Lindungi Kampung Halaman, Perantau Diminta Jangan Pulkam Dulu

oleh -11,978 views
oleh
11,978 views
Suasana rapat lengkap dipimpin Gubernur Irwan Prayitno, Sumbar perang dengan Virus Corona, Senin 23/3 (foto: dok/hms-sumbar)

Padang,—-Sumbar saat ini masih nihil parien positif corona, meski Rumah Sakit M Djamil dan RS Achmad Muktar Bukittinggi ‘ bersitungkin’ menangani pasien ODP maupun PDP Covid-19.

Hasil rapat lengkap Gubernur Sumbar Irwan Prayitno Senin 23/3, dengan mempertimbangan potensi Covid-19 terbawa orang masuk Sumbar dari daerah Red Zone, IP biasa gubernur ini disapa meminta perantau menunda pulang ke kampung halaman.

”Ini bentuk antisipasi kami masyarakat di kampung halaman, sekiranya ada perantau mau pulang sebaiknya tunda dulu. Cintai kampung halaman dengan tidak pulang kampung dulu, sampai kondisi wabah corona saat ini bisa teratasi,”ujar Irwan Prayitno.

Segera setelah rapat tadi kata Humas Sedaprov Sumbar Jasman, Gubernur Sumbar akan membuat imbauan resmi terkait ajakan perantau menunda pulang kampung dulu.

”Ya nanti imbauan tertulis akan dibuat pak gubernur dan disebar keberbagai media dan media sosial,”ujar Jasman

Ajakan dan imbauan tidak pulang kampung itu kata Irwan Prayitno setelah melewati berbagai pertimbangan dan masukan termasuk dari MUI Sumbar.

”Selain untuk memutus rantau penyebaran virus juga untuk memberikan kenyamanana baik orang kampung maupun perantau sendiri berdasarkan protokol kesehatan,”ujar Jasman

Sebelumnya, Sekjen DPP Ikatan Alumni Universitas Andalas (Ika Unand) Reni Mayerni berharap Pemda di Sumbar untuk sementara tidak menerima pendatang atau perantau masuk Sumbar dulu.

“Harus ada warning. Harapannya informasi ini dimasifkan untuk tidak menerima dulu untuk sementara saudara-saudara kita yang pulang kampung. Perlu sosialisasi dengan berbagai cara di perbatasan maupun media sosial. Butuh komitmen dari kabupaten di perbatasan,”ujar Profesor Petanian Unand yang kini menjabat Deputi Kajian Strategis Lemhanas ini.

Pakar ekonomi Universitas Andalas Prof Elfindri juga mengungkapkan hal sama.

“Saya menaruh sikap, closed untuk Sumbar sudah saatnya. Untuk menghindari dampak yang lebih besar dalam satu-minggu ke depan,” imbuhnya

Solusi lain, kata Elfindri, menyediakan lapangan di setiap pintu masuk Sumbar. Lalu, bangun tenda dan diawasi oleh tentara.

“Semua yang masuk ke Sumbar pastikan mereka melalui proses pemeriksaan ketat. Kemudian mereka wajib untuk masuk karantina 14 hari,” katanya.

Bahkan bagi yang sudah masuk dan sudah berbaur di kampung, pemerintah harus memantau mereka sampai batas aman berdasarkan Protokol Kesehatan. (*iko)