Melandai Pandemi dengan Vaksinasi Covid-19, Adakah Hubungannya???

oleh -241 views
oleh
241 views
dr. Firman Abdullah, Sp.OG, (dok/fb)

Oleh : Firman Abdullah

TENTANG herd immunity tidak ada satu pun negara yang punya bukti berdasarkan evidence base medicine yaitu berdasarkan pemerikaan antibody quantitative SARS CoV2

Dan Indonesia di saat dihajar gelombang ke 2 ( gelombang ke 2 bagi Indonesia ) yaitu mulai terjadi peningkatan kasus covid-19 dan melonjaknya angka kematian karena melebihi daya tampung rumah sakit, saat itu cakupan vaksinasi covid 19 masih di sekitar 10 persen.

Dan ketika kasus mulai turun di pertengahan Agustus-September 2021 cakupan vaksinasi covid 19 statusnya sebenarnya masih rendah dari target nasional, bahkan waktu itu Sumbar nomor 2 terendah di Indonesia

Namun demikian Pandemi Covid-19 di Sumbar juga ikut melandai. Artinya masih sedikit peran vaksinasi dalam melandainya pandemi Covid-19 di Indonesia yang terjadi dari pertengahan Agustus 2021 dan semakin melandai terus, tidak ada lagi peningkatan kasus secara eksponensial

Pelandaian itu apakah disebabkan oleh iklim tropis yang tidak terlalu bersahabat utk pertumbuhan SARS CoV2 sudah banyak dikaji oleh para ahli walaupun belum sampai level peer review

Apakah karena iklim tropis yang membuat varian delta itu tidak se digdaya seperti di wilayah 4 musim ( subtropis),itu pun sudah banyak pengkajiannya

Apakah disebabkan hal itu sehingga penduduk Indonesia seakan akan mempunyai semacam “general immunity “, lebih tahan terhadap serangan jenis virus corona yang sekeluarga dengan virus common cold yang bagi kita ringan saja dampaknya atau karena adanya imunitas silang karena kita sering terinfeksi oleh banyak penyakit.

Atau pun ada ketahanan tertentu dengan pernah memperoleh vaksinasi BcG pada penduduk generasi milineal yang itu juga sudah ada pengkajian atau juga apakah ada resistensi silang dengan infeksi virus dengue. Semuanya belum ada jawaban yang baku

Tapi yang jelas proyeksi awal para ahli barat yang mengatakan negara seperti Indonesia yang TBC-nya banyak, perokoknya banyak, polusinya banyak, kwalitas sistem kesehatannya tidak sebaik negara maju, status derajad kesehatan masyarakatnya juga masih jauh di bawah negara maju  dan juga secara finansial pun terbatas akan menghadapi bencana kemanusiaan luar biasa di pandemi Covid-19 ini.

Namun setelah pandemi Covid-19 berjalan hampir 2 tahun malah yang mengalami kondisi lebih parah itu adalah negara maju yang dengan kekuatan ekonomi nya bisa memanfaatkan Alkes, obat dan vaksin untuk negara mereka lebih dahulu, sehingga WHO sangat mencemaskan nasib negara-negara di Afrika yang punya banyak keterbatasan , termasuk juga Indonesia yang sebetul nya 11-12 saja dengan negara di Afrika

Oleh karena itu saya pernah menuliskan bahwa advis (pendapat) dari Epidemoliog yang bagus akan bisa menyelamatkan banyak nyawa. Dan itu adalah Protokol Kesehatan (Prokes), pemetaan wabah yang baik dan keluarannya adalah kebijakan yamg lebih kredibel. Dan ada satu faktor lagi yang tidak bisa di abaikan yaitu DOA

Jadi tetap saja cegah sekuat mungkin terpapar oleh SARS CoV 2 dengan Prokes (pakai masker, jaga jarak , hindari kerumuman , kurangi mobilitas).

Dan jika ada juga virusnya yang lolos, maka virus nya sudah berhadapan dengan host yamg sistem imun nya sudah diperkuat dengan vaksinasi Covid-19.

Terus sejauh mana manfaat vaksinasi Covid-19? Sudah di sampaikan oleh Dr Andani diberbagai kesempatan yang saya baca dam simak. Oleh karena itu ikutlah vaksinasi, karena yang sudah divaksin tetap akan lebih aman dari pandemi Covid-19 dari yang tidak divaksin sama sekali. (analisa)