga nantinya sungai jadi sustainable atau berkelanjutan. Saat ini Komunitas Peduli Sungai sudah bagus dan giat melakukan pemeliharaan sungai. Ke depannya harus terus dipelihara kalau dapat ditingkatkan lagi,” ujarnya.

Kedatangan tim penilai yang terdiri dari Direktur Jenderal (Dirjen) SDA Kementerian Pekerjaan Umum Mochammad Amron didampingi Hari Suprayogi dan Sudarsono serta Ketua Tim evaluasi Tantri Anggraini disambut oleh Wali Kota Riza Falepi.

Hadir juga Sekda Rida Ananda, Asisten II Elzadaswarman, Staf Ahli Elfriza Zaharman, Kadis Pol PP dan Damkar Dony Prayuda, dan Camat Payakumbuh Barat Ul Fakhri.

Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi mengatakan pihaknya berkewajiban menjaga lingkungan hidup dan menjaga sumber sumber air yang ada bersama semua elemen masyarakat sehingga air dapat memberikan kehidupan bagi semua masyarakat.

Menurutnya, pihaknya pun terus mendukung program bersih sungai yang digalakkan komunitas pecinta sungai melalui APBD dengan kegiatan pembinaan sejak 2018.

“Pemerintah Kota Payakumbuh terus berupaya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dan 10 tahun terakhir pelaksanaan pembangunan infrastruktur pada sungai Batang Agam telah melalui proses yang panjang dan melibatkan banyak pemangku kepentingan,” katanya.

Ia menyampaikan pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun tidak akan maksimal jika hanya dilaksanakan oleh pemerintah Kota Payakumbuh melalui OPD terkait.

Oleh karena itu, eksistensi masyarakat dalam bentuk komunitas peduli sungai sangat dibutuhkan baik dalam operasi, pemeliharaan, maupun pengawasan aktivitas sosial di sepanjang infrastruktur yang telah dibangun.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Muslim mengatakan penataan sungai Batang Agam di Kota Payakumbuh telah dikonsep pada awal periode Wali Kota Riza Falepi, pada tahun 2012 dilakukan penyiapan perencanaan, studi kelayakan, amdal, dan sebagainya.

“Kita melaksanakan MoU dengan Kementerian PUPR pada 7 Mei 2014, salah satu isinya adalah kesepakatan untuk Pemda menyiapkan perencanaan, sementara itu pelaksanaan fisik oleh kementerian melalui BWSS V,” katanya.

Muslim memaparkan, MoU berjalan dengan baik, dukungan Pemko Payakumbuh dalam bentuk pengadaan tanah 18 hektar, telah menghabiskan APBD sekitar Rp45 miliar. Lalu infrastruktur pendukung lainnya seperti sarana olahraga, taman, lahan pembangunan mesjid agung dan juga membina komunitas peduli sungai.

Komunitas ini diberikan pembinaan bersama-sama melalui tim pembina dari instansi terkait yang didorong dengan penguatan kelembagaan melalui penguatan status hukum, memiliki akta notaris, dan terdaftar ke Kemenkumham.

“Forum Komunitas Peduli Sungai Batang Agam adalah satu-satunya komunitas peduli sungai yang terdaftar di Kemenkumham. Dalam meningkatkan kompetensi komunitas, Pemda melakukan pelatihan untuk berbagai komunitas dalam forum agar mereka terus dapat menjaga sungai, menumbuhkan rasa kepedulian dan semangat menjaga sungai,” katanya.

Ia mengatakan peran serta Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi tak hanya membina dibalik meja dan di atas kertas saja, kepala daerah langsung turun ke lapangan memimpin upaya pelestarian lingkungan, gotong royong hingga termasuk menanam pohon.

“Sudah lebih dari 1000 pohon di tanam oleh beliau di Kawasan Batang Agam saking cintanya beliau terhadap kelestarian lingkungan kota ini,” ujarnya. (han)