Mahfud MD, Ingatkan Pedagogi Kritis Pada Peserta KONASPI IX

oleh -410 views
oleh
410 views
Mahfud MD di UNP.Padang, Kamis 14/3 (foto: humasunp)

Padang — Mahfud MD, Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Auditorium Universitas Negeri Padang, Kamis 14/3 meminta akademisi khususnya 12 Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan Negeri Indonesia (LPTKN) mengimplementasikan pembelajaran pedagogi kritis.

Kata Mahfud padegogi kritis agar mutu pembelajaran dalam membantu generasi mendatang memiliki karakter yang baik serta kapabilitas produktif yang tinggi.

“Di era revolusi industri 4.0 sekarang ini pola berpikir kritis sangatlah penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Cara berpikir kritis ini dapat membantu manusia menyelesaikan masalah, kemampuan dalam mengambil keputusan secara selektif dan lain sebagainya,” ujar Mahfud MD dihadapan peserta Konvenso Nasional Pendidikan Indonesia (KONASPI) IX.

Mahfud MD tampil sebagai pembicara menggantikan Ketua Pengarah BPIP, Megawati Soekarno Putri dalam KONASPI IX mengusulkan, pola pendidikan harus berubah mengikuti kondisi kekinian. Untuk itu, politikus memiliki tanggungjawab besar dalam peningkatan mutu pendidikan. Politikus yang masuk dalam parlemen memiliki peluang untuk membuat undang-undang.

Nah, dengan adanya kebijakan dalam membuat undang-undang itulah yang
menjadi pedoman dalam kebijakan selanjutnya. Dengan begitu, pola pendidikan kritis wajib dikembangkan saat ini. Setidaknya dimulai dari tingkat SLTA hingga mahasiswa.

Di tingkat ini, kebijakan dalam mengubah pola pendidikan itu sudah bisa dilakukan. Nah, di tingkat SLTA hingga mahasiswa penerapan pola pendidikan kritis wajib dilakukan.

Anak didik tak takut lagi memberikan pendapat apa yang ada dalam pikirannya. Pendidikan ini menghendaki perubahan struktur secara fundamental dalam politik ekonomi masyarakat dimana pendidikan berada.

Pendidikan kritis merupakan sebuah aliran pemikiran alternatif, setelah kejenuhan menghadapi dunia baru yang terlampau di dominasi oleh
pemikiran positivistik.

Sehingga kata Mahfud telah melahirkan pola masyarakat yang matrealistik dan kapitalistik. Secara sederhana asumsi tentang globalisasi mampu mengubah tata kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya dengan sangat pasti proses pendidikan di abad 21 ini. (humasunp/agusmardi)