Lestarikan Budaya Batajau Silek, Jadi Icon Padang Pariaman

oleh -289 views
oleh
289 views

Lubuk Alung,- Silek adalah salah satu budaya tradisional yang dimiliki tanah air. Tak terkecuali, silek di Minangkabau Sumatera Barat. Silek, budaya yang diwariskan turun-temurun sejak dahulunya dari generasi ke generasi. Namun demikian, ada kegelisahan dari pelaku dan penggiat silek terkait kelestariannya, bahkan dari tokoh masyarakat dan tokoh adat.

Menyikapi hal ini, ninik mamak Kenagarian Lubuk Alung secara lembaga di Kerapatan Adat Nagari (KAN) terus merawat dan menjaga kelestarian budaya Batajau Silek Kanagarian Lubuak Aluang. Agar tetap lestari sebagai budaya, maka perlu digelar ditengah-tengah masyarakat.

Setelah ditutup sebelum memasuki ramadhan kemaren, Batajau Silek Kanagarian Lubuak Aluang kembali di buka. Mewakili Bupati Padang Pariaman Sekretaris Daerah (Sekda) Rudy Repenaldi Rilis hadir dan membuka secara resmi. Bertempat di halaman Kantor KAN Lubuk Alung, Korong pasa kandang Nagari Balah Hilir Lubuk Alung pada Minggu malam (26/06).

Dalam sambutannya Rudy menyampaikan bahwa setiap daerah punya ciri khas silek masing-masing. Termasuk katanya, silek Lubuak Aluang yang masih terpelihara sampai saat ini. Dia berharap, Batajau Silek Kanagarian Lubuak Aluang bisa menjadi icon Padang Pariaman dan menjadi kekayaan budaya daerah.

“Silek Lubuak Aluang diharapkan menjadi i con Padang Pariaman, namun tentu perlu upaya untuk menjaga dan melestarikannya,” kata Rudy.

Rudy menyebut bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman sangat mendukung dan support kegiatan Batajau Silek ini. Bahkan dia menyatakan pemerintah daerah sangat berterima kasih kepada ninik mamak dan masyarakat Lubuk Alung atas terselenggaranya pembukaan silek ini.

Lebih lanjut dia mengatakan akan melaporkan dan mengoordinasikan dengan bupati, terkait peningkatan dalam pelestarian budaya silek ini. Bahkan sebutnya, akan mengagendakan dalam forum Forkopimda dan berkoordinasi dengan perangkat daerah terkait.

“Prinsipnya silek harus dilestarikan, dalam upaya peningkatan pelestariannya kami akan koordinasikan dengan opd terkait,” tutupnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua KAN Kanagarian Lubuak Aluang Asril Mokhtar, SH, Dt Rky Basa menyebutkan, Seni beladiri kepunyaan ninik mamak dan di pakai oleh nan muda. Maka katanya, Batajau Silek Kanagarian Lubuak Aluang ini harus terus digelar di tengah-tengah masyarakat, agar dapat dilestarikan terutama bagi kalangan anak muda.

“Seni beladiri itu kepunyaan ninik mamak, namun harus dilestarikan oleh generasi muda agar bisa terus diwariskan secara turun temurun,” ulasnya singkat.

Sebelumnya, Sekretaris KAN Lubuk Alung Doni Nofriadi Datuak Kayo melaporkan, pembukaan silek yang digelar tadi malam menampilkan silek seluruh perguruan yang ada di Lubuk Alung. Dengan satu sasaran menampilkan dua perwakilan, yaitu senior dan yunior.

“Malam ini pembukaan setelah sejak ramadhan, secara teknis tempatnya digilirkan diseluruh nagari di Kecamatan Lubuk Alung, dilaksanakan setiap bulannya,” kata Doni yang juga ketua Panitia Pembukaan Silek.

Dia mengajak semua kalangan untuk dapat sama-sama melestarikan Batajau Silek Kanagarian Lubuak Aluang ini dengan kapasitas masing-masing. Dan dia meminta kepada pihak pemerintah, baik pemerintahan nagari maupun pemerintah kabupaten agar kedepannya dapat lebih mencurahkan perhatiannya kepada tradisi silek ini.

“Semoga kedepannya ada perhatian dari pemerintah secara operasional dan penganggaran, mulai dari nagari maupun pemerintah daerah,” tandasnya berharap.

Kemudian acara dilanjutkan dengan penampilan seni beladiri dari semua perguruan di Lubuk Alung. Juga berpartisipasi perguruan dari Ulu Bangau Ketaping dan Padang Alai. Tampak juga hadir ninik mamak dan tokoh masyarakat se Kecamatan Lubuk Alung.(**)