Kongres IKA Unand ke VI, Musyawarah Mufakat 

oleh -440 views
oleh
440 views
Bagindo Yohanes Wempi. (foto: dok)

Oleh Bagindo Yohanes Wempi

KEMBALI ke suasana Kongres IKA Universitas Andalas lima tahun yang lalu, acara puncak selama dua hari yaitu tanggal 13-14 September 2016. Dimana Pak Asman terpilih dengan suara mayoritas dukungan dari DPP IKA Fakultas, DPD IKA Unand Propinsi se-Indonesia (nyaris aklamasi).

Jika pengurus DPP KATUA (Keluarga Alumni Teknik Universitas Andalas) tidak mencalonkan Surya Tri Harto (STH), seorang Business Development Manager, Marketing & Trading di Pertamina, Jakarta.

Pada acara penutup tidak salah, Kita Mengutip pandangan akhir Prof Fasli Djalal di sesi penutupan acara Kongres V IKA Unand, menyampaikan bahwa alumni Unand telah memberikan contoh dan teladan dalam memilih pemimpin.

Alumni Unand telah menunjukkan membelajaran penting bagaimana seharusnya kalangan orang terdidik (intelektual) memilih seorang yang “ditinggikan sarantiang dan didahulukan salangkah”.

Pemilihan Ketua 2016 tersebut pada waktu itu sama juga menurut Penulis dengan pemilihan H. Gamawan Fauzi sebagai Ketua IKA Unand juga secara aklamasi. Tanpa votting. Gamawan Fauzi yang merupakan pejabat Kepala Daerah Sumbar diamanahkan menjadi Ketua oleh peserta Kongres.

Pemilihan Ketua IKA Unand secara aklamasi sudah menjadi budaya yang bagus menurut Penulis dipertahankan. Walaupun di awal-awal ada dinamika DPP IKA Fakultas atau alumni secara keseluruhan memunculkan nama-nama. Seolah-olah akan ada proses kompetisi seperti pemilihan Ketua-Ketua atau pimlinan diparlemen.

Insyaallah 7 Agustus 2021 akan diselenggarakan Kongres IKA Unand ke VI, seperti biasa acara puncak tentu pemilihan Ketua IKA Unand. Harapan semoga proses yang terjadi dalam Kongres tersebut dipenuhi dengan nuansa musyawarah mufakat, siayo sakato.

Harapannya pemilihan Ketua IKA Unand dilakukan melalui kesepakatan bersama aklamasi. Wujud meneruskan budaya pemilihan secara aklamasi yang terjadi pada kongres sebelumnya.

Menurut Penulis Pekerjaan Rumah (PR) dari proses Kongres tidak hanya memilih Ketua. Tapi bagai mana organisasi yang memiliki alumni lebih kurang 150.000 orang dapat dikelola sedemikian rupa, sehingga semakin dirasakan kehadiran keberadaannya dalam menjembatani kebutuhan anggota.

Kedepan keterlibatan alumni dalam kegiatan-kegiatan IKA harus tinggi dan lebih besar pula. IKA Unand termasuk organisasi alumni yang amat menarik dan berbeda jika dibandingkan dengan organisasi alumni lainnya di negeri ini.

IKA Unand memiliki Yayasan Pendidikan sendiri, yang kemudian dikenal dengan Universitas Dharma Andalas. Berkat kegigihan Prof Fasli dan pengurus dengan yayasan, berhasil menaikkan status perguruan tinggi yang sebelumnya sebagai Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE Dharma Andalas) menjadi Universitas Dharma Andalas.

Ini sarana aktualisasi alumni yang membuat dinamika Kongres tinggi. Tambah Pemilu 2024 sudah dekat juga. Makin tinggi suasa politisasi di alumni tersebut.

Perlu ditambahkan bahwa Kampus rintisan alumni Unand ini beberapa tahun terakhir sudah mengalami perkembangan yang pesat dan telah memiliki kampus sendiri yang terletak di Simpang Haru Padang. Kabarnya, jumlah mahasiswanya sudah hampir ribuan juga. Ini kerja berat alumni.

Semoga PR kedepan hasil Kongres Unand nanti bisa dituntaskan. Semoga perjalan Kongres lancar dengan menjunjung musyawarah dan mufakat. Selamat melaksanakan Kongres IKA Unand yang ke VI (analisa).