Jakarta, - Kocok ulang kabinet telah digelar istana siang ini. Presiden Joko Widodo hadir memimpin langsung pelantikan lima pembantu presiden itu (dua menteri dan tiga wakil menteri baru), Rabu 15/6-2022.Selamat dan suskes, Sosiolog IPDN Jose Rizal dihubungi melalui telepon memandang menteri dan wamen baru hendaknya bukan sekadar simbolisme politik namun juga menjadi pemecah kemelut problematika sosial saat ini.
“Ya, kan sebelumnya, Presiden telah beberapa kali kirim sinyal tersirat rombak kabinet. Beliau marah dan ungkapkan kekecewaan terhadap sejumlah kebijakan non-populis di tingkat kementerian. Seperti penggunaan uang rakyat untuk beli barang impor, sengkarut minyak goreng, hingga soal naiknya harga sembako.”ujar Jose Rizal.Mengenai figur-figur yang menduduki pos kementerian, Jose percaya bahwa Presiden telah melalui proses perenungan panjang,
“Habitus Pak Jokowi itu ‘ojo kesusu’. Beliau tidak suka ‘grusa-grusu’. Sebab itu, saya percaya pemilihan individu yang duduk dalam struktur kabinet baru adalah sosok yang diyakini beliau mampu mengeksekusi visi misinya hingga tahun 2024.”ujar Jose.Menurut Jose Rizal, Masa jabatan para menteri dan wamen baru ini cukup singkat, sekitar dua tahun lagi. Oleh karena itu, masyarakat perlu memberi ruang yakni kesempatan dan kepercayaan pada pejabat kabinet baru.“Dukungan tersebut penting sebagai bentuk keleluasaan bekerja menjalankan strategi atas misi yang diberikan Presiden guna mengatasi persoalan masyarakat. Jangan baru-baru dilantik sudah dikomentari pesimis. Beri ruang kabinet baru menjawab persoalan masyarakat.” demikian pungkas Jose Rizal.Adapun para menteri dan wakil menteri yang dilantik Rabu siang tadi adalah: Zulkifli Hasan: Menteri Perdagangan (menggantikan Muhammad Lutfi). Hadi Tjahjanto: Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (menggantikan Sofyan Djalil). John Wempi Wetipo sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri. Afriansyah Noor sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan. Raja Juli Antoni sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (menggantikan Surya Tjandra).(adr)
Editor : Adrian Tuswandi, SH