Kota Tua Padang Wonderfully, Tapi Maaf Kebersihannya Harus Dibenahi

oleh -1,025 views
oleh
1,025 views
Dr Sari Lenggogeni (berhijab) dampingi tim Walikota Fermantale Dr Brad menyusuri kawasan Kota Tua di Muaro Batang Harau Padang, awal Mei ini. (foto: Sari)
Dr Sari Lenggogeni (berhijab) dampingi tim Walikota Fermantale Dr Brad menyusuri kawasan Kota Tua di Muaro Batang Harau Padang, awal Mei ini. (foto: Sari)

Padang,—Walikota Framantale, sebuah kota di Australia, Dr Brad Pettit hadir di Padang ternyata dia sangat mengaggumi bangun tua yang disebut Historical Building di kawasaan Kota Tua Batang Harau.

Hal itu terungkap saat melakukan kunjungan lapangan ditemani Direktur Tourism Development Centre Andalas University Dr Sari Lenggogeni yang ditunjuk jadi Advisor oleh Walikota Padang Mahyeldi Ansyarullah, sekaligus Sari menjadi moderator pada Business Forum, awal Mei ini di Padang
Kata Sari, Wako Fremantale Dr Brad selama di Padang tak bosan-bosan mengangumi lokasi wisata kota ini, wonderfully wonderfully, itu sering terucap dari mulut Dr Brad.
“Kami rombongan Dr Brad berjalan menyusuri bangunan bangunan tua dan kawasan Muara Padang, kata Walikota Fremantale ini Padang, banyak punya kesamaan dengan Kota Fremantale,”ujar Sari.
Tapi kata Dr Brad Padang harus bekerja lebih keras terutama permasalahan lingkungan di kawasan kota tua, maaf masih kumuh, pemerintahannya masih perlu membenahi seperti sampah di aliran Sungai Batang Harau itu,”ujar Brad ditranslet oleh Sari kepada media ini di Padang.
Walikota Fremantale kata Sari, juga berinisiatif mengunjungi Mesjid Raya Sumbar, dia begitu terkesan dengan bangunan dan arsitek yang ada pada luar dan dalam mesjid raya Sumbar.
Sari Lenggogeni berdiskusi dengan Wako Frementale Dr Brad saat diskusi bussines forum awal bulan ini di Padang. (foto: Sari)

Sari lulusan S3 Australia ini juga sempat berdiskusi langsung dengan Dr Brad yang concern pada pariwisata, mengetahui market Australia yang ada sekitar lima persen dari total Wisman Sumbar, merupakan potensi yang bisa digarap bersama, jika manajemen destinasi sudah ready.

“Untuk meningkatkan kunjungan Wisman Australi ke Sumbar maka kedepan harapannya adalah ekspansi aksesibiltas dan konektivitas dua daerah harus ada, seperti direct flight Padang – Perth,”ujar Brad.
Sementara Sari Lenggogeni mengatakan dari action plan yang ada pelu dimasukan soal  shortterm untuk tourism information. exchange.
“Maksudnya gini, mesti ada pertukaran billboard, sharing digital information, Australia-Indonesia Cultural Weeks dengan memanfaatkan Diaspora di kedua negara; untuk midterm bisa exchange traning untuk memperkuat visitor management seperti museum, historical building dan lain lain,”ujar Sari.
Selain itu jangka oanjang pengembangan penggunaan bangunan tua di kawasan Muaro sebagai sentra pendidikan, komersil, dan edu tourism untuk kedua negara termasuk mendorong pengembangan konektivitas.
“Padang sebagai hub untuk 18 kabupaten dan kota di Sumbar lainnya, akan menjadi centre dari income generator untuk pariwisata Sumbar. Sekarang dengan dinas pariwisata untuk memperkuat value dan positioning Padang sebagai MICE destination kita lgi siapkan monument sistercity untuk di Pantai Padang (selain IORA),” terang Sari yang termasuk Tim Ahli Konseptor Monumen Padang-IORA yang saat ini menjadi salah satu pusat atraksi pantai  Padang.
Sedangkan saat  Business forum Australia bagian dari Indonesia Diaspora Business Council (IDBC) kata  Direktur Regional Australia dan Sekretaris Jenderal IDBC, Astrid Vasile tegaskan untuk konteks hubungan dua negara , sektor Pariwisata adalah salah satu industri dengan potensi pertumbuhan yang bisa mendekatkan Dua kota.
“Pariwisata Dua-Arah adalah peluang ekonomi yang luar biasa yang dapat saling didorong secara bersama-Sama antara Padang dan kota Fremantle. Wisatawan tidak hanya menciptakan pekerjaan , namun mereka juga akan membantu Kita semua untuk saling memahami satu sama lain kultur yang berbeda,” ujar Astrid Vasile. (rilise-erwan)