Kunker Panja Pangan, Nevi Tetap ‘Teriak’ Stop Impor Beras

oleh -197 views
oleh
197 views
Hj Nevi Kunker Panja Pangan ke Indramayu kembali tegaskan stop impor beras untuk pak dan ibu petani sejahtera. (hd)

Indramayu — Selagi Indonesia impor beras masa selama itu pulalah petani sejahtera tak akan terujud di nusantara ini.

Anggota Komisi VI DPR RI, Nevi Zuairina selalu ‘teriak’ soal stop impor beras, di Indramayu Jawa Barat  saat kunjungan kerja (Kunker) Panja Pangan sebut langkah strategis. itu stop impor beras.

Hj Nevi ke Indramayu bersama rombongan Komisi VI DPR dalam rangka meninjau pembangunan infrastruktur pabrik penggilingan dan pengolahan beras modern.

“Saya selalu tekankan kedepan importasi pangan terutama beras mesti dikurangi hingga dihentikan atau stop impor,” ujar Hj Nevi dikutip dari NZ Center Minggu 20/11-2022.

Nevi mengatakan, infrastruktur pabrik penggilingan dan pengolahan beras modern mesti dapat dibangun di tengah-tengah sentra produksi beras, sehingga sistem logistik perberasan kita menjadi stabil baik dari sisi distribusi antar kota hingga pada masyarakat konsumen akhir.

“Upaya memperbaiki rantai pasok pangan kita memang terus dilakukan. Tapi wacana importasi pangan negara ini juga masih perlu menjadi sorotan terutama importasi beras,”ujar Hj Nevi.

Politisi asal PKS dari daerah pemilihan Sumbar II mengatakan pemerintah banyak melakukan feeding informasi yang bertolak belakang.

“Misal ketika disampaikan data kecukupan pangan seperti neraca beras yang surplus, namun pada kenyataannya, eee rencana impor tetap dilakukan,”ujar Hj Nevi.

Legislator istri Gubernur Sumbar dua periode Irwan Prayitno menyebut tentang kapasitas pabrik penggilan. padi modern dibangun pemerintah.

Mulai di Sumatera Selatan dengan kapasitas 100 ton/tahun, Indramayu dengan kapasitas 150 ton/tahun, Subang kapasitas 100 ton/tahun, dan Malang dengan kapasitas 100 ton/tahun. Sehingga total kapasitas terpasang produksi pabrik penggilingan padi yang dimiliki mencapai 450 ton/tahun.

Hj Nevi menegaska adanya pabrik-pabrik beras ini, Petani mesti meningkat kesejahteraannya dan konsumen terpenuhi kebutuhan pangan pokoknya.

Upaya menyerap padi milik petani, menurutnya harus menjadi prioritas utama, sehingga penyerapan beras domestik dapat menjadi pemasok cadangan beras pemerintah minimal satu juta ton.

“Kami berharap dengan adanya penyerapan padi yang dilakukan oleh RNI dari petani dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Bulog memiliki cadangan beras yang cukup, bukan ketersediaan yang bersumber dari impor, melainkan dari para pejuang pangan negara kita, yaitu pak tani dan bu tani,” tutup Nevi Zuairina.(hd)