Kunker ke Biofarma, Hj Nevi Tanya Antisipasi Bio Farma atas Pneumonia di China  

oleh -1,981 views
oleh
1,981 views
Kunker ke Bio Farma, Hj Nevi tanyai direksi soal untung rugi perusahaan pasca wabah covid-19. (hd)

Bandung,—Anggota DPR RI Komisi VI, Hj. Nevi Zuairina, ketika Kunjungan Kerja (Kunker) ke PT Bio Farma meminta penjelasan direksi perusahaan pelat merah itu.

Hj Nevi Zuairina meminta kejelasan terkait evaluasi kinerja perusahaan, khususnya dalam menghadapi dampak wabah Covid-19 terhadap pendapatan dan laba perseroan.

Katena kata Hj Nevi Nevi menurut laporan yang diterimanya, pendapatan PT Bio Farma secara konsolidasi pada tahun 2022 mencapai Rp 21,54 triliun, mengalami penurunan signifikan sebesar 50,4 persen dibandingkan tahun 2021.

Laba bersih perusahaan juga turun sebesar 74 persen, mencapai Rp 505,89 miliar. Fenomena ini menunjukkan dampak besar wabah Covid-19 terhadap kinerja perusahaan.

“Saya menekankan, pentingnya mengenai potensi Bio Farma dalam meningkatkan pendapatan dalam negeri, terlepas dari ketergantungan pada wabah seperti Covid-19. Sejauh mana Bio Farma melihat peluang kerjasama dalam melakukan ekspansi bisnis di luar negeri, khususnya ke negara berkembang, juga menjadi salah satu fokus pembahasan?,” tanya Nevi Zuairina saat pertemuan dengan manajemen Bio Farma.

Politisi PKS ini menekankan, urgensi kesiapan Bio Farma menghadapi krisis kesehatan yang mungkin terjadi di masa depan.

Hj Nevi Zuairina dikutip dari NZ Media Center Minggu 3/12-2023 mencatat wabah pneumonia di China sebagai contoh baru-baru ini dan bertanya tentang langkah-langkah antisipatif yang telah diambil oleh Bio Farma dalam menghadapi krisis-krisis serupa.

“Saya juga ingin mendapat penjelasan mengenai ketergantungan Bio Farma terhadap dukungan sumber daya dari luar, termasuk bahan baku, teknologi, dan SDM. Sejauh mana Bio Farma telah mencapai kemandirian dalam menjalankan aktivitas dan produktivitas perusahaan?,”lagi Hj Nevi bertanya.

Dalam konteks ini, Hj. Nevi Zuairina menyoroti pentingnya upaya Bio Farma dalam memenuhi kebutuhan bahan baku obat selama proses produksi, terutama mengingat 90% bahan baku obat di Indonesia masih bergantung pada impor.

Anggota Badan Anggaran ini juga meminta penjelasan terkait dengan kekayaan warisan budaya Indonesia berupa obat tradisional.

Ia Meminta uraian bagaimana upaya Bio Farma dalam mengembangkan dan memanfaatkannya. Nevi ingin mendapat jawaban perusahaan apakah memiliki program khusus untuk mengembangkan warisan obat tradisional yang melibatkan berbagai tanaman yang tumbuh di Indonesia.

“Bio Farma diharapkan memberikan penjelasan dan informasi yang komprehensif segala sesuatu yang nantinya dapat memberikan kontribusi baik kepada negara maupun masyarakat. Biofarma diharapkan dapat memperjelas posisi perusahaan dalam menghadapi tantangan dan mengembangkan potensi di masa depan,”ujar Hj. Nevi Zuairina. (hd)