Larang Ekspor Sawit ke Luar Negeri, Harga TBS Terjun Bebas, Petani Miris

oleh -280 views
oleh
280 views
Antrian truk angkut TBS berhari-hari pasca larangan ekspor CPO dan anjloknya harga sawit, Minggu 15/5-2022. (eek)

Dharmasraya,– Larangan ekspor CPO Sawit ke Luar Negeri, berdampak miris dan rugi besarnya banyak petani sawit di Dharmasraya dan Sijunjung.

Kondisi terkini pasca Idul Fitri, ratusan truk bermutan Tandan Buah Sawit (TBS), antri panjang menunggu giliran dibongkar pada salah satu Pabrik Sawit, Minggu 15/5-2022

Antrian ratusan truk bermutan TBS Tandan itu sudah berlansung berapa hari lalu setelah lebaran Idul Fitri kemaren. Kejadian tersebut membuat para petani mengalami kerugian apa lagi di tambah dengan harga TBS terjun bebas

Hasil pantuan di lapangan Pabrik Sawit yang berada di dua kabupaten di Sumatera Barat  kewalahan terhadap TBS sehingganya menumpuk di halaman Penumpukan TBS di Pabrik Sawit tersebut

Salah buruh kebun Sawit, Yanto mengatakan pelarangan CPO Sawit keluar negeri dan jatuh harga TBS sekarang ini bukan saja buat para petani sawit. miris dan rugi. Bahkan buruh kebun sawit sebagian sudah mulai mengagur dengan tidak ada lagi biaya opresonal dalam perawatan kebun dan upah muat TBS tersebut.

“Apa lagi di tambah biaya ekonomi dan masuknya tahun ajaran baru sekolah terhadap anak anak kami denga harga TBS  anjlok sekarang ini sudah tidak sanggup lagi untuk memetik alias medodos Tandan Buah Sawit, dan apa bila kami turunkan dari pohonnya, kami merugi karena buah sawit tersebut membusuk,”ujar Yanto.

Sementara Kahirul sopir truk sawit menagatakan terjadi larangan ekspor CPO Sawit keluar negeri mengakibatkan antrian ratusan truk yang bermutan TBS pasca Idul Fitri.

“Kami bertahan di sini sudah hampir lebih kurang tiga hari menunggu Tandan Buah Sawit terjual kemudian bongkar di pabrik sawit ini,” ujar Kahirul

Kalau dibiarkan nati buah sawit akan membusuk dan tidak bisa lagi bisa dijual.

“Akhirnya terpaksa kami kami buang ke tempat pembungan sampah untuk di jadikan pupuk,” ujar Kahirul.

Kalau dihitung-hitung dengan harga Tandan Buah Sawit sekarang yang anjlok, sebagai petani sawit dan sopir angkut TBS mengalami kerugian besar sekali. Biaya perawatan serta.pemupukan sangat besar jauh dari harga jual kekinian.

“Kami berharap kepada pemerintah untuk meningkatan harga Tandan Buah Sawit seperti semula yang mana bisa mengakat ekonomi masyarakat kusus petani sawit, kalau ini dibiarkan akan merugikan kepada petani sawit pada umumnya, ” ujar Kahirul.dam Anto berbarenhan. (eek)