Oleh: Dinda Febriyani
Mahasiwa Sastra Inggris UNAND
Louisa May Alcott adalah seorang penyair dan penulis Amerika. Di antara karyanya yang terkenal adalah novel Little Women (1868), dan sekuelnya Little Men (1871), serta Jo’s Boys (1886). Ia dibesarkan di New England oleh orangtuanya yang merupakan penganut paham Transendentalisme, yaitu Abigail May dan Amos Bronson Alcott. Ia tumbuh besar dikelilingi oleh para intelektual saat itu, (Sumber:Encyclopedia Britannica)
Alcott kecil menghabiskan sebagian besar hidupnya di Boston dan Concord, Massachusetts, di mana ia dibesarkan di perusahaan Ralph Waldo Emerson, Theodore Parker, dan Henry David Thoreau.
Pendidikannya sebagian besar di bawah arahan ayahnya, untuk sementara waktu di Temple School yang inovatif di Boston dan, kemudian, di rumah. Ayahnya, Bronson Alcott, mendirikan sebuah masyarakat abolisionis pada tahun 1850, dan rumah masa kecil Alcott, kediaman The Wayside di Concord, Massachusetts, adalah perhentian bagi orang-orang yang diperbudak buronan di Underground Railroad.
Tentang layanan Perang Sipilnya sebagai perawat, Alcott menulis, “Kebanggaan terbesar saya adalah bahwa saya hidup untuk mengenal pria dan wanita pemberani yang melakukan begitu banyak untuk tujuan ini, dan bahwa saya memiliki bagian yang sangat kecil dalam perang yang mengakhiri untuk kesalahan besar”.Alcott menyadari lebih awal bahwa ayahnya terlalu tidak praktis untuk menafkahi istri dan keempat putrinya. setelah kegagalan Fruitlands, sebuah komunitas utopis yang dia dirikan, kepedulian seumur hidup Louisa Alcott untuk kesejahteraan keluarganya dimulai. Dia mengajar sebentar, bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dan akhirnya mulai menulis.
Pada tahun 1868 Luoisa May Alcot merilis sebuah novel berjudul Little Women. Pada bulan Mei 1868, Alcott menulis dalam jurnalnya: “Niles, mitra Roberts, meminta saya untuk menulis buku seorang gadis. Saya berkata saya akan mencoba.”Alcott mengatur novelnya di Orchard House imajiner yang meniru dirinya kediamannya sendiri dengan nama yang sama, di mana dia menulis novel. Dia kemudian ingat bahwa dia tidak berpikir dia bisa menulis buku yang sukses untuk anak perempuan dan tidak menikmati menulisnya.”Saya pergi,” tulisnya dalam buku hariannya, “walaupun saya tidak menikmati hal-hal seperti ini.
Pada bulan Juni, Alcott telah mengirim selusin bab pertama ke Niles, dan keduanya sepakat bahwa mereka membosankan. Tetapi keponakan Niles, Lillie Almy, membacanya dan berkata bahwa dia menikmatinya. Naskah yang telah selesai diperlihatkan kepada beberapa gadis yang setuju bahwa itu “bagus”. Alcott menulis, “mereka adalah kritikus terbaik, jadi saya pasti akan puas. Dia menulis Little Women “dalam waktu singkat untuk uang,” tetapi kesuksesan langsung buku itu mengejutkan dia dan dia.
Novel ini bercerita tentang 4 perempuan kakak beradik. Tokoh-tokoh dalam Little Women bisa dikatakan adalah fiksi dari Louisa dan ketiga saudara perempuannya, dengan Jo sebagai Louisa. Louisa May Alcott, penulis novel Little Women adalah anak kedua dari empat bersaudara. Begitu juga keadaan keluarga March dalam novel Little Women didasarkan pada latar keluarga Louisa May Alcott.
Keluarganya pernah mengalami kesulitan keuangan yang menyebabkan Ia harus bekerja. Louisa May Alcott pertama kali menulis pada umur sembilan belas tahun.Fakta menarik lain dari Little Women ini ialah,awalnya Louisa tidak ingin menulis novel ini. Dilansir dari sebuah artikel oleh Joy Lanzendorfer ,2012 Louisa May Alcott sedang menulis baik sastra maupun fiksi bubur kertas (judul contoh: Gairah dan Hukuman Pauline) ketika Thomas Niles, editor di Roberts Brothers Publishing, mendekatinya tentang menulis buku untuk anak perempuan. Alcott mengatakan dia akan mencoba, tetapi dia tidak begitu tertarik, kemudian menyebut buku-buku seperti itu “pap moral untuk kaum muda.”
