Mahasiswa KKN UNAND Nagari Tigo Balai Membuat Silase dari Ampas Tebu

oleh -364 views
oleh
364 views
Mahasiswa KKN UNAND di Matur, Agam ajarkan masyarakat buat silase ampas tabu. (dok)

Oleh : Gelvin Apria Ikhsan, Salsa Andila Putri dan Joy Prima

Mahasiswa KKN UNAND

MAHASISWA KKN (Kuliah Kerja Nyata) UNAND (Universitas Andalas) melaksanakan kegiatan sosialisasi sekaligus praktek pembuatan silase dari ampas tebu untuk pakan ternak ruminansia.

Pemanfaatan ampas tebu dari hasil pengolahan Gula Saka di Kantor Jorong Surau Lubuk Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam Sumatera Barat, Senin 24/7/2023.

Kegiatan dihadiri perwakilan masyarakat dari setiap Jorong yang ada di Nagari Tigo Balai. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan tata cara pembuatan silase kepada para masyarakat yang hadir dalam kegiatan sosialisasi ini agar menghasilkan pakan pengganti dari ampas tebu.

Sosialisasi ini diharapkan dapat berdampak positif bagi hadirin yang merupakan petani dan peternak dengan memanfaatkan limbah ampas tebu dari tempat Produksi Gula Saka yang ada di Nagari Tigo Balai.

Silase merupakan pakan ternak yang difermentasi untuk menambah nilai gizi dan menambah masa simpan hijauan, baik itu hijauan segar, jerami, maupun ampas tebu. Silase bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi dari ampas tebu melalui proses fermentasi oleh bakteri asam laktat (BAL).

Kelemahan ampas tebu memiliki serat kasar yang tinggi, dengan pemanfaatan teknologi silase ini dapat meningkatkan kualitas nutrisi limbah ampas tebu sebagai pakan, serta teknologi ini menjadikan masa simpanan pakan lebih lama.

Pembuatan silase ini dengan perbandingan ampas tebu 80%, dedak padi 20%, gula saka 5 % dan EM4 Peternakan sebanyak satu tutup botol. Langkah-langkah pembuatan silase dimulai dengan ampas tebu dipotong seukuran 2-3 cm, selanjutnya semua bahan dicampurkan atau dihomogen lalu dimasukkan ke dalam plastik yang kedap udara, pembuatan silase tanpa EM4 dapat memakan waktu sebanyak 21 hari. Sementara, jika menggunakan EM4 memerlukan waktu fermentasi selama 10-15 hari.

Di sela-sela kegiatan, masyarakat antusias terkait pembuatan silase, salah satunya Yulmira yang merupakan masyarakat Jorong Surau Lubuk.

“Apa fungsi dari pembuatan silase ampas tebu tersebut?,” Tanya Yulmira.

Gelvin Apria Ikhsan Mahasiswa KKN selaku pemateri pembuatan silase menjawab silase ampas tebu itu sendiri tidak lain adalah membantu fungsi pencernaan bagi ternak.

“Silase dapat meningkatkan nilai nutrisi dari ampas tebu dan kecernaan pada lambung ternak ruminansia sebagai sumber serat.”ujar Gelvin.

Di sisi lain, selain berguna bagi ternak juga dapat mengatasi limbah pertanian berupa ampas tebu yang melimpah di Nagari Tigo Balai.

Selanjutnya Kepala Jorong Taruyan, Adri turut bertanya terkait bahan mentah dari pembuatan silase.

“Apakah bahan mentah pembuatan silase hanya berasal dari ampas tebu? pasalnya di Jorong Taruyan memiliki potensi jerami lebih melimpah dibandingkan ampas tebu,”tutur Adri.

Salsa Andila Putri, Mahasiswa KKN yang turut serta dalam proses pembuatan silase mengatakan selain dari ampas tebu, pembuatan silase dapat juga menggunakan jerami dan hijauan segar.

Proses pembuatan silase ampas tebu ini bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi ampas tebu untuk pakan ternak, sehingga ampas tebu yang ada di tempat produksi saka bisa dijadikan pakan alternatif untuk pakan ternak ruminansia.

Saat sosialisasi silase ini warga yang hadir sangat antusias bertanya dan ingin tahu perihal silase ini, antusias warga pada materi silase ini dikarenakan warga yang hadir ada dari beberapa yang mempunyai tempat produksi gula saka dan mempunyai ternak.

Setelah kegiatan sosialisasi selesai, mahasiswa KKN-UNAND akan mengadakan pengabdian lanjutan terkait silase.

“Akan dilakukan pengamatan dan pemberian silase yang sudah jadi di salah satu rumah warga yang hadir dalam kegiatan ini yaitu di Jorong Surau Lubuk,”ujar Gelvin.