Memasuki Musim Pancaroba, BPBD Sumbar Himbau Kabupaten Kota Persiapkan Antisipasi Bencana

oleh -1,001 views
oleh
1,001 views

Padang–Memasuki bulan November musim pancaroba, potensi bencana di beberapa daerah akan semakin besar. Oleh karena itu
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Rudy Rinaldy mengingatkan pemerintah kabupaten kota dan masyarakat mempersiapkan langkah antisipasi menghadapi bencana yang kemungkinan terjadi.

“Melalui data yang diterima dari BMKG, pertengahan November 2023 mulai terjadi pancaroba atau peralihan musim dari El Nino ke La Nina. Biasanya pancaroba ini curah hujan dalam sebulan turun dalam sehari dan dua hari,” ungkap Rudy, Selasa (31/10).

Dengan curah hujan intensitas tinggi pada pancaroba nanti,  Rudy mengingatkan potensi bencana yang mesti diwaspadai masyarakat yakni banjir dan banjir bandang.

“Volume curah hujan di Sumbar tidak jauh beda. Tapi di musim pancaroba ini turunnya bisa sehari bisa setengah hari. Sisanya kering. Yang turun satu hari atau setengah hari ini berpotensi banjir dan banjir bandang,” ungkapnya.

Untuk mengantisipasi pancaroba ini, menurut Rudy, pihaknya sudah mengirimkan surat ke pemerintah kabupaten/kota untuk melaksanakan langkah mitigasi.

Selain itu, BPBD Sumbar menurut Rudy juga telah mengirimkan profil bencana Sumbar periode 2014 hingga 2022, ke pemerintah kabupaten kota.

Rudy mengungkapkan, dari profil bencana tersebut, jenis bencana yang ada hampir sama di seluruh daerah di Sumbar. Ada enam bencana jenis bencana yang ada, Yakni, angin kencang, banjir, banjir bandang, longsor, abrasi pantai, dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Meski jenis bencananya sama ada enam. Namun, tidak semuanya ada di seluruh kabupaten kota. Ada yang hanya terdapat empat dan tiga jenis bencana saja di beberapa kabupaten kota,” terangnya.

Rudy mengatakan tujuan BPBD Sumbar mengirimkan profil bencana 2014-2022 ini ke pemerintah kabupaten kota, agar pemerintah kabupaten kota melalui BPBD masing-masing mulai menyiapkan mitigasi bencana untuk bencana yang berulang-ulang itu.

“Misalnya yang sering terjadi angin kencang, banjir, banjir bandang, longsor, abrasi pantai, dan karhutla. Ini akan menjadi program mitigas bencana,” terangnya. (**)