Sebagaimana tahun perilisan novel ini,little women berisi tentang kisah klasik pada zaman dahulu. Gadis-gadis March adalah potret perempuan-perempuan yang berbeda karakter, berbeda mimpi, berbeda hobi, akan tetapi tetap saling mendukung dan tidak merendahkan satu sama lain. Konflik pasti ada, sebagaimana keributan antara kakak-beradik.
Selebihnya, mereka adalah kakak beradik yang kompak.Selain itu,para tokoh-tokoh yang digambarkan juga memiliki karakter yang kuat masing-masing mereka. Alcott mulai menulis buku itu pada Mei 1868. Dia mengerjakannya siang dan malam, menjadi begitu terobsesi dengannya sehingga terkadang dia lupa makan atau tidur. Pada tanggal 15 Juli, dia mengirim semua 402 halaman ke editornya. Pada bulan September, hanya empat bulan setelah memulai buku, Little Women diterbitkan. Itu menjadi buku terlaris instan dan mengubah Alcott menjadi wanita kaya dan terkenal.
Novel ini laris di pasaran baik Amerika maupun belahan dunia lainnya karena mengisahkan tentang perempuan pada zaman dahulu serta kekeluargaan yang sangat kental.
Dalam novel ini juga membahas tentang Feminism baik yang pro maupun kontra.Dimana seperti yang kita tahu pada abad 18 pertentangan tentang hak Wanita baik di kerajaan maupun di masyarakat biasa masih memicu perdebatan. Dalam hal inilah juga menjadi inspirasi may untuk menulis buku tersebut.Merujuk juga menurut Clifton Fadiman 2012,seorang Sastrawan asal inggris “Saya rasa justru dalam cerita klasik kita akan banyak belajar tentang nilai-nilai kehidupan, yang bisa diterapkan dalam kehidupan kita sendiri.
”Tidak hanya sukses sebagai novel terkenal, Little Women juga di angkat menjadi sebuah film. Seorang Sutradara asal Amerika yaitu Greta Gerwig yang mengadaptasi novel ini menjadi sebuah film.
Film ini juga dibintangi aktris dan aktor terkenal yang sudah berpengalaman di industri perfilman. Seperti Saoirse Ronan,Emma Watson, Timothée Chalame dan actor lainnya. Film Little Women merupakan film kolaborasi kedua Saoirse Ronan dan Timothée Chalamet setelah film Lady Bird. Film ini ditayangkan secara perdana di Festival Film Internasional Rio de Janeiro pada tanggal 9 Desember 2019 dan dirilis di Amerika Serikat pada tanggal 25 Desember 2019.
Seorang mahasiswa Sastra Inggris Universitas Diponegoro, Salman juga menuturkan bahwa “Little Women memiliki pengambilan gambar Sinematografi yang sangat bagus dan berkelas”. Film ini mendapatkan review positif dari para kritikus. Selain itu, hampir selalu ada bumbu komedi dalam film-film Greta, untuk mencairkan suasana cerita karena isu yang dibawakannya cukup krusial. Ia juga sangat berhati-hati dalam menempatkan punch line komedi di setiap adegan, seperti di film sebelumnya (Lady Bird,2017).
Greta Gerwig mendapat sambutan positif dari para penikmat film maupun kritikus film, Selain itu, Greta Gerwig juga dinilai mampu memberi porsi yang seimbang pada empat karakter Little Women. Salah seorang teman saya Bernama Laras menuturkan,
“Saya hanya menonton filmnya, tetapi saya sangat kagum dengan tokoh karakter yang dapat menghidupkan cerita dan menggambarkan novel dari reviewer yang pernah saya baca.”
Berbeda dari film-film adaptasi novel Little Women sebelumnya. Yang terlalu fokus pada karakter Jo March. Yang memang menjadi tokoh utamanya itu. Dalam film Little Women versi terbaru ini, kita bisa mengenal karakter Amy, Meg, dan, bahkan, Beth secara lebih banyak.
Buku ini merupakan bacaan yang bagus untuk usia remaja dan dewasa. Bagi penyuka cerita tentang keluarga, novel Little Women bisa dimasukkan ke dalam daftar bacaan.
Gaya bahasanya lugas tapi puitis dan tetap mengena.Ada banyak pesan-pesan mengesankan dalam novel Little Women.Dan hal inilah yang membuat Little Women mampu diterima oleh pembaca di hamper seluruh dunia.Alcott menggambarkan dan secara tidak langsung mengajak para perempuan untuk berkarya dan mengejar mimpi tak pernah henti.(analisa)